Rumah

822 89 42
                                    

❣❣❣

Setelah adegan cubitan pipi dari Kim Hanbin, Lisa segera melangkahkan kakinya menuju kelas. Ia tak mau terlihat idiot di depan banyak manusia yang tengah lalu-lalang.

"Gue dapet ide." Ucap Lisa dengan menjentikkan jarinya.

Gadis berponi itu segera membuka buku khusus dan mulai menulis beberapa kalimat yang terlihat sangat panjang. Jika dirasa kata itu tak tepat di antara kata lainnya, ia akan mencoret dan mengganti dengan kata baru.

'Simple Love'

Itulah judul untuk rangkaian kata yang tengah Lisa tulis. Tak ada alasan tertentu, mengapa ia memilih judul tersebut. Ia hanya merasa dua kata itu mampu menyangkup makna cerita yang akan ia tulis nantinya.

Aku melihatmu. Entah mengapa aku tak asing akan tatapan mata mu, usapan tanganmu, dan senyummu. Semua terasa indah, maka aku menikmatinya.

Kemarilah, datang padaku. Ubah dunia ini menjadi panggung cerita kita berdua.

Simple Love.

"Woah..!! Sumpah ini beneran gue yang nulis..?" Gadis itu berdiri dan berdecak kagum. Ia tak menyangka dapat menulis serangakaian kata-kata yang lumayan romantis lah untuk ukuran manusia seperti nya.

Ia membaca berulang kali tulisan tangan yang terdapat di buku bersampul biru tua itu. Senyumnya mengembang saat ia benar-benar sadar jika itu memang karyanya. Ya walau hanya beberapa kata, namun ia sangat bangga, karena itu karyanya sendiri. Dari pada plagiat milik orang lain kan.

"Ngehalu lagi nih bocah." celetuk seseorang yang tiba-tiba muncul di depan Lisa. Lisa mendongak dan mendapati Jisoo yang kini menatapnya prihatin.

"Lo ngapain lihat gue kayak gitu..?"

"Gak papa, gue cuma kasian sama lo. Udah jomblo, tukang halu lagi."

"Heh sadar diri lah, situ juga tukang halu. Lebih parah dari gue, mimpi bisa pacaran sama Park seojoon."

"Ya masih mending gue ada orangnya, real dan gue tau dia hidup. Lah lo..?"

"Apasih gak jelas." Baru saja Jisoo ingin membalas ucapan Lisa, namun Guru Fisika sudah memasuki kelas. Dan lagi, Lisa bersyukur, setidaknya ia terbebas dari si nenek sihir itu. Ia menjulurkan lidahnya ke arah Jisoo, yang di balas tatapan sinis dari gadis itu.

***

Terdiam di depan gerbang rumahnya sudah sering di lakukan oleh gadis bertubuh tinggi ini. Setiap ada kumpulan motor sport terparkir urakan di halaman rumahnya, ia akan terdiam di dulu dan berpikir keras. Apakah ia harus masuk dan melihat pemandangan mengerikan di dalam rumahnya atau tetap berdiri layaknya orang bodoh di depan rumah sendiri.

"Gak masuk Lis..?" Lisa terlonjak kaget saat mendengar suara berat itu. Matanya melirik sinis seseorang yang barusan membuatnya terkejut.

"Bisa gak sih, gak usah ngagetin gue..?!"

"Gue gak ngagetin lo. Kalau ngagetin tuh gini," June mendekat ke arah Lisa, menepuk bahu gadis itu dan__

"DOR.."

Tittttt___

Lisa menatap datar pria tinggi yang di sampingnya kini, "Gak lucu tau gak."

KISS ME °° HANLIS°°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang