Chanyeol sedang berada di depan alat mixing ketika pintu ruangan miliknya diketuk. Wajah Jungkook muncul setelahnya. Pemuda itu memberinya sekaleng kopi dingin yang langsung ia sambut.
"Apa masih ada yang perlu diperbaiki, hyung?" Jungkook bertanya selepas mendudukan diri di sofa, tak jauh dari Chanyeol duduk.
"Tidak. Aku hanya sedang mengerjakan lagu," Chanyeol melirik pemuda di sampingnya itu menggunakan sudut matanya. "Kenapa? Ingin membicarakan Chaeng?"
Jungkook hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Aku tidak tahu kau kakaknya Chaeyoung."
Ruangan tersebut hanya diisi melodi dari lagu baru yang sedang dikerjaan Chanyeol, dan juga suara tegukan kedua orang di sana. Masing-masing seperti tengah saling menunggu siapa yang akan bersuara terlebih dahulu. Jungkook yang tidak ingin terdengar mendominasi, dan Chanyeol yang hanya ingin memberikan ruang.
"Aku tahu skandal kalian lima tahun lalu," Chanyeol akhirnya bersuara. Ia tersenyum, menampakkan lesung pipitnya. "Tidak apa-apa, Chaeng sangat kuat."
Hiburan dari pemuda yang lebih senior darinya itu tidak mampu membuat senyum di wajah Jungkook lantas nampak. Ia justru sibuk memainkan kaleng kopinya yang sudah habis setengah. Sebelum meletakan benda itu di atas meja, ia menoleh ke arah Chanyeol yang mematikan musiknya.
"Tidak perlu memikirkan hal yang tidak perlu, aku tahu kalian berdua sama-sama menderita."
Jungkook mengembuskan napas panjang. "Kalau dipikir lagi, aku lah yang membuatnya menderita."
***
Seoul, Musim Semi 2013
"Apa!"
Teriakan nyaring itu terdengar di ruangan dengan dinding dan pintu kaca tebal itu. Di dalam sana sudah ada beberapa orang, seorang pemuda yang terbelalak dan seorang gadis si pemilik teriakan nyaring tadi. Juga, ada tiga orang lagi, tiga orang dengan usia yang jauh lebih tua dari keduanya tentu saja. Tiga orang yang masing-masing hanya saling melirik satu sama lain.
Si pemuda dengan peluh yang masih membuat kaos oblongnya basah lantas berdiri. Menatap tiga orang di depannya dengan nyalang. "Sajangnim, aku bahkan baru saja debut. Kau mau kami menggunakan trik kotor ini?"
Seorang pria dengan kepala botak dan badan paling gempal hanya mengembuskan napas panjang. Ia membuka kacamata presbiopianya yang berembun. Derit kursi terdengar begitu pria tersebut menyandarkan punggung. Di atas meja besar di hadapannya terdapat posisi yang tercetak tebal, CEO Wings Agency.
"Jungkook-ah, pasarmu potensial!" Derit kursi kembali terdengar begitu pria CEO itu mengangkat tubuh. Ia lantas duduk di salah satu sofa, kursi lain di tempat itu yang memungkinkan pergerakannya tidak terlalu menimbulkan banyak suara.
Seorang pria lain -dengan proporsi tubuh lebih kecil dan sebuah stopmap di tangannya- menghampiri pria gembul itu. Tangan kurusnya memberikan stopmat itu kepada CEO Wings Agency.
"Chaeyoung-ah, kau tahu, kan, kontrakmu masih ada lima tahun lagi di sini?" Stopmap berwarna kuning gelap itu terbuka. Menampilkan beberapa lembar kertas yang tiba-tiba membuat Chaeyoung merasa mual.
Gadis itu menatap bengis tanda tangannya yang tercetak jelas di pojok kanan lembar terakhir. Harusnya ia tidak pernah membubuhkannya. Seorang Park Chaeyoung harusnya menurut keinginan sang kakak untuk sama-sama pergi ke London. Namun, apalah mau dikata, permintaan Chanyeol muncul setelah ia menandatangani berkas sialan tersebut.
Chaeyoung menatap punggung Jungkook yang masih menghadap mereka. Dalam hati, ia ingin menjerit. Oh, tidak lupa pula menjambak kepala pemuda itu sampai botak, atau memukuli perutnya sampai memar, atau melakukan apapun untuk menyakiti Jungkook.
Kenapa kau hanya diam, Jungkook-ah? Senyum miring tercetak di wajah Chaeyoung.
"Kau tahu, kan, Chaeyoung, apa yang terjadi dengan perusahaan ini sekarang?"
Tentu saja dirinya tahu benar dengan kondisi label rekaman yang baru mengorbitkan artis baru. Pertama, mereka kehilangan banyak modal. Lalu kedua, mereka menginginkan keuntungan besar. Semua orang sudah tahu akan hal tersebut, bisnis adalah bisnis. Sampai ia lupa, semua orang ternyata melakukan apapun untuk sesuatu bernama uang.
"Kau dan Jungkook hanya harus bersikap mesra beberapa kali di jalanan, tentu saja dengan penyamaran," CEO Wings Agency tersenyum. Mencoba memasang ekspresi paling meyakinkan yang ia miliki. "Kau tahu apa yang membuat reputasi cepat naik?"
"Skandal." Mayoritas di tempat tersebut menjawab, kecuali Jungkook dan Chayeoung tentu saja. Kedua orang itu hanya mampu mengembuskan diri.
Jungkook memutuskan untuk keluar dari ruangan itu terlebih dahulu. Ia bahkan tidak berpamitan atau mengatakan apapun. Semua orang yang berpapasan dengannya pasti akan tahu dari wajahnya yang serupa kepiting rebus. Ia sedang tidak baik-baik saja.
Pemilik perusahaan ini sudah gila untuk membuatnya dan Chaeyoung menjadi sepasang kekasih. Seorang trainee yang entah kapan mendapat tanggal untuk memulai debut. Juga, seorang gadis yang diam-diam membuat Jungkook bertekuk lutut.
Jika ada yang bertanya mengapa, karena mereka mengenal semenjak sekolah menengah dulu. Park Chaeyoung dan Jeon Jungkook, mantan teman sekelas dan dua orang yang menandatangani kontrak dengan Wings Agency. Mereka benar-benar dua orang dungu yang terjebak di dalam kotak ini.
"Jungkook-ah!"
Langkahnya terhenti ketika mendengar seseorang berteriak memanggil. Ia memutar badan dan menemukan Chaeyoung berdiri tak jauh darinya. Gadis itu tengah menatapnya seraya tersenyum.
Tersenyum? Apa Park Chaeyoung sudah gila?
Tubuhnya menegang kala tahu apa yang dilakukan Chaeyoung selanjutnya. Gadis itu berjalan cepat ke arahnya. Secepat bibir mereka bertemu dengan begitu lembut. Jungkook terbelalak, ia bisa mendengar bisik-bisik seluruh orang di tempat itu.
Chaeyoung masih mempertahankan ciuman mereka. Ya, well, jika dua orang yang saling menempelkan bibir sudah disebut sebagai ciuman. Ia memegang lengan Jungkook, sementara tangannya yang menganggur mencengkeram ujung bajunya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Jungkook serupa bisikan. Tepat selepas Chaeyoung menghentikan aksi mengejutkannya kali ini.
Dua orang itu hanya saling mampu berpandangan. Mereka seolah berpura tidak mendengar suara blitz kamera yang terdengar di mana-mana. Jungkook lantas memandang ke sekeliling, mereka berdua sedang berada di depan gedung Wings Agency.
"Ya! Park Chaeyoung, apa yang kau lakukan?" Suara Jungkook berdesis mengintimidasi. Ia menatap tajam gadis di depannya ini.
Chaeyoung menarik napas panjang. Ia lantas tersenyum. Berusaha untuk menghalau air matanya yang seakan ingin membanjiri wajahnya lagi. "Wae? Aku hanya mencium kekasihku."
Suara ceria Chaeyoung hanya ditanggapi dingin oleh Jungkook. Mereka? Sepasang kekasih? Tidakkah perlu dirinya mengingatkan bagaimana persaingan mereka selama duduk di sekolah menengah. Dari mulai juara kelas, olimpiade, bahkan olahraga.
Gadis itu kembali melancarkan aksinya. Ia memeluk Jungkook tanpa canggung. "Skenario kita sudah dimulai, Jeon Jungkook," ucapnya kemudian.
- To Be Continued -
Saya timpuk pakai Cooky kalau enggak mudeng bahwa tulisan pakai mode italic itu artinya lagi flashback. 😑

KAMU SEDANG MEMBACA
[END] THE GUY NEXT DOOR
ФанфикBerkat skandal yang terjadi lima tahun lalu, Jeon Jungkook yang merupakan seorang solois kenamaan Korea mendapat banyak haters. Beberapa kali ia menjadi sasaran empuk media berkat haters dan penguntit yang selalu mengikutinya sepanjang waktu. Puncak...