Bagian 6

81 8 0
                                    


BAGIAN 6

Dua minggu kemudian...

"Ini nomor saya, kalau ada penting atau pertanyaan, silakan hubungi saya." Seorang pemuda menyerahkan kartu namanya kepada wanita yang berdiri di hadapannya. "Selamat datang dan semoga betah tinggal di kost ini."

"Terima kasih, Ko." Wanita itu tersenyum dan membaca nama yang tertera di kartu itu. "Chandra Gozali."

"Ya, panggil saja saya A Chan." Ujar pemuda itu lagi. "Saya pamit dulu, masih ada yang harus dikerjakan."

"Ya, Ko A Chan. Terima kasih sekali lagi." Mengangguk wanita itu seakan mengiringi kepergian si pemuda. Chandra, seorang pemuda berusia tiga puluhan dengan perawakan tinggi langsing dan tegap.

Baru saja Chandra tiba di tangga untuk turun ke lantai dasar, pintu pagar membuka dan seorang pemuda lain masuk.

"Dari mana, Vin?" Tanya Chandra.

"Cari makan nih." Jawab Alvin, lelaki yang baru datang itu, sambil menunjukkan kantong plastik yang berisi sebungkus makanan.

"Hmm..." Alvin sekilas melirik ke belakang. "Ada yang datang."

Tatapan Chandra tampak kosong ke depan. "Oo, siapa?"

Alvin hanya bergumam. "Wanita berpakaian kantoran. masuk ke kantormu."

"Ooo... Mau apa dia di kantorku?"

Alvin tak berkedip menatap kantor yang tembus pandang karena ada kaca bening di dindingnya itu. "Dia duduk di meja kerjamu dan mengetik disana."

"Begitu..." Suara Chandra terdengar kecil. "Selama dia tidak mengganggu sih, biarkan saja."

"Tapi dia bukan penghuni sini lho, Chan." Kata Alvin. "Sudah dua hari ini dia datang kemari."

"Aku tau kok. Penghuni disini bukan wanita." Sahut Chandra. "Posisinya pun bukan di kantorku."

Setelah berkata begitu, Chandra pun melangkah melewati koridor di depan kantornya untuk menuju pintu keluar. Masih berjarak beberapa meter di depan pintu kantor, Alvin yang masih berdiri di tangga itu terkesiap melihat sosok wanita gaib di kantor bergerak, menghentikan kegiatan mengetiknya.

"Heh..." Alvin semakin terkesiap saat Chandra melintas tepat di depan pintu kantornya, Dia melihat wanita berpakaian kantor itu mengangkat kedua tangannya seakan melindungi wajahnya yang tertutup rambut itu dan tak lama kemudian dia mendengar suara wanita itu.

"Ughhhhh...." Si wanita seperti berusaha melindungi dirinya saat Chandra berjalan di depannya. Pemuda itu masih sempat menoleh ke arahnya dan menatapnya.

Saat Chandra berlalu dan pergi dari tempat itu, barulah si wanita gaib itu tenang kembali.

Alvin yang masih berdiri di tangga itu tampak ternganga melihat apa yang terjadi di depannya. "Chan, kenapa wanita itu takut kepadamu?"

Saat dia hendak melangkahkan kakinya ke lantai atas, wanita berpakaian kantoran itu mendadak muncul dan berdiri di depannya.

"Kau bisa melihatku ya?" Tanya wanita itu. Wajahnya tertutup rambut panjang,

Alvin tak menggubrisnya. Dia meneruskan langkahnya ke atas.

"Sombong sekali kau manusia!" Ujar wanita itu. "Akan kubuat kau pergi dari sini!"

"Maaf, jangan ganggu saya. Saya hanya mengontrak disini." Jawab Alvin sambil membuka pintu kamarnya dan masuk. Ruangan berukuran 3x4 meter dengan ranjang di atas lantai tampak nyaman bagi dirinya yang sudah kelaparan itu.

"Semua lelaki itu sama bangsatnya! Grrrrhhh!!" Sosok wanita itu menggeram. "Tunggu saja. Akan kubuat kau tidak betah tinggal disini."

"Chandra, siapa dirimu sebenarnya?" Alvin menggaruk kepalanya. "Baru sekali ini aku melihat ada makhluk gaib seperti kepanasan saat bertemu dengan manusia."

Tahu-tahu sosok wanita gaib itu muncul di kamar dan berdiri menunduk di sudut kamar. Alvin bukannya tidak mengetahui kehadirannya, tapi dia memilih untuk tidak memperdulikannya, Dia membuka bungkusan makanan yang dibawanya dan mulai melahap isinya.

'Aneh. Kenapa aku bisa berada dekat begini dengannya, tapi dengan cowok tadi, badanku seperti terbakar?' Gumam wanita gaib itu. 'Akan kucoba menyentuhnya.'

Wanita gaib itu mendekati Alvin dan menjulurkan lengannya. Tapi sebelum tangannya tiba, Alvin berpaling memelototinya. "Sudah kubilang jangan ganggu saya!"

Pada saat Alvin melotot, wanita gaib itu terhenyak. Sekilas dia melihat kilauan cahaya berpendar dari tubuh pria itu.

'Hmm... Jadi begini kalau manusia indigo itu marah. Tubuhnya akan mengeluarkan energi dan aura tertentu.' Wanita gaib itu menarik tangannya. 'Tapi cowok tadi, apakah dia manusia indigo juga? Tapi kenapa aku merasa panas saat dia berada di dekatku?'

'Dia pasti akan balik lagi kemari besok.' Sambung wanita gaib itu. 'Aku takkan puas sebelum menemukan jawabannya.'

Tangannya terkepal membentuk tinju. 'Selama ini semuanya berhasil aku buat hingga ketakutan. Tapi dua cowok ini berbeda. Apalagi yang satu itu.'

'Lihat saja besok. Aku akan kembali untuk mengusirmu dari tempat ini. Aku tidak suka ada pria yang tinggal di tempat ini!'

BERSAMBUNG

DIFFERENT WORLD (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang