◎13

749 160 16
                                    

Happy 1k readers yey!

Hai guys, gimana kabar kalian?

Baik kan? Semoga baik lah ya.

Okay let's start it

Enjoy!

---
"Yeeerrrr!"

"Paan sih goblok! Brisik lo!" Yeri menendang kaki somi yang sudah menganggu nya bermain Game.

"Ih sampis." Somi berbaring di kasur belakang nya yeri. "Yer, lo yakin mereka bakal oke?"

Yeri tidak menghiraukan ucapan somi, dia masih fokus di game nya.

"Apa kita ga keterlaluan sama bocah bocah itu? Mereka masih pemula lho."

Yeri melepas kan headset nya lalu memutar kursi nya menghadap somi.

"Gini loh som. Kalo lo ga enakan ya dari awal harusnya lo ga jadi player. Gue gamau ya, lo ngerengek kek anak kecil gini. Lagian ini kan tugas dari Rei lho. REI bos! jangan macem macem lo"

Somi merengut. "Yaelah yer. Gue jadi player gini juga gara gara abang gue. Emang dasar nya tu orang ga ada akhlak"

Yeri ketawa. Kasihan sama nasib sahabat dia dari orok.

Jadi abang nya somi nih yang harus nya dapet job ini. Nah, karna ke goblok an abang dia ini. Jadilah somi yang ngerjain job nya.

Ih aslian. Somi mah ogah ya, somi tu walaupun bar bar orangnya ga tegaan.

"Yahh Gue cukup salut sih sama kemampuan akting lo. Tapi som, ini semua juga buat kebaikan mereka." Yeri berbalik dan melanjutkan permainan yang sempat ia pause tadi.

"Kebaikan mata lu dua!" Somi mendengus lalu memainkan ponsel nya.

"Btw, lukisan yang waktu itu fungsi nya apa sih yer? Heran gua"

Iya juga ya? Ini book kan judul nya picture? Tapi kok isinya gaada nyambung nyambung nya sama judul nya?

Yeri menghela nafas lalu mem pause game nya.

"Itu cuma pembukaan som. Gue cuma bikin apa yang jaemin sama echan ceritain di kelas waktu itu jadi kenyataan. And then Mereka bakalan syok kan. "

"Lagian ga seru dong kalo langsung masukin mereka ke Ground tanpa ada greget nya hahaa"

"Dih, gue kirain kenapa"

Yeri menghentikan tawa nya.

"Hey! Gue ga semata mata ngelakuin sesuatu tanpa tujuan kan?"

"Maksud lo?"

Yeri kembali memain kan game nya.

"Ya lo lihat aja nanti"

---

"MATI LO MAKHLUK BAU AZAB!!!"

"Hosh hosh hosh" Hyunjin mengusap noda darah di pipi nya menggunakan punggung tangan nya. Setelah memutilasi titan tadi sampai tidak berbentuk.

"Oy...." Hyunjin berjalan mendekati teman temannya yang menunduk dalam.

"Dia ga papa... kan?!" Hyunjin mengguncang tubuh Felix dan dipisahkan oleh haechan.

"Stop it! Jaemin udah... "

Deg

"Ekspedisi berakhir sekarang. Kita harus pulang ke dalam" Seulgi menghampiri mereka dan berucap dengan datar. Memecah keheningan di antara keempat remaja tadi.

Seulgi menatap tidak percaya ke arah Jaemin yang terbaring di pangkuan Haechan. Memang saat berjalan ke arah sini dia tidak memperhatikan dengan detail, dan lagi tubuh nya Jaemin ketutupan Felix.

Seulgi turun dari kuda nya.

"Hahhh,,, udah gue duga." Seulgi jongkok di samping Jaemin dan menyentuh bagian perut jaemin yang terdapat luka menganga yang cukup besar.

Dan dengan perlahan luka itu menutup.

"Sial, tenaga gue ga cukup. Hyunjin, take him carefully. Jangan sampe dia jatuh atau luka nya kesenggol, Kalo kalian emang ga mau kehilangan dia buat selamanya"

---

"Hah akhirnya ekspedisi kita berakhir ya,,," Jeno membuka percakapan sesaat setelah mereka melewati gerbang.

"Iye, Ga gue sangka kita berhasil bunuh titan titan itu" Ucap seungmin.

Jisung celingukan meneliti satu persatu muka pasukan pengintai. Tapi nihil, dia ga nemuin bacod Squad atau bahkan seulgi.

"Yang lain mana dah?" Tanya jisung

"Ntah--- eh? Itu? Mereka?" Mereka pun segera berlari mendekat. Menghampiri teman temannya yang duduk bersandar kek gelandangan.

"Yoo! Wassap! Lah? Muka lo pada sepet banget anjir" Renjun menyapa mereka dengan semangat tapi kemudian heran saat melihat keadaan temen nya itu.

"Kalian kenapa dah, dan jaemin-- mana?"

Yang ditanya masih diam. Dan jeno mulai merasa tidak enak.

"Oi! Kalo orang tanya tuh jawab!" Jisung.

"Woy jawab!" Jeno memegang kerah Hyunjin dengan erat lalu memperhatikan pakaian ketiga orang itu yang penuh darah.

Darahnya ga menguap. Jadi bisa dipastikan kalau itu bukan darah titan.

Lalu, gaada luka besar di tubuh ketiga orang itu yang bisa mengeluarkan darah sebanyak itu. Berarti yang terluka bukan mereka.

Itu berarti—

"Sorry,,, jaemin–"

"Maksud lo apaan hah?!" Jeno nengguncang guncang tubuh Haechan dengan brutal.

"Jen! Udah woy!" Seungmin pun turun tangan untuk mencegah perkelahian.

"Jaemin ga bakalan mati kan? Sekarang, dia ada dimana?" Tanya Jisung ragu ragu.

"Dia udah di bawa mba seulgi..."

"Kayak nya dia ada di markas sih,, but i don't know"

'Puk'

"Oy, kenapa nih ribut ribut?"

"Mba seul?!!" Ucap mereka terkejut.

"Mba! Jaemin dimana?!" Jeno mencengkeram kedua bahu seulgi.

Seulgi nepis tangan jeno. Sakit woy.

"Dia udah baikan. Kalo mau jenguk mandi dulu." Seulgi berbalik kemudian melambaikan tangan sembari berjalan menjauh.

Semuanya megang dadanya sambil menghela nafas panjang. Merasa sangat lega setelah beberapa waktu lalu merasa jantung nya akan copot.

 Merasa sangat lega setelah beberapa waktu lalu merasa jantung nya akan copot

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menurut kalian alurnya kelamaan ga sih??

Atau typing nya bikin males gitu?

Ku tunggu jawabannya ya chingu
(◍•ᴗ•◍)❤

✩→★
Kritik dan saran ditunggu ya
Thank you!

Picture -Nct Skz 00L [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang