Chapter Twenty Six

49 17 0
                                    

💫 Pada siapa aku harus mengadu? Kekuasaan uang telah memenjarakanku, dan dirimu remaja lelaki yang selalu kutunggu-tunggu, tolong aku, bebaskan aku dari jerat ini.💫

※※※

"Perlu berapa menit lagi?" tanya Rendy penasaran, pasalnya Darren sudah berkutat dengan laptop didepannya selama 5 menit.

"Sabar, bentar lagi," ujar Darren terjeda sesaat, dalam kurun waktu beberapa detik garis yang berjalan di layar berhenti, dan menunjukkan situs pemerintah, "gotcha, udah masuk, berapa plat nomornya?" tanya Darren.

"Bangsat," ujar Sandy.

"Sumpah nyet ini serius, congor Lo diem dulu," ujar Darren kesal, Sandy yang telinganya sudah panas akan omongan Darren memilih untuk diam kali ini.

"Plat nomornya B 4433 SAT," ujar Rendy, Darren segera memasukkan plat nomor itu pada kolom pencarian.

"Ketemu!," ucap Darren girang, "milik Pak Rafiq, mobil milik bengkel Black Doja, gak jauh dari sini," lanjut Darren.

Darren segera menutup laman tersebut dan menghilangkan jejaknya jika ia pernah masuk kedalam situs rahasia pemerintah.

"Pak Rafiq temen bokap gue, ga mungkin Pak Rafiq nabrak Chris," ujar Sandy.

"Bisa aja bukan Pak Rafiq, dia punya bengkel, mobilnya jelas gak satu, bisa aja salah satu pegawai yang make," sahut Rendy.

"Bener juga, dan Sandy, karena Lo kenal sama Pak Rafiq, gue harap bacot Lo bisa bener kali ini," ucap Darren menekan kedua punggung tangannya hingga berbunyi, seakan memberi tanda, jika ia salah bicara bogeman akan melayang pada wajahnya.

Sandy meneguk ludahnya susah payah, duh matilah ia.

※※※

"Halo Pak Rafiq," sapa Sandy ceria, Pak Rafiq yang saat itu memberi arahan pada anak SMK yang magang seketika mengalihkan atensinya kearah Sandy.

"Nak Sandy, sudah lama kamu ndak kesini, kabarnya bapak kamu gimana?" tanya Pak Rafiq dengan logat Jawa yang kental serta pundak Sandy yang dirangkul layaknya anak sendiri.

"Kabar bapak baik-baik aja pak, Pak Rafiq gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah sehat wal Afiat, tumben kamu kesini le? Ada apa? Oh Iyo, ini temenmu?" tanya Pak Rafiq.

"Iya Pak, saya kesini mau nyari penab.. arrghh.. hoy Darren sakit!" keluh Sandy, kakinya terasa berdenyut karena injakan sepatu kulit Darren tak main-main pada kakinya.

"Sebelumnya maaf pak kami datang mendadak, saya Darren dan ini Rendy, kami sedang mencari referensi penemuan baru untuk ekstra kurikuler robotik, dan kita milih bengkel bapak sebagai tujuan, siapa tau kami bisa membuat mobil dengan inovasi baru," ujar Darren sedikit melantur, bukan sedikit, sangat-sangat melantur malah, Pak Rafiq yang tak mengerti hanya mengangguk meng-iyakan saja, siapa tau sistem pembelajaran anak muda jaman sekarang berbeda.

"Karena kurikulum baru ya? Anak jaman sekarang semakin canggih," ujar Pak Rafiq, ia pun mengijinkan mereka untuk melihat bengkelnya.

Ketiga sejoli itu pamit pada Pak Rafiq dan mulai mencari mobil penabrak Chris.

"Kita pencar, kalau ada plat mobil penabrak Chris langsung panggil yang lain," titah Darren, ketiga teman itu pun berpencar menelusuri mobil-mobil yang ada di bengkel tersebut.

Sudah 30 menit mereka mencari di bengkel yang luas itu tetapi tak membuahkan hasil yang berarti, padahal lantai dua juga sudah diperiksa hasilnya nihil.

Conquered Her Love [ON REVISION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang