Chaeyoung hanya memandangi layar komputernya yang menyala. Ia memang sudah kembali di kamarnya, yang tentu saja merangkap ruang kerja miliknya. Namun, gadis itu juga paham benar bahwa jiwanya masih berada di meja makan. Di depan roti panggang buatan Jennie. Juga, di depan Jungkook. Seseorang yang berhasil membuatnya terdiam sekarang.
"Lagipula kenapa oppa harus mengundangnya kemari?" desahnya pelan. Ia memilih untuk menyandarkan punggung. Menatap langit-langit kamatnya yang berwarna cokelat susu.
Tak berselang lama, dirinya mendengar deru mobil. Deru mobil yang kemarin membawanya ke gedung J&J Labels. Sekejap kemudian, terdengar pintu gerbang tertutup. Ia mengembuskan napas panjang. Harusnya tidak seperti ini.
Gadis itu memilih untuk mencoba berkonsentrasi dengan komputernya. Mungkin mengedit video yang akan segera ditayangkan adalah hal menyenangkan. Satu hal yang 'seharusnya' mampu membuat Chaeyoung bahagia. Karena ia adalah seorang youtuber Korea yang cukup populer sekarang.
Dunia yang sudah tiga tahun ini dihuni oleh Chaeyoung.
***
Jimin menyambut Jungkook di pintu masuk, pria itu seperti sudah bersiap dengan rentetan pidato tentang jadwal, event, wawancara, maupun skandal busuk yang menimpanya. Ah, Jungkook membenci ini! Mengapa pula dirinya harus berhadapan dengan seorang idol yang hanya ingin menumpang ketenarannya saja?
"Dispatch menunjukkan foto ini kepadaku." Jimin menyerahkan tab dengan layar menyala kepada Jungkook.
Langkah pemuda itu terhenti. Kedua alisnya menukik tajam begitu melihat gambar yang ditunjukkan oleh Jimin kepadanya. Di sana, ada dirinya yang sedang menggandeng tangan Chaeyoung. Juga, dirinya lima tahun lalu. Foto awal debutnya yang sempat menjadi momok mengerikan.
"Apa Jin-hyung sudah tahu?"
Jimin mengambil tab itu kembali. "Tentu saja, reporter Byun sedang berada di ruangan Jin-hyung."
Mereka lantas berjalan menuju ke lantai paling atas J&J Labels. Di depan ruangan itu, nampak beberapa orang yang sedang menguping. Mereka membubarkan diri begitu Jimin memerintah. Sementara di depan pintu, nampak Jungkook yang kembali menghentikan langkah.
Di balik pintu kaca itu, nampak Jin yang duduk di kursi kebanggannya. Sementara di depan pria itu, ada seseorang lagi. Seorang pria dengan sebagian kepalanya yang botak, terlihat jumawa.
Jungkook membuka pintu ruangan itu dengan sekali sentak. Wajahnya sungguh tidak menunjukkan keramahan kepada 'tamu'. Hal yang selalu diajarkan Jimin kepadanya, untuk selalu bersikap ramah terhadap siapapun. Tentu saja, demi image yang perlu dibangun olehnya.
"Woah! Jeon Jungkook-ssi, sebuah kehormatan bertemu denganmu," Pria dengan rambut botak itu berdiri, tersenyum pongah. "Untuk kedua kalinya, bukan?"
Sungguh. Ingin sekali Jungkook meninju barang sekali atau dua kali wajah menyebalkan itu. Setidaknya ia tidak sia-sia berhasil mendapatkan sabuk hitam untuk teakwondo, bukan? Namun, Jin yang mengisyaratkan kepada untuk duduk berhasil mengurung niatan itu.
Jin duduk terlebih dahulu di sofa yang memang biasanya digunakan untuk menyambut tamu. Diikuti Jimin yang sedang tidak memperhatikan tab miliknya. Lalu, Jungkook yang masih saja berwajah masam.
"Jadi, Kim-sajang, apa kau bersedia menyediakan 50 juta won untuk karier bintangmu ini?" Reporter Byun menyusul duduk setelah berucap.
"Apa! 50 juta won!"
Jin mengisyaratkan Jungkook untuk duduk menggunakan anggukan kepala. "Reporter Byun, apa yang kau dapatkan itu adalah foto lama Jungkook, publik sudah tidak akan mengenalnya lagi."
"Lalu, bagaimana dengan foto ini?" Sebuah foto Jungkook dan Nancy yang tengah berpelukan diletakkan di atas meja. Gambar yang belakangan ini mengganggu tidur tiga pria di ruangan tersebut. "Aku yakin mereka masih hangat dengan berita ini juga." Kini giliran potongan berita yang tercetak besar dimunculkan.
Ketegangan kembali nampak di wajah Jungkook. Pemuda itu sudah paham benar dengan isi potongan koran tersebut hanya dengan membaca judulnya saja. Ah, lagipula ia pasti tidak akan pernah melupakan kejadian tersebut. Tidak akan pernah!
"Aku tahu bahkan iklan Jungkook dengan Puma bernilai besar," ucap pria botak itu lagi.
Jin mengambil foto yang berisi Jungkook dan Nancy di dalamnya. Senyum samar nampak dari bibirnya. "Wah, apakah aku harus membayar 50 juta won hanya untuk foto yang kau dapatkan dari penguntit, Reporter Byun?"
Senyum miring kini tercetak jelas di wajah pimpinan J&J Labels itu. Ia kini duduk dengan tegak, tak lupa juga menyilangkan kaki. Seolah tengah mempertegas bahwa ia -J&J Labels- lah yang memenangkan pertandingan 50 juta won tersebut.
"Oh, sepertinya kau lupa dengan berita itu, sajangnim."
"Yang kau maksud dengan berita lima tahun lalu? Siapa yang akan percaya dengan hal tersebut?" Jin melirik sekilas potongan berita yang sempat menggemparkan lima tahun silam. "Reporter Byun, apa kau belum tahu bahwa kuasa hukum kami adalah Go and Goo?"
Air muka pria berambut botak itu nampak berubah ketika mendengar salah satu firma hukum terbesar Korea meluncur dari mulut Jin. Tentu saja semua orang sudah mengetahui tentang firma hukum tersebut. Mereka memiliki pengacara andal yang seringkali memenangkan perkara. Ah, bahkan kabarnya, untuk setiap kasus yang ditangani, pembayaran yang dilakukan harus menggunakan dollar.
"Pintu keluar berada di belakangku," ucap Jin kemudian. Ia masih dengan ekspresi yang sama ketika Reporter Byun nampak jengkel. Pria itu bersungut sebelum bangkit dan meninggalkan tempat tersebut.
Jin bangkit setelahnya. "Pastikan kau membawa berita bagus jika ingin 50 juta won dariku."
Reporter Byun semakin bermuka masam ketika mendengar ucapan terakhir dari Jin. Pria yang kini nampak mengembuskan napas lega. Ah, jujur saja, berhadapan dengan reporter seperti pria berambut botak tadi memang bukan hal biasa.
"Aku baru tahu kau bisa mengancam orang juga," ucap Jungkook. Ia mengambil potongan berita yang ditinggalkan Reporter Byun.
"Kau mungkin selamat kali ini, Jungkook-ah. Tapi, aku juga tahu Reporter Byun bukan seorang yang mudah menyerah." Jin menatap Jungkook tajam. Pemuda yang masih belum mengalihkan matanya dari potongan koran tersebut. "Berhati-hatilah, aku tidak ingin kejadian lima tahun lalu mengancam kariermu." Dan juga Chaeyoung.
Jungkook mengembuskan napas panjang. Ia tidak lagi mendengar petuah Jin maupun Jimin setelah itu. Seluruh perhatiannya tersedot kepada potongan koran yang kini masih ia pegang. Judul berita di atasnya tercetak dengan begitu besar dan jelas.
SKANDAL BERKENCAN DIKONFIRMASI AGENSI, JEON JUNGKOOK DAN TRAINEE WINGS AGENCY NAMPAK MESRA.
/to be continued/
Selamat membaca ❣️
Habis ini saya semedi lagi biar bisa update beruntun terus draft-draft buku di akun ini cepat selesai. 🤧
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] THE GUY NEXT DOOR
FanfictionBerkat skandal yang terjadi lima tahun lalu, Jeon Jungkook yang merupakan seorang solois kenamaan Korea mendapat banyak haters. Beberapa kali ia menjadi sasaran empuk media berkat haters dan penguntit yang selalu mengikutinya sepanjang waktu. Puncak...