📌Bisa dibeli di shopee Deveen Media Store
⚠️ AWAS BAPER ⚠️
📝 Islami-Romance
Areta percaya jika berharap pada-Nya akan berujung pada rasa bahagia, dan itu benar. Dia berhasil menjadi bagian hidup dari sosok Danish Hamizan Rabbani, laki-laki yang...
“Kaget ya?” Danish menumpuhkan dagunya di bahu kanan Areta.
“Iya, lagian kapan datangnya coba?” Areta sedikit menoleh dan tetap melanjutkan aktivitasnya.
“Kok sendirian? Katanya di bantu Huma.” Danish merasakan kenyamanan saat dirinya memeluk Areta, entahlah. Mungkin memang jodoh, jadi apa-apa yang berhubungan dengan Areta, akan membuatnya tenang dan bahagia, kecuali saat Areta dalam bahaya.
“Lagi angkat telepon di taman belakang tuh,” jawab Areta. Danish tak menyambungi. Dia memilih mencium pipi sang istri beberapa kali sampai Areta geram.
“Kakak! Ini aku lagi buat minuman, nanti tumpah.” Areta menatap Danish tajam.
Cup! Danish mengecup singkat bibir Areta lalu melepas pelukannya.
“Jangan ngambek, soalnya kalau lihat kamu marah, bawaannya pengen makan kamu!” ucap Danish dengan diakhiri tawa.
“Nyebelin! Udah sana ke ruang makan!” usir Arera.
“Iya…iya, ini mau manggil Huma. Biar bantuin kamu.”
“Oke.”
Danish berjalan ke arah taman belakang rumahnya, melihat Humaira yang sedang berbicara lewat telepon. Danish menangkap gelagat Aneh dari istri keduanya itu.
Dia berjalan pelan ke arah Humaira dan tidak segaja mendengar pembicaraan perempuan itu dengan seseorang.
"Bagus! Terus dekati mereka, galih informasi."
"Pasti, aku akan lakukannya demi kehancuran——"
Mata Danish membulat sempurna,kehancuran? Refkels bibirnya memanggil nama Humaira.
"Huma?"
Perempuan itu menoleh, dan tampak terkejut atas kehadiran Danish di hadapannya.
"Kehancuran siapa?" tanya Danish dengan wajah datar. Mata biru Humaira membualat sempurna, perempuan itu tampak panik.
“Siapa?!” tanya Danish sekali lagi dengan tatapan menusuk dan meminta penjelasan dari Humaira.
Seketika ucapan Raheel kembali menghantui otaknya, jika memang benar Humaira ada dipihal Jalal, Danish akan sangat kecewa.