05_INTERVIEW TIME

957 156 6
                                    

Gadis itu kembali menyesap americano yang baru saja tiba di mejanya. Kim Jennie. Tercetak tebal di tanda pengenal yang masih senantiasa ia kenakan. Gadis dengan pipi gembul dan mata kucing indah. Bibirnya mengerucut begitu sudah hampir setengah jam ia duduk di tempat ini. Namun, seseorang yang menyuruhnya ke tempat ini justru belum menampakkan batang hidung.

"Mianhae, apa kau menungguku lama?"

Jennie bangkit dan langsung memeluk pemilik suara tadi. Ia tidak memedulikan beberapa pengunjung yang melirik ke arah mereka. Ah! Biarkan saja. Memangnya ada yang salah dengan memeluk kekasihmu sendiri? Ah, ralat! Memangnya ada yang salah dengan memeluk tunangan super sibukmu sendiri?

"Aku merindukanmu." Bibir Jennie mengerucut seraya mengucapkan kata itu. Ia bisa merasakan pemuda bertubuh jangkung yang memeluknya erat ini juga mencium kepalanya beberapa kali.

"Aku juga merindukanmu Kim Jennie tunangan paling cantik milik Park Chanyeol."

Keduanya terkekeh begitu pemuda itu berucap. Mereka memilih untuk duduk seraya menunggu pesanan Chanyeol yang masih belum datang. Dengan kedua tangan saling terpaut, mereka hanya terdiam dengan tatapan terikat.

Tak lama, pesanan Chanyeol tiba di tempat itu. Membuat keduanya terpaksa menyudahi acara saling tatap-tatapan berkat ucapan keras si pelayan. Ah, pelayan yang nampak seperti pegawai paruh waktu tersebut ternyata cukup ahli mengacaukan momen romantis mereka.

"Oppa, sudah berapa lama kau tidak pulang? Chaeng selalu mengeluh karena tidak bisa berlatih drum bersama kakaknya," ucap Jennie setelah menelan pastanya.

Chanyeol hanya meringis. "Mungkin lima atau enam hari. Wah, comeback Jungkook kali ini benar-benar menguras tenagaku dan Yoongi. Kami bahkan harus tidur di sofa studio," timpalnya dengan wajah lelah.

"Mengenai Jungkook, apa kau sudah memberitahu Chaeng kalau dia tinggal di rumah kalian?" Jennie tersenyum miris ketika melihat ekspresi pemuda itu. Ia menggeleng pelan mendapati bahwa sebentar lagi dirinya akan menjadi istri pemuda pelupa seperti Park Chanyeol.

Pemuda itu buru-buru mengambil ponselnya. Berusaha menemukan nomor ponsel adiknya itu dengan cepat. Namun, belum sempat dirinya menghubungi Chaeyoung. Ia justru menerima panggilan dari Jimin.

"Ya! Berhenti membual dan katakan hal benar. Mwo? Aish, dasar anak itu. Ia pasti mencuri kue beras untuk tetangga lagi. Ah. Baiklah-baiklah. Aku akan ke sana setelah ini." Wajah Chanyeol nampak frustasi setelah panggilan itu selesai.

"Wae?" Jennie berbisik lirik.

Dengan terburu-buru, Chanyeol memakan pastanya juga. Makanan yang baru pertama kali masuk ke dalam perutnya semenjak pagi tadi. "Adikku berada di ruangan Jin, aku harus ke sana. Sepertinya dia membuat masalah dengan Jungkook," ucap pemuda itu. Ia bangkit tak lama kemudian.

"Kalau begitu aku akan ikut denganmu."

Mereka berdua segera keluar dari tempat itu dengan langkah terburu. Sungguh makan siang yang cukup singkat untuk sepasang kekasih yang harus bekerja terpisah. Wah! Padahal ini kesempatan keduanya untuk bertemu setelah lebih dari lima hari hanya saling memberi kabar melalui ponsel.

"Chaeng benar-benar pengacau, seperti kakaknya," gumam Jennie seraya menggeleng. Ia menunjukkan senyumnya begitu Chanyeol menatapnya terkejut.

***

"Jadi, kau mengendap ke dapur rumah Jungkook hanya untuk makan kue beras buatan imo, begitu?" Jisoo bertanya seraya memijat pelipisnya.

Chaeyoung hampir saja berteriak jika saja tidak melihat isyarat dari Jin untuk tetap tenang. "Unnie, aku tidak mengendap. Aku masuk ke rumah itu menggunakan kunci cadangan yang kupunya tentu saja. Mengapa kau kasar sekali padaku?"

"Diamlah, Park Chaeyoung. Kenapa kau tidak bisa menahan dirimu untuk memakan kudapan itu?"

"Eomma berjanji membuatkanku kue beras juga karena harus membersihkan rumah itu seorang diri, tapi dia tidak membuatkannya. Karena itu aku mencuri milik orang ini!" Telunjuk Chaeyoung terarah kepada sosok pemuda di sampingnya.

Tawa dua pria yang duduk berseberangan dengan Chaeyoung hampir saja pecah. Mereka terkikik geli mendengar pengakuan gadis itu yang terang saja tidak masuk akal. Ada seseorang -seorang gadis- yang mencuri kue beras milik tetangganya, lalu kemudian dia dituduh sebagai penguntit. Apa itu masuk akal?

Jisoo mengembuskan napas pelan. "Apa itu masuk akal? Kau mencuri kue beras untuk Jungkook, lalu menyemburkan air dari mulutmu?"

"Jisoo-ssi, dia bahkan melakukan rekaman di rumahku hanya untuk kontennya. Bagaimana jika nanti penguntit-"

"Diam!" Jisoo menyela ucapan Jungkook dengan kedua mata terbelalak. "Dan, kau! Kau langsung menuduh gadis ini pencuri hanya karena mendapatinya memakan kue beras di dapur? Kau juga menarik tangannya sampai memerah dan menyeretnya ke tempat ini?" sambungnya seraya menatap pemuda itu.

Pandangan Chaeyoung teralih kepada pergelangan tangannya yang memerah. Ia meringis begitu teringat bagaimana pemuda itu menyeretnya. "Sakit sekali, unnie," adunya. Tidak memedulikan lirikan tajam Jungkook.

"Ya, Park Chaeyoung! Apa menurutmu normal mengendap ke dapur rumah orang lain? Apa imo tidak mengatakan kepadamu bahwa Jeon Jungkook akan tinggal di sebelahmu mulai malam tadi?" tanya wanita itu dengan menekan nama Jeon Jungkook. Jisoo mendengus begitu mendapati Chaeyoung kembali menunduk. Tidak berani membalas tatapannya.

Jisoo menghadapkan tubuhnya ke arah Jungkook. "Dan kau, Jeon Jungkook! Aku tahu kalian pernah bermasalah, semua orang tahu. Tapi, kenapa kau tega menyeret gadis itu begitu keras? Apa kau tidak lihat pergelangan tangannya memerah? Dan, apa suamiku tidak memberitahumu bahwa kalian akan tinggal di lingkungan yang sama?"

"Ti-tidak, Jin-hyung hanya menyuruhku ke tempat itu," cicit Jungkook.

Jin terbelalak. "Chagie, anak itu yang menutup ponselnya terlebih dahulu sebelum aku memberitahu."

Ruangan itu kembali riuh. Jin, Jungkook, dan Chaeyoung menjadi penyebab ruangan tersebut kembali berisik. Jin yang masih bersikeras bahwa ia akan memberitahu Jungkook tentang 'tempat tinggalnya yang bersebelahan dengan Chaeyoung'. Lalu, Jungkook yang bersikeras membalas ucapan Jin sekaligus beberapa kali membalas ucapan Chaeyoung. Dan, satu-satunya gadis yang terlibat di antara mereka masih mempermasalahkan pergelangan tangannya yang memerah.

Ketiganya berhenti setelah seseorang menggebrak meja dengan keras. Wajah Jisoo kembali terpampang garang. "Yeobo, apa cutiku dari tempat kerja membuatmu seperti ini? Jungkook-ssi, aku mengerti kekhawatiranmu karena penguntit-penguntit yang juga membuat kepala suamiku pusing. Tapi, bukan begitu caramu menyelesaikan masalah. Chaeng-ah, kenapa kau tidak mau bertanya kepada imo tentang siapa yang tinggal di sana? Kita bahkan setiap malam selalu mengobrol."

"Maafkan aku," ucap ketiganya berbarengan.

"Apa aku melewatkan sesuatu?"

Chaeyoung bangun dengan kecepatan penuh. Ia memeluk sang kakak yang berdiri di ambang pintu. "Oppa!"

"Hyung! Kau mengenal gadis itu?"

= THE GUY NEXT DOOR =

Kim Jennie

Tunangan Chanyeol yang bekerja sebagai seorang pegawai di sebuah perusahaan finansial

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tunangan Chanyeol yang bekerja sebagai seorang pegawai di sebuah perusahaan finansial. Ia juga merupakan sahabat dekat Chaeyoung semasa berada di universitas. Keduanya semakin akrab ketika Chanyeol memperkenalkannya sebagai calon menantu keluarga Park.


[END] THE GUY NEXT DOORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang