Perpustakaan

787 73 37
                                    

❣❣❣

Istirahat.

Lisa celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang. Ia sedang mencari Hanbin, yang tadi pagi mengatakan jika ia menunggu Lisa di Perpustakaan.

Ia tak menemukan Hanbin padahal ia sudah berputar tiga kali lebih di dalam ruangan ini.

"Mana sih tuh bocah. Katanya, ninti istirihit gii tinggiin di pirpistikiin yi.." cibir Lisa dengan bibir yang di metot-metotin. *Apasih namanya, pkoknya metot-metotin lah.

Lelah mencari Hanbin, Lisa duduk di salah satu kursi kosong. Ia duduk di dekat jendela, dia melihat ke arah lapangan yang kini tengah ramai oleh para murid kelas sepuluh. Mereka terlihat asik bermain kucing-kucingan. Lisa mulai membuka bukunya, ia terlihat fokus membaca sampai tak sadar jika kini di depannya sudah duduk seseorang yang ia cari sejak tadi.

Hanbin menatap Lisa yang tengah serius membaca, ia menopang dagunya dengan mata yang sibuk mengamati setiap inci wajah ayu itu.

"Serius amat bacanya." Ucapan Hanbin berhasil mengalihkan perhatian Lisa.

"__ lo nungguin gue ya..?" Tanya Hanbin.

"Dih, siapa juga yang nungguin lo, asal lo tau ya. Gue tuh emang suka kesini."

"Oh." Balas Hanbin singkat. Lisa pura-pura tak peduli dan lanjut membaca, walau kadang matanya mencuri pandang ke arah Hanbin yang ada di depannya.

Hanbin menurunkan buku yang Lisa baca, agar ia dapat melihat dengan jelas wajah Lisa.

"Jangan ditutupin wajah cantiknya." Ucap Hanbin dengan wajah menggoda. Sedangkan Lisa malah memasang wajah jijik pada pria itu.

Lisa beranjak dari duduknya dan menuju rak buku yang berada paling pojok. Ia memilih buku lainnya dan bersiap untuk mengambil buku yang ia pilih. Ia sedikit berjinjit agar mendapatkan buku itu, namun apa daya walau ia sudah setinggi itu nyatanya buku itu tak dapat ia gapai. Tiba-tiba sebuah tangan kokoh mencoba meraihnya, dan dapat. Lisa melihatnya, ia tak sengaja menoleh dan melihat wajah Hanbin yang begitu dekat dengannya. Ia dapat melihat dagu pria itu dari bawah, bibir pria itu juga terlihat merekah dri bawah. Ah Lisa jadi tergoda, eh..

Hanbin menunduk melihat Lisa yang sedari tadi menatapnya. Perlahan Hanbin menjauhkan tubuhnya dari Lisa, ia lalu memutar tubuh Lisa agar menghadapnya. Hanbin meletakkan tangannya di rak buku, matanya menatap mata Lisa lekat. Sedangkan mata Lisa hanya fokus pada satu titik, yaitu bibir Hanbin. Lisa bisa saja langsung menghajar pria ini, namun ia tak tau bagaimana caranya :)

Ia menelan salivanya saat Hanbin menjilat bibir bawahnya,  ia tak tahan, jelas ia tergoda. Dengan pelan ia menarik dasi Hanbin, ia sedikit berjinjit dan dengan seribu keyakinan, ia mencium bibir merah milik Hanbin. Ia hanya menempelkan bibirnya dengan bibir Hanbin.

Lisa melepas ciumannya dan berbisik pada Hanbin, "Kiss Me." bisik Lisa dengan senyuman yang Hanbin tak dapat melihatnya.

Tak buang waktu, tangan Hanbin beralih ke pinggang ramping milik Lisa. Ia lalu melumat bibir manis milik gadis itu, tangan Lisa bertengger manis di leher Hanbin. Mereka bahkan tak peduli dimana mereka berada sekarang, yang jelas mereka menganggap ini adalah dunia mereka sendiri.

Lumatan itu semakin memanas saat lidah Hanbin menerobos masuk ke mulut Lisa, Hanbin semakin memperdalam ciuman itu. Mereka melepas ciuman saat kehabisan nafas, Lisa menyembunyikan wajahnya di dada bidang Hanbin, ia terlalu malu untuk melihat Hanbin saat ini.

Hanbin mencium aroma rambut milik Lisa, ia mencium puncak kepala Lisa sekilas.

"I Love You Lalisa." Ucap Hanbin pelan. Tak ada jawaban dari Lisa, gadis itu hanya diam dan tetap dalam posisinya memeluk Hanbin.

Lisa memejamkan matanya, "Sorry Bin."

***

Matanya melihat ke depan, namun pikirannya melayang hingga ke pojok ruangan. Hanbin tersenyum mengingat kejadian tadi, kenapa Lisa jadi liar..? Tapi jujur ia suka Lisa yang seperti itu. Ia menyentuh bibirnya, lalu kembali tersenyum. Ia merasa jika kejadian tadi hanyalah mimpi baginya, berciuman dengan Lisa. Gadis yang sedari kecil ia cintai, gadis yang ia ingin lindungi, gadis kecil yang sangat cerewet jika di jahili oleh kakak gilanya, gadis yang mampu membuat Hanbin tak ingin melihat wanita lain selain dia, dan gadis yang membuat Hanbin bersujud di kaki Kim Jiwon, Ayah Lisa. Hanya untuk mendapat restu darinya.

"Kim Hanbin..!!" Pria itu terkejut, ia seketika sadar jika ia masih di dalam kelas.

"Kenapa kamu melamun..?"

"Saya gak ngelamun kok Pak."

"Kamu pikir saya gak tau apa..?! kamu tadi senyam senyum sambil pegang bibir, kenapa..? Lagi sariawan abis cipokan..?" Buset nih guru kalau ngomong kagak di pikir apa gimana.

"Iya Pak, tadi habis cipokan di Perpus." Balas Hanbin enteng. Pak Top melolot tak percaya, nih anak kenapa malah di jawab.

"Keluar kamu dari kelas saya, bersihin air got sampai jadi bening..!!"

"Kenapa gak sekalian pindahin air laut ke empang pak..?"

"Kamu ini ya..!! Ya sudah, pindahin gunung merapi ke Amerika sekarang..!!"

"Mana sempet, keburu telat." Tanpa dosa Hanbin keluar dari kelasnya, ia masih dapat mendengar teriakan Guru absurd itu yang memanggil namanya dan tak lupa suara tawa teman kelasnya.

Lagipula, ia juga bosen harus berada di pelajaran MTK apalagi gurunya model begitu lagi, kan jadinya gak fokus. Pria itu tak sengaja melintas di depan kelas Lisa, ia pun dengan polosnya bersandar di pintu dan memanggil nama Lisa seolah tak ada guru yang mengajar di sana.

"Lisaa.." ia tersenyum dengan alis di naik-turun kan. Sedangkan Lisa malu dengan tingkah Hanbin, ia menutup wajahnya dengan buku sangking malunya.

"Bukan pacar gue.."

"Kamu ngapain Hanbin..?" Tanya Bu Siel yang tengah mengajar di kelas Lisa.

"Nyapa pacar Bu." Jeritan dari para fans Hanbin membuat kelas yang awalnya senyap berubah gaduh.

"Aaa gak mungkin Hanbin sama Lisa pacaran..!!"

"Uwaaww kayaknya Kak Bobby bakal punya ponakan nih."

"Akhu thydak rela..!!"

"Bang Hanbin ku Ya Tuhan..!!"

"DIAM..!!" suara-suara aneh itu mulai terdiam, mereka mengunci rapat bibirnya agar Bu Siel tak memberi mereka hukuman.

"Kamu itu selalu aja bikin keributan, sekarang mending kamu pergi dari kelas saya. Muak saya lihat wajah sok ganteng kamu." Dengan kasar Bu Siel mendorong wajah Hanbin hingga pria itu terjungkal dan menutup pintu kelas dengan keras.

❣❣❣

Ngetik cerita pas dengerin lagunya Hanbin, biar krasa real hahai..

Jan lupa vomentnya, oh ya jan lupa jg mampir work aku yg lain guys. 45 Days, MAB, trus lainnya nanti OTW. Banyak bnget yg masih ngantri, jd tunggu aja sayangg..

Ayolah pd follow biar makin semangat.

Maaf typo.

TBC

KISS ME °° HANLIS°°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang