Chapter Twenty Seven

51 15 0
                                    

💫Bahkan, aku masih berandai-andai pada hal yang tidak seharusnya ada.💫

※※※

Angelina membawa Crish berjalan-jalan ke taman menggunakan kursi roda. Sudah beberapa hari Crish dirawat di rumah sakit kondisinya perlahan-lahan mulai membaik. Dokter yang menangani Crish memyarankan agar cowok itu diajak jalan-jalan ke taman agar pikiran Crish menjadi lebih rileks.

“Gimana? Lebih rileks sekarang, Sayang?” tanya Angelina penuh perhatian.

Sejak kejadian Crish memanggilnya dengan nama “Ibu” yang selama ini ia impikan, Angelina mengalihkan semua perhatiannya kepada Crish dengan kasih sayang, menganggap jika Crish adalah anak kandungnya. Begitupula dengan Crish.

“Iya bu, sekarang Crish jadi lebih tenang. Crish bosen di ruang rawat berbaring terus. Makasih, ya, Bu anterin Crish kesini,” ucap Crish, Angelina tersenyum melihatnya.

“Gak apa-apa, Sayang. Ini semua Ibu lakukan untuk kamu. Ibu akan sayang kamu meskipun kamu bukan anak kandung.”

“Ibu mau pergi dulu bentar ke kantin, ya, Sayang? Kamu tunggu dulu disini jangan kemana-mana, Ibu haus pengin minum," Angelina pamit sebentar lalu mengelus puncuk kepala Crish dengan penuh sayang.

Setelah itu Angelina pergi ke kantin Rumah Sakit yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan taman.

Crish menatap ke depan. Menikmati angin sepoi-sepoi di sore hari. Crish menghela napas lega, ini jauh lebih baik daripada harus berdiam diri di ruang rawat yang mengharuskannya berbaring, sungguh itu membuatnya jadi bosan.

Cowok itu menatap nanar bunga mawar merah yang ada di taman. Bunga mawar merah itu jadi mengingatkannya kepada Citra, namun di sisi lain ia juga merindukan Soya yang saat itu juga membawanya ke taman bunga mawar merah.

Kalau dipikir-pikir bagaimana dengan keadaan cewek itu? Apakah ia baik-baik saja? Ah tidak, untuk apa ia memikirkannya? Yang ada pasti Soya membencinya dan tidak mungkin sedang memikirkan dirinya.

Crish berpura-pura membaca novel didepan, berkali-kali ia mencuri pandang pada Soya yang menurutnya semakin hari semakin manis saja.

"Chris," panggil Soya, Chris yang dipanggil tiba-tiba kelabakan sendiri dan pura-pura membaca novelnya, "Chris," panggil Soya lagi, kali ini Chris menatap Soya.

Ia mendongakkan wajahnya congkak, "Apa?" ujar Chris songong, Soya menatap Chris datar, tanpa banyak bicara ia mengambil novel Chris lalu membalikkan novel tersebut kearah lajur yang benar.

Chris seketika terkejut, ia baru menyadari jika ia membaca novelnya terbalik, shit, sekarang dia yang malu dan memalingkan wajahnya kearah lain.

Soya pun menutup novelnya dan menatap Chris yang salah tingkah, "Gak biasanya kamu ke perpustakaan, baca novel dan novelnya ter.."

"Gak usah diingetin!" potong Chris cepat wajahnya sudah semakin merah sekarang, Soya pun menutup mulutnya menahan untuk tidak gemas pada Chris yang malu-malu.

"Lo ngetawain gue? Diem Lo Malika!" ujar Chris semakin merah hingga ke telinga, Soya sontak membuka mulutnya dan terkekeh pelan karena masih di perpustakaan.

Crish tersenyum geli saat itu, hanya karena ingin memperhatikan Soya terus-menerus sampai ia lupa jika ia membaca novel secara terbalik. Sungguh itu adalah kebodohan yang pernah ia lakukan.

Cowok itu menolehkan kepalanya ke belakang ketika Angelina menepuk pundaknya seraya tersenyum.

“Kita pulang, ya, Sayang? Ini sudah sore,” ajaknya. Crish mengangguk lalu Angelina membawanya mendorong kursi roda yang digunakan Crish ke ruang rawat inapnya menyusuri setiap koridor rumah sakit.

Conquered Her Love [ON REVISION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang