Budayakan tinggalkan jejak membaca ya:)
.Happy Reading
.
Yang belum follow, follow dulu!.
Mata Gerald membulat setelah sadar bahwa ia memeluk Karin yang tingginya di bawah dia. Otomatis hidung Karin tertutup badan bidang Gerald. Karin pun susah untuk napas. Lucu memang mereka ini.
"Sorry, Rin gue gak sadar," ucap Gerald yang malu sambil menggaruk-garuk rambutnya. Karin hanya menatap Gerald datar sambil mengerucutkan bibirnya. Gerald pun mencairkan suasana dengan mengajaknya melanjutkan perjalanan. Perjalanan tanpa tujuan, hilang arah dan langkah tanpa kompas bagi Karin.
Jalanan pun mulai sepi karena sudah memasuki perkebunan dekat shelter.
"Kalau dingin peluk aja!" teriak Gerald pada Karin.
"Iiii Gerald modus," ucap Karin malu-malu tetapi langsung melingkarkan tangannya ke pinggang Gerald di atas motor.
Beberapa menit kemudian mereka pun sampai di gerbang shelter. Karin tampak terpesona dengan suasana shelter. Udara mulai menusuk kulit karena matahari akan segera tenggelam di ufuk barat.
"Rald, kamu gak dingin? Emangnya kita mau ngapain sih ke sini?"
"Udah, pake aja hoodienya!"
"Kita ngapain Rald udah mau malem gini ke tempat sepi, tapi bagus sih pemandangannya,"
"Udah ikut aja!"
"Ishhh." Karin mendelikkan matanya.
Sebelum memasuki ruangan shelter, Gerald membawa Karin dulu ke suatu tempat dekat shelter. Itu adalah suatu danau buatan yang sangat indah dan berada di belakang shelter. Karin begitu terpukau dengan pemandangannya. Danau yang tenang dan banyak pepohonan hijau, juga ada rumah pohon di dekatnya. Di pinggir-pinggir danau banyak sekali perahu. Tetapi, sayangnya tempat ini tidak dibuka untuk umum. Beruntung Gerald membawa Karin ke tempat ini.
"Rald, indah banget!"
Gerald tersenyum melihat Karin yang begitu terlihat bahagia hari ini. Dan sebentar lagi mereka akan menikmati sunset di danau ini. Warna langit sudah berubah menjadi pink, biru, orange, kuning bercampur. Sungguh indah. Kini, mereka sedang duduk di pinggir danau tersebut.
"Rald, mata kamu jangan liatin aku mulu dong, mending liat langit bentar lagi sunset," ucap Karin dengan senyum tak henti-hentinya.
"Aku lebih suka liat mata kamu," ucap Gerald masih menatap mata Karin.
"Kenapa?" tanya Karin lembut sambil memalingkan wajahnya menatap Gerald.
"Aku bisa melihat langit dan aku sendiri di bola matamu," ucap Gerald sambil menyentuh pipi Karin.
"Geraldddd!" ucap Karin sambil melepaskan tangan Gerald dari pipinya. Jujur saja, sekarang pipinya seperti kepiting rebus. Gerald suka melihatnya. Mereka pun akhirnya tertawa bersama ditemani langit yang meredupkan cahayanya kala sang raja siang ingin tenggelam.
Setelah itu, Gerald mengajak Karin ke dalam shelter.
"Ada yang mau aku kenalin di dalam sana," ucap Gerald pada Karin.
"Siapa?" tanya Karin lembut.
"Namanya Gerry," ucap Gerald.
"Gerry?" Karin bertanya sambil mengeryitkan dahi.
Entah, apakah ini waktu yang tepat atau belum. Tetapi, ia sangat ingin mengenalkan Karin pada Gerry meski waktu yang mendadak dan tidak direncanakan. Bi Susi pun terkejut karena kali ini Gerald tidak sendirian, melainkan bersama perempuan yang sangat asing baginya. Gerald pun mengenalkan keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
History Influence [Terbit]
Teen FictionOPEN PO 27 NOV-18 DES 2021 Tentang Karin yang menyukai Gerald, kembaran Gerry, cowok yang diduga menjadi penyebab kematian pacarnya karena ia sering melukai dan menganggap dirinya sudah meninggal sejak kecelakaan maut yang menimpanya dulu. Apakah Ka...