10. When I Fail In Love

1.2K 156 20
                                    

Happy reading.

Mungkin terdengar aneh ditelinga ku namun, hal itu tidak dapat dipungkiri bahwa aku merasa terjadi sesuatu pada mereka berdua, walaupun aku tidak tahu jelasnya seperti apa tapi hatiku berkata mereka ini memiliki hubungan yang tidak sama sekali tidak ku ketahui.

Jisung dan Kak Jeno pernah bersahabat dekat.

Aku mengetahui hal itu dari mulut Jisung sendiri, aku tidak pernah menyangka bahwa mereka pernah memiliki suatu hubungan yang begitu dekat bahkan mereka terlihat seperti adik kakak saat Jisung memberikan foto kenangan mereka, tidak menyangka jika Kak Jeno bisa menyembunyikan hal itu kepadaku, dia membenci Jisung karena Jisung pernah menyakiti hatiku, lalu jika aku bisa memaafkannya mengapa Kak Jeno tidak bisa?

“Aku lagi berusaha biar kakak kamu maafin aku ini,” ucapnya seraya melihat kolam renang dengan tatapan kosong.

Kami sedang berada di taman belakang rumahku, bersama Jisung sambil memakan camilan yang kita buat sendiri karena hujan sudah cukup reda aku memutuskan untuk bicara dengan Jisung di taman belakang saja, karena banyak pertanyaan yang melibat diotakku tentang Kak Jeno, akhirnya Jisung bisa menceritakan semuanya walaupun tidak sepenuhnya diceritakan.

“Kakak kamu gak suka liat orang yang dia sayang, terluka .... ” lirihnya.

“Gapapa, mungkin Kak Jeno belum siap kalo kamu deket sama aku lagi. Takutnya kamu ngulangin kesalahan yang sama,” balasku sambil menatap Jisung.

“Kamu berharap aku deket lagi sama kamu?”

“Eh? Engg — ”

“Okay.”

Lihatlah betapa menyebalkan nya diri Jisung, selalu memotong perkataanku lalu berkata yang tidak mungkin akan terjadi, ya, aku tidak mungkin bisa kembali kepadanya bagaimana bisa jika untuk melupakannya saja lebih dari kata sulit dan jika dirinya kembali lagi maka itu akan menambahkan kesulitanku untuk meluapkan dirinya.

Payah.

Mengapa aku seperti benar-benar berharap Jisung kembali lagi.

“Dek.”

Itu suara Kak Jeno, memejamkan mataku sejenak lalu dengan hati-hati melihat kearah Kak Jeno yang tengah berdiri di ambang pintu sambil melihat keberadaan kami tanpa menggunakan ekspresi sama sekali. Bencana akan terjadi, aku khawatir Jisung yang akan menjadi korbannya.

“Masuk. Tidur, udah malem.”

Aku menatap kearah Jisung dan anak itu tersenyum kecil dan menganggukkan kepalanya seperti mengisyaratkanku agar mengikuti perintah Kak Jeno, hei? Bagiamana bisa aku masuk begitu saja dan sedangkan dirinya bagaimana? Aku harus melakukan apa sekarang. Memang ini sudah larut malam dan aku sepertinya tidak bisa membantah perkataan Kak Jeno saat ini.

“Tapi Jis — ”

“Dia di sini, kakak mau ngomong sebentar sama dia.”

“Kamu masuk,” ujarnya, aku hanya bisa menghela napasku pasrah akan perkataannya kali ini, tidak tahu apa nasib Jisung setelahnya tetapi aku berharap semuanya akan baik-baik saja.

Aku melangkah berat meninggalkan keberadaan mereka, tidak tahu apa yang akan terjadi pada mereka berdua namun, aku akan berusaha berpikir positif dan tidak berpikir negatif.

after meet you [ selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang