07_IN THE MORNING

689 120 0
                                    

Hari sudah hampir tengah malam dan Jungkook masih berbaring dengan napas memburu di ruang latihan. Sudah tidak ada yang bersamanya kali ini, kecuali ponselnya yang masih memutar lagu terbaru ciptaan Chanyeol. Ia menutup kedua matanya menggunakan lengan.

Jimin sudah mengatakan padanya untuk tidak terlalu lelah hari ini, sementara pria itu mengurus berita tidak penting tentangnya hari ini. Oh, ralat! Tentangnya dan tentang seorang-youtuber-Korea di J&J Labels hari ini.

"Aku benar-benar benci ini," desahnya lelah.

Ia bangkit. Terduduk dengan peluh yang masih mengalir deras. Perlahan, ia meraih ponselnya dan mematikan musik. Membuat ruangan ini sunyi senyap. Wajah Chaeyoung siang tadi kembali terbayang. Sungguh sulit baginya untuk melupakan sorot mata terluka itu.

Jungkook melihatnya kembali. Sorot mata ketakutan dan juga terluka dari gadis yang sama. Mereka yang duduk di ruangan pimpinan terbesar sebuah perusahaan entertainment. Bedanya, dulu Chaeyoung-lah yang pertama keluar dari ruangan.

Pemuda itu kembali mendesah. Mengeluarkan udara yang menyesakkan di dadanya. "Apa yang harus aku lakukan?"

Bahkan dalam perjalanannya kembali, Jungkook masih saja menampilkan ekspresi yang sama. Beruntung jalanan sudah lengang. Lagipula, yang benar saja, memangnya orang waras mana yang masih ingin berjalan di tengah malam begini?

Lampu di halaman rumahnya menyala terang. Ia mengembuskan napas begitu tersadar, dari mana asal tegangan listrik lampu tersebut. Pemuda itu melirik rumah sebelah yang lampunya masih menyala di satu ruangan.

Kamar tidur Chaeyoung.

Ia tahu setelah melihat seseorang yang kini sedang berdiri di balik jendela. Matanya terarah ke atas. Seperti sedang menghitung luas langit. Pandangan mereka bertemu. Dan sekejap itu pula, Chaeyoung memilih untuk beringsut.

"Dia benar-benar membenciku," lirih Jungkook. Pemuda itu masih berdiri di tempat yang sama. Memandang ke arah kamar tidur Chaeyoung yang sudah gelap. Tak lama selepas pandangan keduanya bertemu.

Sudut bibir Jungkook terangkat. Tersenyum miris begitu kembali teringat dengan alasan Chaeyoung membencinya. Ya, gadis itu tidak mempunyai alasan yang cukup untuk memaafkan kejadian bertahun-tahun lalu. Hal yang juga sama terjadi kepadanya, ia tidak akan pernah memaafkan apa yang terjadi kepada Chaeyoung karena dirinya.

***

"Chaeng! Ayo, bangun!"

Gadis itu mengutuk kakaknya yang pagi buta seperti ini sudah menggedor-gedor pintu kamarnya. Dasar gila! Rutuknya dalam hati. Ia menutup kepalanya menggunakan bantal. Walaupun tentu saja, Chanyeol lebih cekatan untuk masuk ke kamarnya.

Chanyeol menggeleng melihat adiknya yang masih sibuk bergelung di bawah selimut. Ia tahu, Chaeyoung sudah terbangun semenjak ketukan pertama. Pemuda itu menyibak selimut sang adik dengan keras.

"Oppa!" Chaeyoung menampakkan mimik wajah kesal yang kentara jelas.

"Ya! Kenapa wajahmu mengembang seperti itu?" timpal Chanyeol seraya duduk di samping adiknya. Ia mengamati Chaeyoung yang kembali nampak sembap.

Gadis itu memilih untuk bangkit. Enggan mengatakan bahwa semalaman ia kembali menangis. Membersihkan wajahnya adalah pilihan yang tepat. "Wajahku benar-benar buruk," gumamnya di depan cermin. Ia mengembuskan napas panjang begitu mendengar pintu kamarnya tertutup.

Chaeyoung kira tidak ada lagi hal-hal yang membuat pagi buta begitu. Namun, perkiraannya salah. Di meja makan rumahnya, Lisa dan Taehyung sudah duduk bersisian. Bersamaan dengan Chanyeol yang masih memakai celemeknya.

[END] THE GUY NEXT DOORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang