"Rumah lo dimana KA-RI-NA A-DIN-DA?" ucap Gerald dengan kesal sehingga ia mengucap nama Karin dengan mengeja namanya persuku kata sambil memajukan wajahnya mendekat ke wajah Karin.
Deg!
Karin membisu seribu bahasa. Entah, ia dibuat salting sekaligus melting oleh seorang Geraldy Raihan.
Mereka terdiam beberapa saat. Karin akhirnya memalingkan wajah ke sebelah kiri untuk menghindari tatapan Gerald. Demi apapun, deru napasnya tertahan. Gerald juga akhirnya melepas pandangannya dan memberi jarak kepada Karin. Ia pun tidak percaya dengan apa yang dilakukannya. Ini kali pertama ia bersikap seperti itu kepada seorang perempuan.
"Hmmm sorry, Rin," ucap Gerald dengan gerogi. Ia pun menjadi canggung dengan suasananya kali ini bersama Karin.
"Aku duluan, Rald," pamit Karin dengan kepala menunduk dan langsung berjalan terburu-buru tak berani melihat mata Gerald.
"Ke kelas, Rin?" tanya Gerald yang masih dekat dengan Karin jaraknya.
"Iya," balas Karin singkat tetap berjalan.
"Kelas kan ke arah timur, ngapain lo ke arah barat?" ucap Gerald sambil menahan tawa.
Langkah Karin langsung terhenti. Ia sadar lalu berbalik arah dan terpaksa harus berpapasan dengan mata Gerald yang kecil itu. Karin hanya tersenyum canggung menahan malu. Lagi-lagi Gerald masih menahan tawa melihat ekspresi Karin dengan wajah semu kemerah-merahan.
Wanita saat jatuh cinta seperti itu. Jika hilang, dicari. Jika ada, memalingkan muka. Tak berani menatap dari dekat, dari jauh saja sudah cukup. Sesederhana itu mencintai.
🌃
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore. Saatnya pulang sekolah.
Bel pulang sekolah pun berbunyi. Guru sudah meninggalkan ruang kelas. Siswa-siswi langsung merapikan meja belajar mereka. Sebagian ada yang masih santai, ada yang piket kelas terlebih dahulu, juga ada yang terburu-buru pulang seperti Gerald.
Handphone Gerald bergetar saat ia hendak berdiri dari bangkunya.
Karina Adinda
Rald, rumah gue di Jalan Kencana deket SMP Abdi Jaya.Satu pesan whatsapp muncul di handphone Gerald dari Karin.
Gerald langsung melirik ke arah Karin yang juga sedang melirik ke arahnya dengan tatapan penuh pengertian dan tanda tanya maksud Gerald menanyakan rumahnya itu apa.
Gerald langsung mengetik pesan balasan di handphone nya untuk Karin. Lalu ia langsung melirik cemas ke arah Karin. Pesan dari Gerald pun Karin baca.
Raihan Geraldy
Sorry, Rin. Gue ada urusan.Karin langsung melirik ke bangku Gerald. Dan nihil. Gerald sudah hilang dari bangkunya secepat kilat.
Semudah itu merasakan terbang lalu dibuat jatuh meski dengan gravitasi rendah.
Karin akhirnya pulang bersama Rean lagi.
"Dugong, kuy bakil!" ajak Rean yang ingin cepet-cepet pulang. Tetapi, Karin masih memikirkan Gerald.
"Woy! Ngapain si lo masih megang-megang hp. Hayu balik ah!" ucap Rean menggunakan Bahasa Sunda. Lucu memang melihat laki-laki blasteran berbicara menggunakan Bahasa Sunda yang artinya Ayo, pulang ah.
KAMU SEDANG MEMBACA
History Influence [Terbit]
Genç KurguOPEN PO 27 NOV-18 DES 2021 Tentang Karin yang menyukai Gerald, kembaran Gerry, cowok yang diduga menjadi penyebab kematian pacarnya karena ia sering melukai dan menganggap dirinya sudah meninggal sejak kecelakaan maut yang menimpanya dulu. Apakah Ka...