17. Tunggu Aku, Areta

4.4K 593 196
                                    

Kalau Allah memberikan ujian pada para hamba-Nya, itu tanda dari kasih sayang-Nya. Jadi jangan pernah berburuk sangka atas apa yang telah menimpamu.

• You Are The One • 

• You Are The One • 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















Tak ada pergerakan dari Anton, darah segar terus memaksa keluar dari bagian perutnya.  Gadis bermata biru itu bangkit, berjalan tertatih menuju pintu keluar.

Dia tak bermaksud membunuh orang lain di sini, harusnya aku yang mati, bukan dia.

Tangannya bergetar untuk membuka gagang pintu, dia akan pergi dan bersembunyi seumur hidupnya. Menghilang dari dunia adalah impiannya.

Namun alangkah terkejutnya dia saat membuka pintu kamar.

Sang Kakak dan empat ajudan Anton telah berdiri di sana. Mereka juga terkejut saat melihat gadis itu berlumuran darah.

“Apa yang terjadi?!” tanya Sang Kakak tegas.

“Di——dia terluka,” jawabnya dengn suara gemetar. Jalal menyingkirkan sang adik dan masuk ke dalam kamar bersama empat ajudan Anton.

Kedangan dia ke sini untuk meminta uang tambahan pada Anton tapi malah menemukan hal tidak terduga.

Inilah satu kesempatan yang di mikili sang gadis untuk pergi sejauh mungkin, dia berjalan cepat untuk keluar dari rumah terkutuk ini.

Jalal dan keempat ajudan Anton sangat terkejut. Bos besarnya tergeletak berlumuran darah.

Salah satu ajudan Anton berjongkok dan memastikan Anton masih hidup atau sudah meninggal.

“Bagaimana?” tanya Jalal.

“Masih hidup,” jawabnya.

“Cepat bawa ke rumah sakit dan Huma?!” Jalal menoleh, memastikan keberadaan adik angkatnya itu namun tidak ada.

Shit!” umpatnya.

“Kalian berdua bawa Anton ke rumah sakit, dan lu berdua ikut gue cari Huma!” Jalal pergi bersama dua ajudan berkepala plontos itu untuk mencari sang adik.

Dia tidak boleh kehilangannya, gadis yang dia panggil dengan nama Huma, adalah aset penghasil uangnya selama ini. Jika Huma hilang, maka tidak ada lagi penghasilan besar yang mengalir masuk dalam kantongnya.

Srak…srak… bruk!  Gadis itu beberapa kali terjatuh. Membuat rok terusan yang dia pakai sobek dibeberapa bagian. Sesekali dia menoleh untuk memastikan bahwa tidak ada yang mengejarnya.

“Hah....hah...”  Napasnya terengah-engah, keringat dingin juga telah membasahi sekujur tubuhnya.
Dia terus berlari tanpa arah dan tujuan yang pasti. 

You Are The One [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang