HOPE [COMPLETED]

Reine

Potongan kisah tentang Reine.

Elena hendak ke dapur saat mendapati seorang wanita duduk di living room. Penasaran, ia pun menghampiri. Sadar akan kedatangan Elena, wanita itu berdiri dari duduknya."Sore, Bu," sapanya sopan.

Elena diam, tak menyahuti wanita itu. Ia memperhatikan wajah yang terasa tak asing baginya. Ingatan masa lalu seketika menghampiri. Membuatnya tiba-tiba merasakan sesuatu yang aneh.

"Ekhm... Kenalin Bu, saya Kinal."

Sial, wanita ini pasti mengiranya aneh. Pikir Elena. Ia kembali memperhatikan wajah wanita itu. Senyum itu membuatnya semakin mirip saja dengan seseorang di masa lalu Elena.

Baru pertama kali ia bertemu dengan wanita ini, tapi hatinya terasa begitu hangat. Hanya melihat senyum itu, mampu membuatnya merasa senang. Aneh sekali.

"Elen." Jawabnya akhirnya, menjabat tangan yang sudah terangkat selama hampir satu menit itu. Membuat Kinal merasa lega, tak lagi diselimuti rasa canggung karena ditatap seperti itu.

"Mom."

Panggilan itu membuat Elena dan Kinal menoleh, Carissa sudah berdiri di tangga.

"Hei sayang. Ada temen kamu nih nyariin. Mommy pikir kamu keluar." Ucap Elena asal. Padahal ia sendiri belum tau maksud kedatangan Kinal ke sini.

"Aku di atas dari tadi."

"Ayo ke kamar," ajak Carissa, Kinal mengangguk.

"Mom, aku ke kamar dulu," pamitnya.

Elena hanya mengangguk. Masih bingung dengan perasaan aneh yang tiba-tiba ia rasakan karena wanita di hadapannya ini.

"Ke atas dulu, Bu," pamit Kinal, sedikit membungkuk, memberi hormat sebelum mengikuti langkah Carissa.

Tiba-tiba rasa gundah menghampiri Elena. Berbagai ingatan masa lalu muncul di benaknya. Dari semua ingatan itu, terselip satu nama yang begitu ia rindukan.

Reine.