9-ngumpul

49 27 6
                                    

Afa terkejut mendengar suara tawa nyaring di samping kanan nya. Ia tidak tau mengapa malaikat tak bersayap dan kedua teman laki-laki nya tertawa.

"Hey kenapa kalian ketawa?"afa bertanya membuat tawa ketiga nya memudar.

"Air laut rasanya asin.
Lu gemesinn..."pantun Marco membuat semua yang ada di meja itu bersorak kecuali jey dan afa.

"Modus lu,"ujar jey lalu duduk di sebelah afa, begitupun dengan Glen, Marco, dan Yaya.

"Apa kabar fa?"

"Baik kok bi, kamu?"

Glen dan Marco saling pandang, aca dan ara yang berada di tengah tengah nya pun dengan bingung memundurkan sedikit kepala nya.

"Bi?Kamu?"ucap Marco dan Glen bersamaan lalu mereka berdua tertawa.

Tawa mereka memudar, lalu, "bi?kamu?"ucap mereka lagi lalu tertawa.

"Mikummm,"mang abdi datang membawa pesanan mereka.

"Bi?kamu?"ucap Glen dan Marco kepada mang abdi, mang abdi yang tidak tau apa apa ikut tertawa nyaring.

"Bi?kamu?"ucap ketiganya kompak lalu tertawa bersamaan, mereka yang ada di meja tersebut hanya diam kebingungan.

"Apa yang bi kamu?"mang abdi berhenti tertawa lalu bertanya kepada Glen dan Marco.

"Eh tau ga mang. Si jey udah baby baby an aja sama cewe lain,"

"Hooh mang. pake aku kamu lagi mang,"Glen dan Marco berbicara seraya menaik-naikan alis nya,"jangan-jangan udah jad-"

"Eh gue manggil dia Abi. bukan baby tau,"ungkap afa memotong ucapan kedua teman jey yang tidak ia ketahui nama nya."yaudah pake gue lu aja bi,"putus afa di angguki jey

"Yaelah ngambek si cewe,"

"Dijalan ketemu kedondong.
Jangan ngambek dongg..."ujar Marco

"Ga ngambek ko, beneran."afa meyakinkan kedua teman jey itu.

"Mikumm. ini pesanannya jadi ga nih? Tangan saya yang berotot ini sudah cape mengangkat nampan yang berisikan penuh dengan makanan dan minuman."ujar mang abdi, lalu jey membantu mang abdi menurunkan pesanan mereka.

"Katanya berotot, kok cape sih?!"aca menopang dagu nya lucu, sehingga membuat Glen yang berada di sampingnya menatap nya tidak berkedip.

"Heh kamu!!"tangan kanan mang abdi terarah ke arah aca dan tangan kirinya memeluk nampan yang sudah kosong akan pesanan.

Aca yang menopang dagu nya terkejut, begitupun Glen yang sedari tadi menatap nya.

"Cantik,"lanjut mang abdi, kemudian ia memakai kacamata hitam nya, lalu beranjak dari meja tersebut. Mereka hanya geleng-geleng kepala menanggapi mang abdi.

Mereka memakan pesanan yang mereka pesan dengan tenang. Berbeda dengan afa yang sudah melahap habis pesanan nya sedari tadi. ia sedang membuka aplikasi instagram yang ada di handphone nya. Sesekali ia menekan tanda love yang ada di bawah kiri postingan orang yang di kenal nya. Sesudah semuanya selesai, mereka berkenalan dan bercanda gurau, afa akui ia sangat senang dapat berkumpul dengan malaikat tak bersayap nya, ditambah gurauan teman-teman malaikat tak bersayapnya yang menggelitik perutnya.

Tidak jarang Ara dan Marco bertengkar karena tidak sependapat. Dan Glen yang mengeluarkan gombalan maut nya kepada Aca. Sedangkan Afa, jey, dan Yaya hanya menyimak sambil sesekali bersorak dan tertawa. Sebenarnya afa memang masih malu, lebih lagi ia duduk bersebelahan dengan jey yang ia beri gelar malaikat tak bersayap. Ia kira sepulang nya dari bumi perkemahan itu, ia tidak akan bisa lagi bertemu dengan jey, tapi Tuhan berkata lain.

Aku & KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang