03. First Love

1.8K 224 45
                                    

Happy reading♡.

Tidak bisakah waktu lebih cepat berjalan. Kenapa aku harus memandang matanya selama ini, rasanya selalu terkunci saat melihat mata hitamnya aku tidak bisa memikirkan hal lain, aku merasakan jantungku berdetak dua kali lebih cepat, matanya, tatapannya, tidak ada yang berubah sama sekali. Aku bisa jatuh lagi jika begini.

Ah shit!

Lalu sedetik kemudian dia berdiri tegak dan aku juga melakukan hal yang sama, menggaruk tengkuk leherku yang sama sekali tidak gatal aku pikir dia tidak memerhatikan diriku, namun aku salah besar. Dia sedang memperhatikan wajahku sedari tadi, mungkin aku yang terlalu percaya diri tetapi aku bisa merasakan hal itu.

Aku beranikan diriku untuk menatap wajahnya, mataku berhenti berkedip. Kini semuanya telah berbeda, Jisung memberikan tatapan datar yang sebelumnya tenang. Pahatan wajah yang tampan tidak berubah selama dua tahun ini. Dia terlihat lebih dari yang aku kenal sebelumnya.

Nngg... Maaf.” ujarku memecahkan keheningan, kenapa rasa benciku padanya hilang seketika jika sudah berada di hadapannya ini.

Entahlah, aku pun tidak mengerti apa yang telah terjadi pada diriku ini. Aneh, ya memang sangat aneh menurutku.

Dia sama sekali tidak merespons. Aku hanya bisa mengigit bibir bawahku saja, aku seperti orang bodoh di sini memainkan jemariku sambil menundukkan kepala. Aku ini seperti sudah terhipnotis.

“Oke.” lalu dia pergi begitu saja.

What the hell?! Aku mengerutkan keningku, tidak masuk akal saja. Dia sudah berubah ternyata, sifat dinginnya sudah kembali lagi. Jujur, aku merasa seperti orang asing lagi baginya.

Menghela nafasku panjang aku mengambil buku paket yang ku tuju, lalu aku membacanya dengan pikiran yang tidak bersatu dengan buku tersebut. Otakku masih berfungsi namun pikiranku masih belum bisa mendominasi dengan otakku sendiri.

“Jiyoung! Sini!”

Aku terkejut, mengerutkan keningku sambil melihat keluar jendela di dekatku, aku melihat Hyunjin tengah melambaikan tangannya mengisyaratkan agar diriku bisa menghampirinya.

Berdecak lalu aku memutuskan untuk menaruh buku kembali ke tempatnya, keluar dari area perpustakaan dengan langkah yang berat. Aku sudah di kejutkan oleh Hyunjin yang sudah berdiri sambil tersenyum lebar di balik pintu.

“Apasi?” tanyaku cepat.

“Di suruh Somi makan dulu, yang lain udah nunggu di kantin. Sambil nunggu instruksi dosen kita isi perut dulu.”

Mengulum bibirku sejenak, aku langsung mengacungkan jempol di wajah Hyunjin, dia nampak heran namun aku tidak perduli, aku langsung meninggalkannya mencari keberadaan yang lainnya. Jujur aku juga lapar.

“Mau kemana? Arah kantin ke kanan.”

Aku menghentikan langkahku lalu berbalik badan menatap Hyunjin yang sedang memasang wajah meledek kepadaku. Menyebalkan.

Aku salah arah. Namun aku tidak mau kalah.

“Orang mau ngaca doang, hayu!” lalu aku melengos pergi menuju arahan dari Hyunjin, dan benar di arah kanan sudah ada tulisan

Canteen

Aku malu.

“Sejak kapan Jiyoung bisa ngaca di tembok?”

“Hyunjin!” teriakku sangat lepas, telingaku masih berfungsi wahai Hyunjin.

Jangan mempermalukan aku...

after meet you [ selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang