Lalisa

2.1K 106 2
                                    

❣❣❣

"Sahur.. sahur.. bangun woi udah Isya'..!!" Bantal yang tak mempunyai sayap itu terbang hingga mengenai wajah tampan pria bergigi kelinci itu.

"Eh si anjir emang tuh bocah." Pria itu menghampiri ranjang sang adik dan menarik selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

"Bangun gak..?!!" Pria itu menepuk-nepuk pantat sang adik agar cepat bangun. Gadis itu lalu membuka mata dan menatap sang kakak sinis.

"Bisa gak sih, biarin gue tidur satu jam aja." Bobby, pria itu hanya nyengir dan duduk di pinggir ranjang adiknya.

"Gue beli makanan, lo belum makan kan..? Sana makan dulu. Di bawah juga ada Jisoo." Lalisa atau yang kerap di panggil Lisa, tak menggubris ucapan sang kakak, ya karena ia kembali memejamkan matanya hingga ia kembali tidur •_•

"Lalisa..!!" Bobby yang kesal akhirnya menarik tangan sang adik lalu menggendong bayi kecilnya itu hingga ke ruang makan. Lisa tak meronta, jika ia sudah tidur maka ia tak ingat sekitar, kebo emang.

"Emhh.. gue ngantuk kak." Lisa melanjutkan tidurnya, ia meletakkan kepalanya di meja makan.

"Lisa, nih coba deh nasi goreng Mang Sarman." Jisoo, selaku calon kakak ipar yang baik untuk Lalisa, menyodorkan sepiring nasi goreng di depan gadis itu.

"Baunya enak, tapi mata gue gak mau buka nih." Lisa menunjukkan wajahnya yang kucel dengan mata terpejam rapat. Jisoo dan Bobby menahan tawa melihat wajah gadis itu.

"Ya kan lo tutup Lisa.. mau gue buka pakai jepitan baju..?" Mata Lisa yang semula terpejam, seketika terbuka. Ia memaksa matanya agar tak terpejam, ia takut jika kakaknya itu benar-benar menjepit kelopak matanya dengan jepitan rambut.

"Iya-iya, mana nasgornya..?" Gadis itu lalu melahap nasi gorengnya dengan mata yang sesekali terpejam. Bobby yang melihat tingkah adiknya tersenyum lalu mengacak rambut gadis itu gemas.

Semua mata mengarah ke arah pintu utama saat seseorang membukanya. Seorang pria paruh baya dengan setelan kantornya memasuki ruangan bercat putih itu. Ia lalu melangkahkan kakinya menuju meja makan yang kini terdapat anak-anaknya yang tengah makan malam.

"Kalian makan tapi gak ngajak Papa..?"

"Nih Pa, punya Lisa tinggal tomat sama timunnya, lumayan buat ganjel perut." Jiwon mencubit pipi putrinya gemas.

"Enggak, Papa udah kenyang." Matanya beralih menatap Jisoo yang melihat interaksi antara Lisa dan Papa kekasihnya itu.

"Kamu sudah makan Jisoo..?" Jisoo yang mendapat perhatian dari sang calon mertua tersenyum dan mengangguk.

"Udah Pa, tadi makan sama Bobby." Fyi, Jiwon sudah menganggap Jisoo sebagai anaknya, selain dia teman dari Lisa, ia juga kekasih dari putranya. Dan juga, Ayah Jisoo adalah sahabat karib Papa Lisa. Jadi, mereka sudah layaknya keluarga jika sedang bersama.

Jiwon mengangguk-anggukan kepalanya, "Ya udah, Papa mau istirahat. Selamat Malam anak-anak Papa yang cantik dan ganteng."

"Malam Pa.."

***

'Oppa jangan tinggalkan aku..'

'Tidak, aku tidak akan meninggalkan mu. Kau lah kekasihku, kau satu-satunya wanita yang ada di hatiku dan kaulah____'

Mengetik menghapus mengetik menghapus, itulah yang Lalisa lakukan saat ini.

"Ah, kalau kayak gini gimana gue bisa buat cerita yang romantis.." ya, Lisa adalah salah satu penulis cerita di salah satu aplikasi yang sudah lama ia simpan di memori ponselnya. Ia sangat senang dapat menyalurkan kehaluannya di aplikasi berwarna oranye itu.

Ia berpikir untuk membuat cerita baru yang bergenre romantis, namun saat baru saja membuat deskripsi untuk cerita tersebut ia langsung kesal sendiri. Bagiamana tidak, ia tak punya pengalaman romantis, ia memang suka menonton drama korea, tapi semua yang ia tonton rata-rata bergenre action yang jarang ada bau-bau keromantisan. Dan soal pengalaman, ia juga belum pernah berpacaran. Banyak pria di sekolahnya yang menyatakan cinta padanya, bahkan ada yang nekat datang ke rumah. Tapi karena ada pengawal bergigi kelinci di rumah ini, Lisa jadi aman. Lisa sama sekali tak tertarik dengan mereka yang mencoba mendekati Lisa, bukan karena Lisa memiliki gangguan atau apa. Lisa gadis normal, ia hanya tengah menunggu seorang pria yang 11 tahun lalu menolongnya. Namun Lisa tak tau siapa pria itu, hanya saja saat itu Lisa dapat merasakan genggaman tangan pria itu sebelum air sungai yang deras membuatnya tak sadarkan diri.

Ia menggigit bibir bawahnya, ia harus meminta bantuan para sahabatnya untuk mencarikannya pacar, agar ia punya pengalaman dan dapat melanjutkan cerita romantisnya yang tertunda. Dan yang terpenting, Lisa harus bisa merasakan apa itu ciuman. Karena hal itu adalah yang terpenting di setiap cerita romantis.

❣❣❣

Tulalalala..

Aku kembali lagi dengan HanLis, uh udah lama sih pngn buat cerita ini. Cuma ya aku milih fokus dulu ke NAYARA. Tapi tangan gue gatel anjir pngn ketik ni cerita, dri pada nganggur kan. Kan gk enak di anggurin. Pletak.

Btw, itu Jiwon tuh Bapaknya Neng Lalis, terus Bobby itu Abangnya Neng Lalis. Padahal aslinya satu orang, bahahahah..

Udahlah terserah aing mah, pnting kan buat cerita. Terus kalian juga jngn ngira kalau author jg kayak Lisa waktu buat cerita romantis macam ni. Author mah dri hasil nnton drakor, movie nya IKON sama dengerin musik aja udh pmgn buat cerita. Apalagi kalau lia doi senyum, beh rasanya pngn langsung ku ajak untuk membuat cerita bersama. Haha kebanyakan minum sofel nih bocah.

Dan ya lagi, banyak ngetik emang nih author.

Cerita ini terinspirasi dari film jepang, yg judulnya Mission Of Love, tapi tenang, author bakal nambahin insiden-insiden yang lbih okay pkoknya.

Silahkan yang mau nnton filmnya, bagus loh. Gak nyesel deh pkoknya.

Udahlah capek, jngn lupa voment trus tmbahin nih cerita di perpustakaan sama daftar bacaannya situ, biar author seneng.

Maaf typo.

TBC

KISS ME °° HANLIS°°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang