Pagi datang, dan Sang Surya kini menunjukkan cahaya orange-nya. Menyinari setiap sudut dunia yang dapat dijangkaunya.
Menembus setiap lubang jendela rumah yang belum terbuka. Membuat seseorang yang kini tertidur pulas diatas ranjang menggeliat saat matanya terpapar sinar mentari.
Memaksa matanya untuk terbuka perlahan, sebari berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk pada netranya.
Setelahnya mata silver itu menelusuri ruang tidurnya yang sangat berbeda.
Helena menghela nafas kasar. Setelah mengingat kejadian sebelum dia bisa terbangun di kamar sederhana itu.
Setelah pertemuan itu Helena tidak dibiarkan pulang dan tinggal diistana selama beberapa hari untuk menjalankan tugas yang diberikan padanya. Namun tersirat sebagai hukuman.
Karena itu dia ditempatkan di ruangan kecil yang dulu sebagai ruangan kamar untuk pelukis kerajaan namun dia sudah berhenti jadi sekarang Helena menjadi penghuni sementara.
"Apa aku harus keluar? Tapi jika aku keluar, apa yang akan aku lakukan?"
Helena duduk di pinggiran kasur kecil yang hanya memuat satu orang itu saja. Mengedarkan pandangan kembali memeriksa seisi ruangan.
Semalam dia tidak bisa terlalu jelas memandang seisi ruangan sebab penerangnya hanya sebuah obor api yang berada ditengah ruangan.
Namun karena sudah pagi membuat ruangan kamar itu sedikit terang dimasuki cahaya.
Jelas sekali jika ruangan ini bekas kamar pelukis. Lukisan didinding ini terlihat mengagumkan dengan berbagai cat warna.
Seisi ruangan dicat dengan memperlihatkan pemandangan lapangan luas bunga Lyx.
Hanya satu yang tidak ada lukisannya. Dengan mata Dewi Helena, dia dapat melihat sesuatu dibalik tirai merah yang berhadapan langsung dengan ranjangnya.
Karena penasaran Helena berjalan melewati pintu berukuran kecil membuatnya harus sedikit menunduk ketika masuk dan mendapati tirai merah yang di lihatnya tadi.
Tirai tinggi yang menutup dinding selebar bentangan satu tangan Helena, membuat gadis itu memiringkan kepala.
"Lukisan ini sudah diberi perisai transparan, lalu ditutup dengan kain merah? Seberapa spesialnya barang dibalik dinding ini?"
Tangan Helena membuka tirai setelah melepas perisai yang cukup kuat mengelilinginya.
Tanda tanya besar semakin membuat Helena berfikir setelah melihat sebuah lukisan gadis kecil berwajah mungil dengan bibir tipis yang tengah terseyum. Juga rambut hitam kelam yang terurai panjang sebatas punggungnya.
Gaun kerajaan berwarna merah muda melekat pas ditubuhnya. Lukisan yang begitu terlihat nyata dan indah.
Dapat Helena pastikan bahwa dia adalah puteri kerajaan. Mengingat jika di Kerajaan Aligart hanya ada satu orang puteri.
Menandakan jika lukisan gadis kecil yang beranjak remaja itu adalah lukisan Puteri Gravina kembaran Gravano.
Tapi kenapa disembunyikan seperti ini? Ada hubungan apa Gravina dan pelukis kerajaan?
"Dewa Agung, ada banyak hal dimasa lalu yang tidak kuketahui. Kenapa juga gadis ini bisa melupakan masa lalunya! Helena...hanya masa lalumu yang dapat membantuku menyelesaikan semuanya."
Awalnya Helena begitu keras bersuara, namun mengingat dia berada dimana sekarang membuatnya mengurangi volume suara.
Helena segera menutup tirai lalu kembali memasang sihir dan perisai pada lukisan. Melangkah keluar kembali lalu menghela nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Country revenge : ALHEGRA
RandomSetelah peperangan yang terjadi antara Aligart dan Alhegra yang menewaskan Raja dan Ratunya. Sang Puteri Mahkota kerajaan Alhegra kini berlari menjauh menyembunyikan adik dalam gendongannya dari orang-orang Aligart. Karena adiknyalah sasaran dan tu...