04. Gadis Aneh dan Perjanjian

5 4 0
                                    

Langkah Helena kian di percepat ketika mendapati banyaknya kerumunan orang di pinggir hutan perbatasan kota. Helena berniat untuk langsung pulang ke istana Paradise  saat memutuskan mencari tahu siapa orang  yang menjadi objek kerinduan Pangeran Gravano disana.

Namun belum sampai disana, kerumunan warga desa itu menarik perhatianya. Memaksanya berhenti melihat siapa yang kini tengah di kerumuni warga desa.

Seorang gadis berbusana aneh dengan tubuh yang di penuhi luka tergeletak dengan posisi tengkurap diatas rerumputan hijau. Wajahnya tidak bisa di kenali karena tertutupi oleh rambut dan tidak ada yang berani menyentuhnya karna merasa waspada akan keanehan busananya.

Busana yang di kenakannya terdiri dari baju atasan pendek berbahan kulit dengan warna merah maroon sedangkan bawahannya dibalut celana levish berwarna hitam. Juga sepatu tinggi bertali berwarna putih sebagai alas kakinya.

Di tangan kirinya terdapat benda berwarna hitam melilit pergelangan tangannya. Disamping kirinya terdapat sebuah tas kecil berbentuk kepala panda.

Helena mengeluarkan sebuah serbuk kecokelatan dari tangan kananya meniupnya dengan element angin memenuhi pandangan para warga yang berkumpul disana.

Setelah tidak ada lagi yang memperhatikan gadis terluka itu, Helena dengan cepat mengangkatnya dan membawa barang aneh gadis itu pergi dengan teleportasi. Meninggalkan warga dengan raut kebingungan dan tanya akan kenapa mereka berkumpul di sana.

Ingatan akan gadis berbusana aneh yang mereka temukan kini hilang tak berbekas. Serbuk yang di taburkan Helena membuat ingatan mereka hilang sesuai akan ingatan tentang apa yang ingin di hilangkan Helena.

Serbuk itu di miliki oleh para Dewa agar setelah menampakkan diri oleh Mahluk fana seperti manusia mereka bisa menggunakannya.

                                  ✴✴✴

Helena membawa tubuh gadis itu ke sebuah perumahan kecil yang dibuat dengan kekuatannya sendiri sebelum pergi mengintip apa yang dilakukan para bangsawan kerajaan.

Meletakkannya pada sebuah kasur empuk yang terbuat dari awan yang dia ambil lalu membungkusnya dengan kain sutera. Awalnya itu akan menjadi kamar untuk peristirahatannya saat malam nanti agar tidak harus kembali ke istana Paradise dan mendengar bunyi gelang kaki dan mencium bau alkohol. Itu seperti mimipi buruk baginya.

"Kenapa kau memanggilku?"

Seorang pria bersayap putih bersih yang di tekuk datang dari arah belakang Helena. Sayapnya perlahan menghilang saat pria itu melangkah pelan ke arah Helena.

Helena memutar tubuh menghadap oada pria tampan yang baru saja datang.

"Ben, sembuhkan dia!"perintah Helena.

Benedict mengerutkan kening sebelum menelengkan kepala kearah samping melihat tubuh seorang gadis cantik di belakang tubuh Helena.

Setelahnya Benedict kembali menghadap Helena. "Kenapa harus aku? Dia belum mati."

Mata Helena berotasi sebelum menghela nafas kasar.

"Pakai mantra penyembuh, bodoh!" bentak Helena di sertai tatapan datar.

"Kenapa bukan kau saja?"tanya Benedict.

"Jika aku bisa, aku tidak akan memanggilmu kemari."

Benedict mengangkat bahu sebelum berjalan santai ke samping ranjang tempat gadis aneh itu terbaring.

"Kenapa busananya seperti ini?"

Tanpa menunggu jawaban dari pertanyaannya Benedict mengarahkan tangan kanannya ke kening gadis itu. Sebuah cahaya putih merambat keluar bagai sulur dari tangan Benedict lalu merambat masuk ke dalam kepala gadis bersurai hitam itu.

Country revenge : ALHEGRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang