•21• SEORANG PSYCHOPATH??

2.9K 92 24
                                    

"Yang!!" teriak Revan dari meja kerjanya.

"Apa sih kamuu?" balas Ranasya kesal.

"Kamu kenapa diem terus? Tumben-tumbenan ngga banyak omong, ada apa sih?" tanya Revan pada Ranasya setelah melihat perbedaan raut wajah sang istri yang berubah drastis. Wajah Ranasya jelas-jelas memancarkan aura kesal dan marah. Kentara sekali. Tapi di mata Revan, itu malah terlihat menggemaskan.

"Kenapa sih hemmm?" tanya Revan lagi yang disertai kekehan kecil diakhirnya. "Kenapa ketawa? Ada yang lucu?" ketus Ranasya sambil menatap Revan tajam.

"Kamu..." jawab Revan sambil menatap mata Ranasya.

"Aku apa?" tanya Ranasya lagi karena suami tampannya itu menjeda ucapannya.

"Cantik" lanjut Revan. Perkataannya itu membuat Ranasya sang pemiliknya tersipu, pipinya menunjukkan semburat merah yang kentara. Ia malu, sangat malu. Dengan senyuman kecil yang ia tahan, ia memukul lengan Revan pelan "Apaan sih kamu?"

"Tuhkan lucuu" jawab Revan sambil tertawa melihat tingkah istrinya yang selalu mengisi penuh hati dan pikirannya itu.

"Yang?" panggil Revan sambil menyenderkan kepalanya di pundak Ranasya.

"Hmm" jawab Ranasya sambil mengusap-usap perutnya sayang.

"Aku sayang kamu, baby-nya juga" ujar Revan sambil ikut mengusap-usap perut istrinya juga.

"Tau, kok. Tapi aku ngga sayang kamu, gimana dong?" tanya Ranasya sambil memaikan rambut suaminya dengan tangan kirinya.

"Maksudnya? Kamu?..."

"Iya, aku ngga sayang kamu. Aku maunya cinta sama kamu, kalo udah cinta kan pastinya sayang" lanjut Ranasya. Kali ini Ranasya yang membuat semburat merah itu muncul di kedua pipi pria yang ia cintai dan sayangi.

"Ihh... kamu pinter gombal ya sekarang?" goda Revan sambil mencolek-colek pipi kiri Ranasya.

"Oh iya dong, apa sih yang ngga aku bisa? Ranasya" jawabnya sambil menunjukan wajahnya yang dibuat seangkuh mungkin.

"Tau narsisnya balik, ngga lagi deh aku ngomong gitu" kesal Revan.

"Bodo amat, yang penting kamu sayang aku--"

"Cinta!!" teriak Revan di depan wajah Ranasya dengan muka garang. Ranasya ingin sekali rasanya menangis saat ia merasa dibentak. Belum sempat Ranasya meluncurkan air matanya, kedua pipinya yang chubby itu langsung menunjukkan semburat merah lagi.

"Kalo udah cinta kan pasti sayang" lanjut Revan saat melihat Ranasya hampir menangis. Ia tertawa saat melihat semburat itu muncul. Ia memiliki sensasi tersendiri saat menjahili istrinya ini. Rasanya jika tidak membuat istri cantiknya ini kesal, marah, dan menangis karena ulahnya yang katanya menyebalkan, ia tidak bisa hidup tenang. Aneh sekali bukan.

"Cieee nangis" goda Revan yang melihat Ranasya menangis sambil memeluknya erat. "Kamu sih. Gegara kamu ini" jawab Ranasya.

"Iya deh iya, maaf ya--" ucapan Revan terpotong saat seseorang mengetuk pintu ruangannya dari luar.

Tok Tok Tok

"Masuk!" teriak Revan.

"Udah jangan nangis, malu tuh" reda Revan. Ranasya hanya mengangguk dan semakin menelusupkan wajahnya ke dada bidang suaminya itu.

"Ada apa Silla?" tanya Revan yang tak melihat atau mendengar sesuatu dari Silla.

"Ah anu Pak, maaf sebelumnya, ada yang ingin bertemu Pak Revan" jelas Silla setelah menormalkan detak jantungnya yang mencepat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RANASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang