Bagian 14

60 4 0
                                    


BAGIAN 14

"Kadang aku sebal sama Chandra, tapi kali ini aku senang dipanggil kemari." Yulia berkata.

"Tapi melihat wanita ini, aku jadi benci lagi!" Dengan memasang wajah cemberut, dia menatap salah satu dari dua wanita itu.

Dewa Chi Kung yang saat itu ikut hadir disana bersandar di pintu kamar, tertawa sambil mengipas pelan. "Pintu mulai terbuka ya."

"Pintu apa?" Suara Yulia terdengar ketus. "Aku lagi bicara tentang dia, bukan pintu. Waktu boleh lama berlalu, dia bisa berganti penampilan, tapi aku tidak mungkin melupakan wajahnya."

"Terus kenapa kalau sudah liat dia?" Chi Kung membalas perkataan Yulia. "Mau membunuhnya?"

"Bukan gitu juga." Kedua tangan Yulia mengepal kencang, giginya gemeretuk. "Andai boleh aku cekik dia..."

Kedua tangannya menjulur lurus menuju ke leher Elly. "Gue matiin juga nih."

Tawa Chi Kung meledak melihat tingkah Yulia yang salah tingkah itu. "Kau bersabar sedikit, nanti semuanya akan terungkap. Sudah beli tiket belum?"

"Tiket apa?" Yulia menatap lekat-lekat Buddha Hidup itu.

TWINGG!!! Di tangan Chi Kung mendadak terpegang selembar tiket bioskop.

"Tiket film." Sahut Sang Dewa. Kipas yang dipegangnya digoyangkan di depan wajahnya. "Mereka ini pemain utamanya. Termasuk dirimu. Nih pegang tiketnya."

"Ini tiket apa?" Yulia melihat ada judul tertulis disana dan membacanya. "Different World."

"Kenapa aku harus pegang tiket tak berguna ini?" Yulia melempar tiket yang diterimanya itu ke udara dan tiket itu raib begitu saja.

"Itu suamiku!" Elly menunjuk suaminya yang terbaring tak bergerak di atas ranjang itu.

"Suaminya?" Yulia terperangah. Segera dia berpaling melihat arah yang ditunjuk Elly. "Mas Arya?"

"Astaga!" Chandra terbelalak melihat seorang lelaki berusia sekitar 40an tahun terbaring tak berdaya dengan lengan dan kaki kirinya terikat rantai besar yang dijaga oleh seekor makhluk bertanduk satu. Makhluk itu menggeram, melotot dan menyeringai saat melihat Chandra.

"Grrrr!! Kau bisa melihatku ya." Makhluk itu menggeram. "Awas kalau kau manusia sentuh dia. Akan kubunuh!! Gggrrrrr!!"

"Fiuhhh!! Untung itu bukan Mas Arya. Tapi Mas Arya juga nggak segendut itu sih. Huhh!" Yulia mendekapkan lengannya di dadanya sambil mencibir.

"Apa kau liat-liat, setan?!" Makhluk itu menggeram lagi mengetahui Yulia melihatnya.

"Wah, kurang ajar. Emangnya situ bukan setan?" Yulia tak kalah sengitnya menggeram. "Baru jadi iblis aja sombongnya selangit."

"GRRRR!!!" Makhluk itu menggeram lagi. Sepasang mata merahnya melotot ke arah Yulia yang sedang mempelajarinya. "Masih lebih tinggi pangkat iblis dibanding kau!"

"Hik...Hik...Hik...Hikkk...Hikkkk...." Yulia mulai cekikikan. Semakin lama semakin kencang hingga iblis bertanduk itu harus menutup telinganya.

"Iblis level rendah ternyata." Gumam Yulia sambil mengarahkan jempolnya ke bawah.

"Bagian sebelah kirinya tak bisa bergerak." Kata Elly menjelaskan. "Tapi tak terdeteksi adanya stroke."

DIFFERENT WORLD (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang