Bagian 7

70 8 0
                                    

BAGIAN 7

Rumah tersebut adalah kost yang berlantai dua dimana lantai pertamanya adalah dapur yang dipakai bersama oleh para penghuni kost yang mayoritas adalah para pegawai kantoran. Lantai kedua dipakai sebagai kamar kost. Ada beberapa kamar yang disewakan oleh Chandra sebagai penghasilan tambahannya. Chandra sendiri tidak tinggal disana, namun dia sering datang ke kantornya sekedar untuk mengetik dokumen yang dipakainya dalam pekerjaannya.

Magrib menjelang, saat si wanita gaib yang bukan lain adalah Yulia adanya, kembali mengunjungi rumah tersebut. Tempat pertama yang dimasukinya adalah kantor milik Chandra. Yulia menyempatkan diri untuk melihat poster yang tertempel di dinding kantor tersebut.

"27 Nasehat Suci Buddha Chi Kung." Bibirnya membaca tulisan yang terpampang di poster tersebut. "Hmm... Jadi dia seorang beragama Buddha."

Beberapa penghuni kost yang sudah pulang dari kerja melintas di koridor depan kantor sebelum dapat akses ke lantai atas. Yulia memperhatikan mereka setiap mereka yang masuk. Kebanyakan dari mereka adalah wanita.

"Heh, cowok itu sepertinya belum pulang." Gumamnya. "Coba kulihat saja."

Hanya dalam waktu sekerjapan mata, Yulia sudah berada di dalam kamar Alvin dan mendapatkan pemuda itu sedang asyik tertidur dengan mulut menganga.

"Tidur. Bagus! Saatnya aku beraksi."

Yulia melayang di atas tubuh Alvin yang tertidur pulas itu dan dalam waktu singkat, badan halusnya sudah masuk ke dalam badan kasar si pemuda itu.

"Hmm... Rohnya tidak melawan. Bagus! Biar kuberi dia sedikit pelajaran!" Yulia memejamkan matanya seperti sedang merapal sesuatu.

Biasanya jika seseorang dalam keadaan tidur, konon roh di badannya akan keluar dari badannya dan berkelana di alam mimpi. Itu sebabnya dalam beberapa kasus jika seorang manusia yang sedang tidur merasa ditindih makhluk halus, dia takkan bisa menyadarinya. Di saat dia menyadarinya dan bangun dari tidurnya, sudah telat karena makhluk halus itu sudah menguasai sebagian tubuh kasarnya.

"Hik hik hik hik hik.... Tamat kau manusia sombong!" Yulia keluar dari badan kasar Alvin dan membersihkan bibirnya yang bersimbah darah dengan lengannya. Seseorang yang biasanya dirasuki makhluk halus, pada saat makhluk halus itu keluar dari badan kasarnya maka berat tubuhnya akan berkurang sekitar 2-5 kilogram. Hal ini dikarenakan makhluk halus yang merasukinya menghisap darah manusianya. Efek selanjutnya adalah orang tersebut akan sakit.

Puas melaksanakan niatnya, Yulia keluar dari kamar itu dengan melintasi dinding dan melayang kembali ke kantor di lantai bawah.

Ketika tiba di kantor, Yulia tersentak kaget. Betapa tidak. Di sana di bangku kantor di depan meja, duduk Chandra yang sedang serius mengetik dengan komputer.

"Kenapa aku harus takut padanya?" Yulia berkata kepada dirinya sendiri. "Cowok indigo di atas sudah aku kalahkan. Sekarang giliranmu!"

Dengan keyakinan penuh, Yulia melayang menuju kantor. Namun sebelum sempat badannya mencapai pintu kantor, Yulia merasakan dirinya terpental.

BRUUKKK!!

"Akkkhhh...." Tersentak Yulia mendapatkan dirinya terpental ke udara beberapa meter jauhnya. Tak percaya dengan apa yang barusan dialaminya, dia menatap erat Chandra yang masih serius dengan pekerjaannya itu.

"Kenapa? Apa yang ada di badannya?" Menyusun energi kembali, Yulia pun bergerak lagi, menerjang maju ke arah Chandra.

DIEESSSHHHH!!!!

"Uaaaaggghhhhhhh!!!" Yulia kembali memekik dan kali ini lebih parah dia terpental. Tidak saja dia mencelat lebih jauh dibanding sebelumnya, tapi dia juga terpental menghantam dinding lalu terkulai jatuh ke lantai.

"Hahh?!!" Yulia menggelengkan kepalanya antara pusing akibat terpental dan rasa tak percaya. "Aku bisa menabrak dinding?"

Dilihatnya Chanda masih serius mengetik saat itu. "Dia... Dia tidak bergerak menyerang sama sekali, tapi kenapa aku tidak bisa mendekatinya?"

"Akan kucoba lagi." Yulia berdiri dan menghimpun energi yang lebih besar lagi. Namun kali ini dia tidak mau mengambil risiko terpental lagi. Dia menggerakkan tangannya untuk menghantam dari jarak jauh.

"Rasakan ini! HIIIHHHH!!!!" Yulia mengibaskan tangannya dan selarik energi gaib berkekuatan besar melesat ke arah Chandra.

Energi gaib itu semakin dekat dan dekat. Yulia yakin serangannya kali ini akan masuk mengenai tubuh pemuda itu. Dia pun tertawa terkikik.

SEETTHH!! WUUSSHHHH!!!

Pada saat energi gaib yang menerjang itu tersisa sekitar 30 sentimeter dari tubuh Chandra yang duduk bekerja itu, kelebatan cahaya itu mendadak berbelok arah ke atas dan hilang. Yulia yang melihat hal itu berhenti tertawa dan sepasang matanya terbelalak.

"Gilaaa!!! Itu... Itu...." Yulia menggaruk kepalanya yang berurai rambut panjang itu. "Energiku sudah 80 persen kupakai masih tak bisa menembusnya?"

"Hmmmm.... Tidak. Aku tidak mungkin kalah! Aku tidak percaya kalau dia tidak bisa ditembus." Yulia menggerakkan tangannya kembali menghimpun energi. "Akan kupakai 200 persen energiku. Biar hancur sekalian dia. Hik hik hik hik hik..."

Yulia berkomat-kamit seperti membaca sesuatu dan mempersiapkan badannya untuk dibungkus oleh energi yang diundangnya. Matanya terpejam untuk merasakan energi yang masuk itu menyatu dengan badannya. Bersamaan dengan dibukanya matanya, kedua tangannya terpentang ke depan dan segelombang energi pun melesat dengan kencang.

Saking kuatnya gelombang energi gaib itu, kaca kantor di depan Chandra tampak bergetar. Pemuda itu berhenti mengetik untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi. Tepat pada saat itu gelombang energi gaib yang dahsyat itu menghantamnya.

BUUUMMMMM!!!!

"Mampus kau! Hik hik hik hik hik hik hik..." Terkikik Yulia mendapatkan gelombang energi yang dihantamnya mengenai sasarannya. Segumpal asap tebal menutupi pandangan matanya. Yulia pun harus menunggu beberapa saat untuk dapat melihat lebih jelas.

Saat kepulan asap menipis dan hilang dari pandangannya, Yulia dapat melihat hasil serangannya. Dugaannya pemuda itu pasti sudah terkapar pingsan saat itu.

TOK! TOK! TOK!! TOKK!!

"Hoiiii! Hoiiii! Lagi serius nih, jangan bercanda ya." Tampak Chandra sudah berdiri dari kursinya dan mengetuk kaca yang bergetar itu dengan lipatan jarinya. Tidak ada darah yang keluar darinya, pun dia masih berdiri dengan tegap seperti tak pernah terjadi apapun.

Sekali ini Yulia tak lagi dapat percaya dengan matanya. Pemuda itu sedikitpun tidak tersentuh. Mulutnya hanya bisa ternganga melihat kenyataan di depannya.

Dilihatnya pemuda itu melangkah ke koridor sesaat seperti ingin memastikan apa yang sedang terjadi. "Ganggu orang kerja aja! Balik sana!"

Tak lama setelah Chandra berkata begitu, Yulia kembali terbelalak merasakan pancaran panas gelombang yang menggulung semakin lama semakin dekat ke arahnya. Untuk pertama kali dalam hidupnya sebagai kuntilanak, dia merasakan ketakutan melanda dirinya.

"Ti....Ti.... Tidak mungkiiinnn...." Saat Yulia menyadari apa bentuk dari hawa panas itu, semuanya sudah telat. Sebelum sempat dia menghilang, energi itupun menghantam dirinya.

BUUUUUMMMMMMM!!!!

"UUUUUAAAAAGGGGHHHHHHHHHH!!!" Yulia menjerit kencang tanpa dapat mengelak dari energi yang berbalik menghantam dirinya itu. Akibatnya dia mencelat mental beberapa meter jauhnya, tubuh halusnya menabrak dinding dan untuk selanjutnya terkapar lemas.

"Nggghhhhhh...." Pandangan matanya menjadi gelap. Saat berikutnya Yulia tidak tahu apa-apa lagi.

BERSAMBUNG

DIFFERENT WORLD (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang