Bagian 18

54 5 0
                                    


BAGIAN 18

"Gimana keadaanmu?" Chandra bertanya saat dia menjenguk Gideon di rumahnya malam itu. Sudah sehari berlalu sejak mereka pulang dari rumah Elly malam itu setelah Gideon siuman diberikan healing ritual oleh Chandra dan beristirahat sejenak.

"Sudah baikan, Ko." Gideon yang saat itu sedang beristirahat di ruang tamu membukakan pintu untuk pemuda itu. "Air dari Ko, lagi-lagi manjur."

"Baguslah kalau begitu." Chandra duduk di sofa. "Sudah pulih banyak sepertinya ya."

Gideon mengangguk dan tersenyum. "Ya, thanks untuk airnya."

"Itu bukan hal besar." Chandra melambaikan tangannya. "Lho, sendirian aja nih?"

"Nah itu dia, Ko, Yulia ada di rumah nggak ya?"

Chandra terperangah mendengar pertanyaan Gideon. "Lho, bukannya dia nginap disini selama dua hari ini?"

"Nggak, Ko." Gideon menggelengkan kepalanya. "Malam saat aku tiba di rumah ini, karena masih lemas, aku tak sempat memikirkannya. Tapi aku yakin dia tidak ada menemaniku seperti biasa dilakukannya."

"Kemarin?"

"Sama, Ko. Kemaren seharian dia tidak nongol. Sama sekali tak ada tanda-tanda kehadirannya." Gideon menambahkan. "Biasanya kan dia kalau nggak iseng ya, kedengaran suara, atau ada wangi bunga, atau mungkin nempel dan pegang rambutku. Ini sama sekali nggak ada tanda-tanda apapun,"

Chandra mengusap dagunya. "Dia juga nggak ada di rumah dua hari ini. Nggak biasanya."

"Nah, aneh kan. Ko berasa nggak?"

"Iya juga ya." Digaruknya kepalanya saat itu. "Aku juga baru sadar kalau bukan kamu yang mengingatkannya."

"Iya, nggak biasanya dia begitu. Dia kan kunti terusil yang pernah ada." Sahut Gideon lagi.

"Lagipula dia mana tahan sih nggak ketemu aku. Kami kan saling..."

Chandra mengangkat tangannya. "Udah tau, tak perlu dilanjutkan."

"Ko, kenapa nggak tanya Buddha Chi Kung aja kemana Yulia?" Gideon masih mencecar pertanyaan. "Barangkali aja Beliau tau."

"Bukan mungkin. Tapi Beliau pasti tau." Jawab Chandra.

"Nah, tanya aja tuh, Ko. Penasaran gue nih. Kemana dia." Lanjut Gideon. "Sambil ditanya, gue ke belakang dulu ya."

Gideon meninggalkan Chandra yang duduk sendirian di ruang tamu sambil memeriksa ponselnya. Ada beberapa pesan yang masuk dan dia pun membalasnya segera. Di luar terdengar suara adzan Magrib berkumandang.

"Sudah Magrib rupanya..." Chandra bergumam pada dirinya sendiri. Detik berikutnya dia tersentak kaget hingga terlompat dari duduknya.

GUBBRAAKKK!!!!

BRRUUGGGHHH!!!

"OOOUGGHHHHHHH!!" Gideon tiba-tiba melayang di hadapannya sambil mengeluh, sesaat kemudian jatuh dengan punggung menghantam lantai.

"Waaaaaaaa....." Terbelalak mata Chandra melihat Gideon mendarat dengan pantat duluan di lantai. Disusul dengan mengernyit kesakitan sambil mengelus pantatnya.

"Apaan lu?" Chandra yang masih belum menyadari apa yang sedang terjadi berdiri terpana. Masih bingung matanya menatap Gideon yang kesakitan itu. "Jangan bilang..."

DIFFERENT WORLD (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang