❣❣❣
Lalisa sedari tadi menunggu kedatangan Hanbin, gadis itu kini berdiri di area parkir. Namun matanya tak juga melihat sosok Hanbin datang menghampiri nya.
"Lo gak pulang Lis..?" Tanya Rose yang kini juga sedang menunggu June mengambil motornya.
"Nunggu Hanbin." Balas Lisa ketus.
"Tadi gue lihat cowok lo lagi sama Sana di lapangan. Coba sana lihat." Ucap Rose, Lalisa membulatkan matanya. Dia berdecih, Kim Hanbin tetaplah Kim Hanbin. Si Crocodile tengik.
Dengan cepat gadis itu berlari ke arah lapangan, matanya menatap sekitar untuk mencari Hanbin dan gadis uler itu.
"Dasar buaya, tadi pagi aja cium-cium gue, bilang Love you. Sekarang aja berduaan sama cewek lain. Kurang pro dia selingkuhnya." Gadis itu mendumel sendiri sambil melihat tajam kedua manusia yang tengah membicarakan sesuatu.
"Awas aja lo, gue bakal buat lo cinta mati sama gue. Aneh juga sih, Uler sama buaya bisa akur. Biasanya juga gelut." Lisa melipat kedua tangannya. Menyaksikan bagaimana bahagianya dua wajah itu saat bersama. Bahkan Lisa juga mendudukkan dirinya di kursi dekat lapangan. Ia menyaksikan Hanbin dan Sana yang tengah mengobrol ria, ia sudah seperti menyaksikan drama koriya saat ini.
"Ah berasa jadi Ji Sun Woo gue.." lagi-lagi Lisa mendumel.
"Lah itu ngapain pake acara pelukan, wah gak bisa di biarin nih." Lisa segera berdiri dari duduknya dan berjalan cepat menuju Hanbin dan Sana berdiri.
Tanpa berkata Lisa menarik tas Sana hingga pelukan mereka terlepas.
Mata Hanbin membulat saat melihat Lisa yang kini ada di depannya."Bukan muhrim, gak boleh pelukan." Ucap Lisa dengan senyuman terindah nya. Sedangkan Sana menatap Lisa kesal.
"Lo apa-apaan sih, ini tuh pelukan terakhir gue sama Hanbin. Jadi gak usah ganggu." Sana mendorong Lisa yang berdiri diantara dirinya dan Hanbin.
"Heiii, lo tau kan sekarang Hanbin tuh cowok gue. Jadi gue berhak larang lo buat peluk Hanbin." Lisa kembali ke posisinya dan menatap Sana rendah.
"Eh Hanbin gak nolak gue peluk, ngapain lo sewot..?"
"Ya jelas lah, kan lo main nyosor makanya dia gak nolak. Udah tau Hanbin cowok kadal masih aja di percaya."
"Terus lo apa hah..? Lo nyatanya mau sama Hanbin yang jelas-jelas cowok kadal."
"Ya,, ya gue kan di jodohin sama Bokap gue. Jadi gue mau aja, karena gue gak mau jadi anak durhaka."
Hanbin diam, dia tak mau ikut campur untuk sementara waktu. Dia sekarang harus menjadi penonton setia dulu.
"Tapi lo mau aja di cium sama Hanbin walau udah tau Hanbin kayak apa."
"Ya kan gue pacarnya, wajar dong kalau gue ciuman sama dia. Bahkan gue bisa ciuman di depan lo sekarang." Hanbin menatap Lisa tak percaya, gadis itu benar-benar mengerikan.
"Lisa udah, ayo pulang." Hanbin memegang lengan Lisa agar gadis itu mau ikut dengannya, namun nyatanya Lisa malah membalikkan tubuhnya dan mencium bibir Hanbin tepat di depan mata Sana, mantan Hanbin yang kesekian.
Mata Sana melebar, ia terkejut dengan ini. Jujur ia tak pernah merasakan bibir Hanbin, ia ingin tapi Hanbin tak pernah menciumnya. Dan ia juga tak mau mencium Hanbin lebih dulu.
Lisa melepas kecupannya dan mengusap pelan bibir Hanbin. Sedangkan Hanbin terlalu terkejut dengan kejadian barusan.
"See, gue udah lakuin hal yang lo lihat di perpus secara live. Jadi jangan pernah ganggu hubungan gue sama Hanbin, pergi jauh lo dari sini." Saat di perpus tadi sebenarnya Lisa tau jika ada seseorang yang melihatnya tengah bersama Hanbin. Maka dari itu ia membisikkan sesuatu hal tak terduga di telinga Hanbin dengan senyum miring khas Lalisa.
"Ayo Sayang kita pulang." Lisa menarik tangan Hanbin dan berjalan meninggalkan Sana yang menatap punggung mereka kesal.
***
Mobil merah itu terlihat sepi, tak ada suara di dalamnya. Bahkan suara lagupun tak terdengar, biasanya Lisa akan memutar lagu jika bersama kakaknya. Namun kali ini, hufftt.
"Gue bisa jelasin." Ucap Hanbin tiba-tiba. Lalisa segera mengalihkan pandangannya ke luar jendela.
"Sana mau pindah sekolah, dan tadi dia pamitan sama gue."
"Gue gak nanya, gue gak peduli."
"Lo cemburu..?"
"Ya wajar lah kalau gue cemburu, lo cowok gue, mana ada cewek yang gak cemburu lihat cowoknya berduaan sama cewek lain."
"Lo udah mulai suka sama gue..?"
"Kalau gue cemburu belum tentu gue suka ya sama lo. Gue cewek, punya harga diri, ya hargai lah gue sebagai cewek lo. Jangan ngarep gue suka sama lo."
"Ya udah sih jangan ngegas, selow aja."
"Gue gak ngegas ya..!!" Hanbin tiba-tiba menghentikan mobilnya di tepi jalan yang terlihat sepi.
"Kenapa berhenti..?" Tanya gadis itu ragu.
Hanbin mendekat, Matanya tak lepas dari Lisa. Sedang yang di tatap justru terlihat takut.
"Jangan macem-macem ya lo..!!"
"Maaf.. gue minta maaf.." Kalimat itu keluar dari bibir pria itu. Ibu jarinya terangkat untuk mengusap pelan pipi milik Lisa.
"Gue tau gue salah, harusnya gue bisa kontrol diri gue. Gue janji gak bakal deket-deket lagi sama Sana atau cewek lain."
"Pindah rumah gih Bin."
"Maksudnya..?"
"Kebun binatang masih longgar, kolam buayanya juga nganggur."
"Gue serius Lisa..!!"
"Gue juga serius kok."
"Gue beneran janji gak bakal deket-deket sama cewek lain selain lo."
"Pliss deh Bin, lo merguru dimana sih..? Kenapa kayak bocil gini..? Lagian terserah lo mau deket sama siapapun, toh gue cuma pacar bukan istri."
"Gue merguru di Abang lo. Terserah gue lo bilang..? Terus tadi ngapain misahin pelukan gue sama Sana..?"
"Yakan beda, Sana tuh mantan lo. Dan juga musuh gue, gue gak suka apa yang udah jadi milik gue di sentuh sama musuh bebuyutan..!"
"Ohh jadi kalau di sentuh Seulgi boleh dong..?"
"Hanbin..!!"
❣❣❣
Voment yukk..
Yang ini kurang greget, besok aja.
Maaf typo gan.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
KISS ME °° HANLIS°°
Teen Fiction"Gimana rasanya ciuman..?" _ Lalisa Manoban "Gak usah banyak tanya, langsung praktek aja." _ Kim Hanbin Cup yaaaaaaahaaaaa Kim Hanbin × Lalisa Manoban