Bagian 19

52 6 0
                                    

BAGIAN 19

Saat sadarkan dirinya kembali, Yulia terisak dalam pelukan Gideon. Dia telah mengetahui apa yang terjadi barusan saat dirinya dalam kekuasaan tenung hitam Arya. Dia sendiri sudah menceritakan apa yang dialaminya saat tertawan di rumah mantannya itu, termasuk saat dirinya kembali menjadi manusia.

"Aku minta maaf telah menyerang kalian." Ujar Yulia dalam tangisannya. "Aku tidak sadar karena Arya mengambil rambutku."

"Sekarang kau sudah aman." Gideon mendekap kuntilanak itu dalam pelukannya. "Tak perlu lagi menangis."

"Kita harus hentikan ini secepatnya." Chandra berkata. "Sebelum jatuh korban lagi."

Tangisan Yulia mendadak berhenti saat mendengar Chandra mengatakan hal itu. Sepasang matanya berbinar-binar. "Aku ikut."

"Tentu kau harus ikut, karena kami tak tau alamat rumahnya." Jawab Chandra.

"Asyiiiikkkk...." Yulia mengangkat tangannya. "Aku bisa membalaskan sakit hatiku."

"Susah ya kalo kunti itu zodiaknya Cancer." Celetuk Chandra.

"Emang kenapa kalau aku Cancer?" Yulia membalas tak kalah cepatnya.

Tertawa kecil Chandra sebelum menjawab. "Cancer itu bintang yang ingatannya sangat kuat. Sampai hal kecil dan detailpun akan terus diingatnya sampai mati."

"Apalagi urusan dendam." Sambung Chandra.

"Hik...Hikk....Hikkk...Hiiikkk....Hiiikkkk... Suka-suka aku dong... Sirik aja deh jadi manusia..."

"Aku penasaran gimana sih kamu kalau jadi manusia lagi?" Tahu-tahu Gideon berkomentar. "Aku jadi pengen lihat."

"Ihh sakit tau..." Yulia menatap remaja itu. "Sampai ke tulang-tulang sakitnya."

"Emangnya kamu punya tulang?" Tanya Chandra lagi.

"Issshhhh.... Perumpamaan... Perumpamaan...." Yulia mendelikkan matanya. "Heran deh, senewen amat ya sama aku..."

"Itu bukan senewen..." Gideon menimpali. "Itu kesukaannya. Kami senang karena kamu telah kembali."

"Ya... Mari kita selesaikan." Yulia berdiri dari pangkuan Gideon dan melayang di antara mereka. "Aku sudah tak sabar untuk kesana lagi."

*****

"Jadi ini tempatnya?" Ucap Gideon saat turun dari mobil yang mengantarnya dan berjalan ke sebuah gang di komplek perumahan

"Iya. Aku kan penduduk di Selatan ini sebelum aku bundir." Sahut Yulia. Tangannya menunjuk ke depan. "Nah, itu rumahnnya."

"Kalau dari luar aja udah begini, halaman dalamnya pasti luas ya." Kata Gideon.

"Mau dibangun lapangan bola pun bisa kok." Timpal Yulia.

"Astaga! Ckckck..." Gideon berdecak kagum. "Rumah Pak Santoso aja udah besar. Ini lebih besar lagi."

"Sepertinya kurang lebih sama deh." Chandra yang sedari tadi terdiam kini bersuara. "Yang beda Cuma hawanya."

"Tuh kan... Ada pagar gaib disana. Aku nggak bisa tembus." Kata Yulia.

"Sepertinya ada penjaga di pintu depan. Deo, coba kau panggil Dewi. Harusnya Dia sanggup membuka pagar gaib itu." Chandra berkata kepada Gideon.

DIFFERENT WORLD (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang