❣❣❣
"Mbak, itu bunga yang diatas jangan warna putih. Saya mau warna kuning aja, warna kesukaan anak saya.""Iya Pak, nanti saya ganti."
Rumah yang biasa senyap di siang hari kini berubah ramai dan penuh orang. Hari Sabtu, weekend, hari dimana orang-orang memilih bermalas-malasan. Berbeda dengan orang malas, kini Jiwon berkeliling melihat dekorasi untuk acara akad nikahnya nanti. Nikah di malam minggu, itu yang Jiwon inginkan semenjak kenal dengan sang pujaan hati. Walau mendadak, tapi acara nanti malam hanyalah akad nikah. Untuk acara resepsi, Jiwon ingin merayakannya tepat di hari ulang tahun calon istri. Yang jelas masih seminggu lagi. Alasannya sederhana, Jiwon sudah tidak tahan. Hanya itu.
"Ini siapa yang mau nikah Pa..?!" Lisa yang baru pulang dari sekolah terkejut dengan keadaan rumahnya.
"Kamu udah pulang..?"
"Ditanya malah balik nanya."
"Ck iya-iya, ya Papa lah yang mau nikah."
"Ha..?!" Lisa cengo, jelas lah. Siapa yang tak terkejut dengan semua ini. Papanya yang kemarin baru saja meminta restu, tiba-tiba besok harinya malah main nyewa penghulu.
"Kok Papa gak bilang sama Lisa..?"
"Kamu tadi malam asik tidur sama Hanbin. Jadi Papa cuma bilang sama Abangmu."
"Tapi Kaka Bobby gak bilang sama Lisa Pa..!!"
"Ya terus ngapain kamu marahin Papa..?"
"Ih tau ah, Lisa sebel sama Papa..!!" Jiwon menatap putrinya yang melangkah dengan kesal ke kamarnya. Ia lalu beralih menatap Hanbin yang sejak tadi berdiri melihat interaksi antara Calon mertua dengan calon makmumnya. Eaaaa..
Hanbin lalu melebarkan bibirnya membentuk senyuman yang teramat sayang untuk dibiarkan.
"Kejar gih Bin, kamu kan pawangnya." suruh Jiwon pada Hanbin.
"Siap Om, tenang aja. Setiap Lisa lagi kesel kayak gitu. Serahin aja sama Hanbin." Dengan watadosnya, pemuda itu menepuk dadanya sebelum pergi ke kamar Lisa.
Hanbin membuka pintu kamar Lisa yang tak terkunci, ia lalu masuk dan melihat kekasihnya tengah berada di atas ranjang dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya. Ia lalu meletakkan tasnya dan duduk disisi ranjang Lisa.
"Lisaaa.." tak ada tanggapan.
"Sayang.." hening.
"Papanya mau nikah masak marah kayak gini..?" Hanbin menarik selimut yang menutupi tubuh Lisa. Dan selanjutnya, ia terdiam menatap datar apa yang kini ada di depan matanya.
"Gimana bisa gue ngomong sayang ke guling..?"
Hanbin lalu beranjak dari duduknya dan mencari dimana kekasihnya itu berada.
"Lisa..?" Hanbin mengetuk pintu kamar mandi, siapa tau Lisa disana.
"Apa sih panggil-panggil.." Hanbin menoleh ke arah dimana suara itu berasal. Ia melihat Lisa yang tengah membawa camilan.
"Lo darimana..?"
"Dari kamar Ibob, habis ngasih pelajaran."
"Pelajaran apa..? Pelajaran pramuka..?"
"Pelajaran bela diri." Lisa lalu duduk di sofa dan memainkan ponselnya. Hanbin ikut duduk disamping gadis itu. Ia menatap langit-langit kamar Lisa yang terlihat menarik.
"Lisa.."
"Hm..?"
"Nikah yuk." Mata yang awalnya menatap ponsel kini beralih menatap Hanbin.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISS ME °° HANLIS°°
Teen Fiction"Gimana rasanya ciuman..?" _ Lalisa Manoban "Gak usah banyak tanya, langsung praktek aja." _ Kim Hanbin Cup yaaaaaaahaaaaa Kim Hanbin × Lalisa Manoban