Bagian 17

60 5 0
                                    


BAGIAN 17

"Woohoooo....Pucuk dicinta ulam tiba!" Sosok yang ternyata Arya Prawira itu terkejut bercampur senang. Ternyata di saat perhatian Yulia terfokus kepada Nyai Ratu, Arya yang memiliki ilmu kanuragan yang tidak rendah itu berhasil mengendap di belakang Yulia dan menancapkan paku emas ke ubun-ubun Yulia di saat dia lengah. Ilmu linuwih yang dimilikinya cukup tinggi terbukti Yulia bisa tidak mengetahui keberadaannya.

Tangannya seketika bergerak menjambak rambut panjang Yulia yang kini telah berubah kembali menjadi manusia itu setelah paku emas itu ditancapkan di kepalanya.

"Aaaauuuhhhhhhhh......" Yulia mengerang saat dirasakannya rambutnya dijambak.

"Aku terkejut melihatmu!" Arya menatap gadis di depannya tak berkedip. Rupanya dia tidak menyangka kuntilanak yang menyambanginya adalah arwah Yulia yang mati penasaran.

Ditamparnya pipi kanan Yulia perlahan. "Tapi kau semakin cantik!"

"Lepaskan aku, bangsat!" Yulia meronta dalam jambakan lelaki yang pernah menjadi mantannya itu. Namun rontaannya itu justru semakin membuatnya menyakiti dirinya sendiri. Tangannya yang mengepal erat itu bergerak hendak memukul Arya.

"Wow... Wow... Galak sekali kau, Yuyu..." Dengan tangan yang satunya, Arya berhasil mencekal tangan halus Yulia yang memukulnya itu.

"Jangan sebut nama itu! Bajingan!!!" Yulia berteriak dan meronta dalam cengkraman kuat Arya.

"Sepertinya kalian berdua sudah saling mengenal." Terdengar suara seorang wanita mendekati mereka.

"Nyai." Arya melirik sekilas ke arah wanita itu. Aura yang ditimbulkan sangat terasa kharismanya. Dialah Ratu Siluman Ular yang telah berganti ke wujud manusia.

"Siapa dia?" Wanita yang dipanggil Nyai oleh Arya itu menatap lekat wajah Yulia. Suaranya dalam wujud manusia pun terdengar berwibawa.

"Bertemu kembali dengan mantanku itu artinya Tuhan ternyata sangat menyayangiku!" Arya menjawab pertanyaan Nyai Ratu dengan puitis, disusul oleh suara tertawanya.

"Mantan? Hsshhhh...." Nyai Ratu berdesis. "Mantanmu sangat banyak."

"Dia Yulia, mantanku yang mati bunuh diri itu." Arya menjelaskan.

'Ternyata si bangsat ini tau aku bunuh diri.' Yulia berkata dalam hatinya.

"Oh, dia ternyata...." Nyai Ratu berujar pendek. Dia masih menatap wajah Yulia. "Cantik sekali. Pantas kau jatuh cinta padanya."

"Itu dulu, Nyai. Sekarang aku bukan Arya yang dulu lagi." Lelaki kurus itu menatap wajah Yulia lagi. "Andai saja kau dulu seperti ini..."

Tangan Arya yang memegang pipi Yulia itu merambat turun ke arah lehernya, dan semakin turun.

"Bangsat! Laki-laki jahanam!" Yulia berteriak sambil menghentakkan kakinya sekuat tenaga ke arah kemaluan Arya.

"AAAUUUGHHHHHHHHHH!!!!!" Arya menggerung kesakitan dan tangannya seketika memegang alat vitalnya yang ditendang oleh Yulia itu. Badannya seketika limbung dan jatuh ke tanah. Suara erangannya panjang terdengar.

Melihat dirinya telah terbebas dari jambakan Arya, Yulia pun segera bereaksi. Tanpa melihat ke belakang, dia pun lari dari tempat itu.

"Hmm... Mau kemana kau, cantik? Urusan kita belum selesai." Nyai Ratu mengangkat tangan kanan dan menjentikkan jarinya mengarah ke Yulia yang meloloskan diri itu.

"Ugghhhhh!!!" Yulia terkesiap saat merasakan tengkuknya seperti tersengat bisa ular. Yang dapat dirasakannya saat berikutnya adalah pandangannya mendadak menjadi berkunang-kunang dan tubuhnya lunglai menghantam tanah. Kesadarannya memudar.

"Perempuan jalang!" Arya yang sudah kembali berdiri itu mengumpat kesal dan berjalan tertatih-tatih menahan sakit ke tempat Yulia terkapar tak sadarkan diri itu.

*****

"Ugghhhh...." Mengeluh Yulia saat kesadarannya mulai pulih. Perlahan matanya membuka dan merasakan sakit kepala yang masih tersisa.

"Aakhh..." Gadis itu berniat untuk mengelus kepalanya, namun tersentak kaget karena tangannya tak dapat digerakkan. Saat menyadari apa yang sedang terjadi padanya, dia mendapatkan dirinya terikat di sebuah kursi. Kedua lengan dan kakinya juga terikat erat oleh tali tambang.

"Dimana ini?" Yulia mendapatkan dirinya berada di sebuah ruangan kecil dan remang. Pencahayaan di ruangan itu hanya sebuah bohlam 5 Watt berwarna kuning yang menambah redup suasana.

Dalam keterbatasan cahaya itu, Yulia mencoba melihat ke sekelilingnya, Ternyata dia dikurung di sebuah gudang. Bau apek kayu dan barang bekas yang bergeletakan di sekitarnya.

Yulia mencoba meronta, namun kedua lengannya terikat erat di belakang kursi. Beruntung saat itu mulutnya tidak ikut diikat sehingga dia masih bisa merasakan sedikit kebebasan.

"Sial. Kenapa aku bisa sebodoh itu masuk perangkap mereka?" Yulia merutuk dirinya sendiri. "Apa yang musti kulakukan sekarang?"

Menyadari dirinya berada di gudang, matanya dengan liar melihat ke sekitarnya, berharap dia dapat menemukan sesuatu yang tajam yang dapat membuatnya melepaskan tambang yang mengikatnya.

"Hufff..." Menghela nafas gadis itu tampak putus asa karena tak menemukan apa yang ingin dicarinya.

Tepat pada saat itu, Yulia mendengar bunyi pintu dibuka. Matanya yang terbiasa di tempat remang itu hanya bisa memicing saat sinar terang dari luar gudang menyeruak masuk saat pintu terbuka. Rupanya saat itu sudah bukan malam lagi. Lalu terdengar langkah ringan yang berhenti di depannya.

"Aaahhhhh..." Yulia tersentak saat dagunya dicekal erat oleh sosok yang baru masuk itu, yang tak lain adalah Arya adanya. Lelaki kurus itu menatap wajahnya sesaat sebelum mendapat balasan pelototan saat Yulia membuka matanya.

"Yuyu.... Tak kusangka Tuhan mempertemukan kita lagi setelah sekian lama." Terdengar Arya berkata diikuti suara tertawa terkekeh.

"Mau apa kau?!!" Yulia membentaknya. "Lepaskan aku!!"

"Hahahahahaha... Lepaskan katamu? Tak semudah itu!" Arya melepaskan cekalan tanganya dan berbalik arah. Tangannya menyalakan sebatang rokok yang kemudian disemburkannya asapnya ke wajah Yulia, membuat gadis itu terbatuk.

"Brengsek kau, Arya. Apa maumu?" Bersusah payah Yulia tampak berbicara dari kepulan asap yang menerpa wajahnya itu. "Aarrgggggghhhhhh!!!"

Yulia menjerit saat rambut panjangnya dijambak oleh Arya.

"AAAARRRGGGHHHHHHHH!!!!" Jeritan gadis itu semakin menjadi saat merasakan Arya bukan saja menjambak, tapi mencabut beberapa helai rambutnya. Lalu jambakannya dilepaskn dengan kasar,

"Hahahahaha.... Hahahahaha....." Semakin keras suara tertawa Arya sambil memandang beberapa jumput rambut yang berada di genggamannya. Tanpa berkata apapun, lelaki kurus itu membalikkan badannya dan berlalu dari hadapan Yulia begitu saja. Pintu dibanting dan dikunci dari luar, sehingga Yulia kembali sendirian di dalam.

"Gawat!" Yulia merenung dalam hati saat menyadari apa yang akan terjadi selanjutnya. Ketakutan yang telah lama tak dirasakannya mendadak melanda dirinya saat itu.

BERSAMBUNG

DIFFERENT WORLD (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang