Epilog

126 19 17
                                    

💫Perpisahan, apakah ini akhir dari segalanya? Meninggalkanku tanpa sepatah kata dan membiarkanku menyimpan perasaan ini sendiri.💫

※※※

Mereka bilang hubungan tanpa kepastian itu sakit, seakan tak dianggap, merasa terbuang, dan hati dipermainkan sesuka hati.

Soya mengalami hal itu, remaja lelaki yang selama ini ditunggu-tunggu bahkan pergi sebelum ia ingin mengucap salam perpisahan.

Beberapa kali Soya menghubungi nomor Chris, namun yang ia dapati hanya jawaban dari operator dan berakhir ia harus pergi dari tempat yang pernah menjadi rumahnya selama ini.

Baginya ia telah membuat keputusan yang tepat, Soya memilih untuk pergi meninggalkan Indonesia dengan segala kenangan yang telah menjadi bagian hidupnya selama ini.

Luka Soya terlalu dalam hingga ia tak bisa walau hanya menatap wajah Chris, remaja laki-laki yang dicintainya hingga saat ini.

Sebelum memutuskan pergi, ia ingin bernostalgia sejenak, di halaman belakang rumah tempat dimana ia bersama Chris saling berbagi canda dan tawa diatas rumah pohon dikelilingi kebun bunga mawar menambah kesan manis dan romantis disaat yang sama.

Jemari kecilnya menelusuri ukiran alami dari pohon, tak lama kemudian ia memanjat keatas rumah pohon dengan menatap setiap pijakan tangga buatan.

Kala ia duduk diatas lantai kayu, kedua netra birunya menatap kearah ratusan pohon mawar yang ada dibawah rumah pohon seraya memutar kilas balik kenangan dengan Chris, Soya mengingat jelas kalimat yang membuatnya bersemu merah, dan itu saat dimana, ia untuk pertama kalinya merasakan perasaan jatuh cinta pada seseorang.
Flashback On :

"Lo tahu nggak, ada yang manis tapi bukan gula?" tanya Crish tiba-tiba menolehkan wajahnya seraya menatap kearah wajah manis Soya.

Soya mengetukkan dagunya dengan telunjuk seraya berpikir, "Hmm--coklat?" tebak Soya.

Crish menggeleng.

"Madu! Ya, madu! Itu, kan, pemanis alami," tebak Soya lagi.

Crish kembali menggeleng, menunjukkan jika jawabannya masih salah. "Terus apa, dong?" tanya Soya lagi.

Crish mendekatkan mulutnya ke telinga Soya lalu membisikkan sesuatu. "Lo,"

Flashback Off

Ia tertawa karena mengingat hal tersebut, terlalu manis jika dilewatkan, sekaligus terlalu sakit jika terus diingat.

Soya melihat jam tangannya sejenak, pukul 8 pagi, jadwal penerbangannya ke California tepat pada jam 10 pagi.

Tak ingin terlalu lama diatas sana, Soya pun akhirnya beralih ke tempat yang lain, tempat yang penuh dengan kenangan antara dirinya dan Chris.

Tepat didalam kamarnya.

Ditempat itu pertama kali ia merasakan debaran jantung yang aneh karena Chris saat itu memeluknya. Hanya saja, ia tak tau jika itu adalah pertanda awal mula perasaannya pada Chris.

Soya bahkan masih ingat akan raut wajah Chris yang berbinar dan penuh rasa ingin tau akan gramofon miliknya, saat itu ekspresi Chris terlihat seperti anak kecil bagi Soya, dan itu sangat lucu.

Wolfgang Amadeus Mozart : Violin Concerto No.3.

Alunan musik Violin adalah salah satu kesukaannya, raut wajah Chris yang terbiasa cuek dan terkadang penuh amarah, seketika tenang karena alunan musik biola yang terputar dari gramofon tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Conquered Her Love [ON REVISION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang