[Prolog]

83.5K 2.4K 9
                                    

Jangan lupaa vote dan komen yaa!

Koreksi kalau ada typo😃

***

Perempuan itu menatap dirinya di pantulan cermin. Membuat dirinya bergedik ngeri. Perempuan di dalam cermin itu tampak dengan kantung mata yang tebal, mata sembab, muka acak-acakan khas bangun tidur dan muka yang memerah.

Menyeramkan.

Berjalan ke arah kamar mandi, Nat meluruhkan seluruh pakaiannya. Setelah ini, tidak ada yang namanya Nat patah hati. Ia harus bangkit. Jangan biarkan nenek sihir beserta ajudannya itu bahagia di atas penderitaannya.

Mata Nat terpejam. Meresapi air dingin yang memenuhi hampir seluruh tubuhnya. Wangi Green tea menyeruak memenuhi kamar mandi. Nat harus bisa menunjukkan pada mereka, bahwa Rai bukanlah satu-satunya laki-laki yang ada di bumi.

"Nat.." suara Net, saudara kembarnya memanggil perempuan itu. Membuat mata Nat terbuka lebar.

"Ya?"

"Kalo udah selesai, langsung turun ya, Nat."

Nat tak menjawab. Ia kembali pada dunianya. Menikmati setiap detik dalam ketenangan. Hingga di rasa cukup, Nat bangun dan mengambil bathrobe. Memakainya dan berjalan keluar.

Setelah rapih dengan pakaian rumah, Nat turun sesuai perintah Net. Berhari-hari sepulang kerja langsung mengurung diri di kamar, membuat quality time Nat bersama keluarga seakan terbuang. Semua ini karena Rai! Benci Nat.

Semua orang memandang Nat sedih. Nat nya yang ceria, sekarang tidak ada.

"Hai!!!" Nat menyapa dengan nada yang dibuat seceria mungkin.

Mama Anya tersenyum menatap Nat. "Sini Nat, duduk samping Mama."

Nat mengangguk kecil, lalu menarik kursi untuk duduk di samping Mama Anya. Setelah Nat duduk, Mama Anya mengelus punggung tangan anak perempuan satu-satunya itu. Menyalurkan kekuatan yang seharusnya beberapa hari yang lalu Mama Anya berikan, namun tidak bisa karena Nat yang selalu mengurung dirinya.

"Kamu kuat, Nak. Mama yakin kamu bisa ngelewatin ini semua." Mama Anya berbisik membuat mata Nat seketika berkaca-kaca.

Nat menggeleng pelan. "Nat nggak sanggup Mama.. Nat terlalu cinta sama Rai."

Semua yang ada di meja makan, mendengarkan dengan baik percakapan ibu dan anak itu. Walau pelan, mereka masih mampu mendengarkannya.

"Kamu anak Mama yang paling kuat, Nat. Mama yakin Nat bisa menghadapi semua ini." Mama Anya kembali meyakinkan Nat.

"Kamu harus buktiin sama keluarga tante Nette, kalo Rai nggak berpengaruh apa-apa untuk masa depan kamu." Kata Net menggebu-gebu. Atas kejadian inilah, Net yang paling sakit setelah Nat. Bagaimana tidak, ia saudara kembar Nat dan merasakan apa yang Nat alami secara tidak langsung.

"Buat mereka menyesal dengan tidak menangis, Nat." Tambah Net lagi.

Nat mengulang kata-kata terakhir Net.

Buat mereka menyesal dengan tidak menangis.

Apakah ia bisa?

***

Haloo! this is for the first time in my life i make wedding story hehe. So sorry ya kalo adaa yang kurangg:) i hope you guys enjoy with my 3th story😊

Ini masih prolog yaa guys. Stay tune teruss.

Buat yg nanya, kok 3th story, yg pertama mana? Ada. Lagi mau di revisi:)

Xoxo,

96hectichooman

NATHANIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang