Bagian 10

59 4 0
                                    


BAGIAN 10

"Om Dewa."

Sudah beberapa waktu berlalu sejak Yulia mendapat bimbingan dan ajaran langsung dari Buddha Chi Kung. Ajaran dan nasehat yang penuh cinta kasih sedikit demi sedikit membuat dendam dan sakit hati Yulia berangsur menghilang. Di satu pihak, sifat Chi Kung yang iseng itu mulai menular kepadanya dirinya.

"Hmm..." Chi Kung yang saat itu sedang duduk menikmati araknya, hanya menjawab dengan gumaman. Yulia berada di sampingnya.

"Aku terkadang iri kepada Chandra." Yulia berkata.

"Hmmm..." Lagi-lagi Chi Kung hanya bergumam dan meminum araknya dari bumbung yang selalu dibawanya.

"Dia seorang manusia tapi sudah berjodoh dengan Dewa sejak dilahirkan, sedangkan aku umur 24 tahun baru bisa mengenalnya."

"Hei," Chi Kung menurunkan bumbung yang dipegangnya. "Harusnya kau bersyukur bisa mengenal saya. Dewa lain mana mau mendekati dan membimbingmu seperti ini."

"Iya, tapi aku kok dapatnya yang rada gimanaaaaa gitu...."

"Heeiiii.... Kau arwah yang beruntung, masih juga menggerutu." Chi Kung mengambil kipas dan siap menepak kepala Yulia. Tapi diurungkan niatnya. "Coba tanya arwah mana yang bisa dengan mudah berbicara dengan Dewa? Arwah mana yang bisa punya kesempatan mendapat nasehat langsung dari Dewa?"

"Aku harus tanya kemana?" Yulia menimpali. "Disini aku sendirian."

Chi Kung tertawa. "Seluruh kehidupan telah diatur oleh penguasa. Apalah yang mau dimohon? Kau bisa sampai disini dan bertemu dengan saya itu semua telah diatur."

"Mengapa? Om Dewa pernah bilang semua terjadi dengan alasan. Pastinya hal ini juga bukan tanpa alasan terjadi begitu saja kan?"

"Saya belum bisa memberitahu kalau hal itu. Karena belum tiba waktunya."

"Masih berapa lama lagi baru tiba waktunya?"

"Sebentar." Chi Kung menempelkan ujung jempolnya secara bergantian ke ujung 4 jari lainnya. Terdiam selama beberapa detik sebelum akhirnya Chi Kung kembali bersuara. "Masih lama."

"Iya, tau masih lama. Lamanya berapa lama?"

"Sebentar." Chi Kung kembali menghitung. Setelah beberapa detik dia menatap Yulia. "Masih lama."

Yulia menghempaskan bahunya, pertanda kesal. "Berapa?"

"Ya, masih lama."

"Tau nggak sih, jangan-jangan malah nggak tau."

"Hei, mana mungkin saya tidak tau? Ini bukan rahasia untukku, tapi untukmu."

"Untukku? Kenapa?"

"Kalau aku kasih tau sekarang, itu namanya mendahului keputusan langit."

"Tapi kok Chandra bisa tau sesuatu sebelum terjadi?"

Chi Kung tertawa. "Kau tau juga ya, setan cilik."

"Jangan panggil aku setan cilik." Bibir Yulia manyun terlipat. "Aku bukan anak kecil lagi."

"Bagi saya kau masih kecil, masih amatir, belum berpengalaman." Balas Chi Kung. "Makanya belajar yang banyak agar kemampuanmu bertambah."

"Iya, Om Dewa." Yulia mengangguk. "Tapi pertanyaanku belum dijawab."

"Ooo, mengenai hal itu, tidak semuanya Chandra bisa tau. Kalau memang dia diijinkan untuk tau, dia akan tau. Tapi kalau tidak ya dia takkan tau. Itu namanya bocoran."

DIFFERENT WORLD (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang