Chapter Sixteen

53 15 0
                                    

💫Kamu adalah sebuah serendipity yang berhasil membuatku terus terjatuh dan terlena dihadapanmu.💫

Chris mengendarai motornya pelan sembari menikmati angin sore nan sejuk. Kedua netra hitam Chris menelisik kearah sekitar, terdapat sebuah taman dengan banyak anak kecil yang bermain disana.

Dibalik helm-nya ia tersenyum miris, Ia tak pernah merasakan masa kecilnya.

Dan itu cukup membuat Chris iri akan kebahagiaan mereka.

Ayahnya berkali-kali menelpon Chris untuk pulang kerumah, hal itu membuat pikirannya semakin kalut, ia tak ingin bertemu wanita itu lagi. Karena wanita itu penyebab ibunya meninggal, Chris tidak akan pernah bisa memaafkan wanita itu.

"AWAS!"

Ckiiiit ...

"Hampir saja," ucap Chris lega, jantungnya berdetak kencang tak karuan, karena ia tak fokus pada jalanan seorang bocah laki-laki hampir tertabrak olehnya, Chris pun segera menghampiri bocah itu tanpa melepas helm-nya.

Ia beruntung karena seorang pria paruh baya meneriakinya, jika tidak ia tak membayangkan apa yang terjadi selanjutnya.

"Dik, kau tidak apa-apa?" tanya Chris pada bocah itu, Chris mencoba menyentuhnya namun bocah itu semakin mundur karena takut. Chris seketika melepas helm-nya dan mencoba berbicara pada bocah itu, namun pria paruh baya yang meneriakinya tadi langsung menggendong bocah kedalam pelukannya.

"Maafkan saya, pak," ucap Chris menunduk.

"Tidak apa-apa, lain kali berhati-hatilah," ucap pria dengan putranya pergi meninggalkan Chris.

Chris memijit dahinya, kepalanya pusing hingga rasanya mau pecah, hatinya terasa gundah, logika dan perasaannya bercampur aduk saling mendominasi.

Dalam pikiran Chris terlintas wajah Soya yang tersenyum. Argh ... Dia semakin gila, karena memikirkan gadis itu.

Disisi lain ia juga khawatir akan Soya yang sakit karena ulah Yuna, entah Dewi Fortuna mood-nya sedang baik, ia mendapati penjual buah disekitar taman itu, Chris pun segera membeli beberapa buah dan segera pergi dari sana.

💫💫💫

Disinilah Chris berakhir sekarang berhadapan Nenek Soya dengan sebungkus plastik besar berisi banyak buah.

"Nak Chris ya? Ada perlu apa nak?" tanya Nenek.

Chris memilin kedua tangannya gugup, kenapa ia seperti ingin minta restu untuk apel pacarnya sendiri?

"Saya ingin menjenguk Soya, Nek. Soya tadi tidak hadir dikelas dan Dokter UKS bilang jika dia sakit," jelas Chris menahan rasa gugupnya, Nenek Soya menanggapinya dengan senyum.

"Jangan gugup seperti itu Nak Chris, anggap saja saya ini Nenek kamu sendiri, mari masuk, Soya ada di kamarnya," ucap Nenek ramah.

Nenek pun menunjukkan kamar Soya pada Chris yang ada di lantai dua.

"Kamar Soya disebelah ujung kanan yang kedua, kamu ketuk saja pintunya, Nenek akan membuatkan makanan dan camilan untuk kalian," ucap Nenek Soya ramah.

"Tidak perlu repot-repot, Nek."

"Tidak repot kok Nak Chris, Soya tidak pernah punya teman sebelumnya, dan saat Soya punya teman seperti kamu Nenek senang, akhirnya Soya mau bersosialisasi. Nenek tau kamu anak yang baik." Ungkapan Nenek Soya membuat Chris terkejut.

'Tidak punya teman? Separah itu?' batin Chris merasa bersalah, dalam hati ia menyesal karena pernah bersikap cuek dan kasar padanya.

"Nak Chris, Nenek boleh minta satu hal sama kamu?" tanya Nenek.

Conquered Her Love [ON REVISION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang