C12 - Siapa Reza?

751 107 61
                                    

Saya akan follow akun mousvra sebelum membaca chapter ini

Hahah ayo cepet follow dah ngomong tuh wkwk

.
.

Malam itu Rean sedang memetik gitarnya di kursi depan rumah.

Kini ku menemukanmu.....

Di ujung waktu ku patah hati....

Lelah hati menunggu....

Cinta yang selamatkan hidupku....

"Aduh, apa lagi ya, gue lupa lirik," ucap Rean sambil mengambil handphonenya untuk googling lirik lagu itu.

Kring!

Satu pesan dari Gerald muncul di handphonenya. Rean mengurungkan niatnya untuk mencari tahu lirik lagu itu. Lalu, ia pun membaca pesan dari Gerald.

07.00 pm

Gerald
An, share lokasi, gue otw sekarang

"Ohiya, gue lupa belum sharelok sama si patung es batu," gumam Rean sambil mengirimkan lokasi rumahnya kepada Gerald. Setelah itu, Rean melanjutkan niatnya yang tertunda. Akhirnya ia pun memetik gitar lagi dan bernyanyi sambil menunggu Gerald datang.

Tiin tiin!

"Oy Rald! Cepet amat nyampenya!"

Gerald yang malam ini memakai celana kargo selutut dan hoodie warna hitam polos itu hanya melirik Rean sebentar. Ia pun langsung melangkahkan kakinya ke rumah Rean.

"An, sorry ganggu!" Gerald basa-basi sambil duduk di atas pagar tembok depan Rean.

"Santai aja bro," jawab Rean santai, meski ia sedikit tegang Gerald akan bertanya macam-macam tentang Karin.

"Langsung aja ya, gue ke sini mau," ucap Gerald yang kemudian terpotong Rean.

"Bentar Rald, gue bikin dulu kopi sebentar!" Rean pun bangun dari kursinya.

"Ga usah, An gue sebentar kok!" jawab Gerald refleks.

"Alah, tungguin aja gak akan lama," perintah Rean maksa. Gerald akhirnya mengangguk pasrah. Tak lama, Rean pun kembali ke luar menemui Gerald sambil membawa dua cangkir kopi hangat di tangannya.

"Nih Rald, biar lebih nyantai ngobrolnya!" ucap Rean sambil menyodorkan kopi kepada Gerald.

"Thanks, An!"

"Yoi."

"Eh Rald, sorry ya gue sambil ngerokok, hehe." Gerald hanya mengangguk tidak masalah dengan rokok Rean.

"Rald, lo mau ?" tawar Rean pada Gerald dengan menyodorkan bungkus rokok. Gerald menggelengkan kepala menolak sopan.

"Sorry, An gue ga ngerokok."

Rean sangat terkejut. Zaman gini masih ada cowok ganteng, pinter, dingin, tidak ngerokok pula. Sumpah, kalau Karin sama Gerald sampai jadian, Rean orang pertama yang mendukung hubungan mereka.

History Influence [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang