Bagian 16

61 6 0
                                    


BAGIAN 16

"Heiiiii!" Dengan menggunakan kesaktiannya sebagai kuntilanak, Yulia melesat pesat mengejar sesosok bayangan yang berada di depannya. "Berhenti!"

Bukannya berhenti, sosok itu malah semakin mempercepat melayangnya.

"Brengsek!" Yulia memaki dan tak kalah cepat. Tangan kanannya terangkat saat itu.

CLARAAPPP!!

Selarik sinar putih menerjang keluar dari telapak tangan kanannya yang terbentang menuju ke arah sosok itu. Tanpa menengok ke belakang, sosok itu ternyata mampu menghindari sinar tersebut.

"HIHHHH!!" Yulia menghantamkan tangannya lagi.

CLAAARRRAAPPP!!!

BUMMMM!!!

Sinar putihnya berhasil dihindari lagi dan menghantam sebatang pohon besar yang langsung tumbang.

"Hoooiiiii, setan cilik!" Terdengar suara yang dikenal oleh Yulia. "Jangan kejar dia!"

"Maaf, Om, Kali ini aku melanggarmu." Yulia bergumam. "Gideon terluka. Aku harus mencari siapa yang melakukannya."

"Haiyaaaaa!!" Chi Kung menghela nafas panjang. Dia memutuskan untuk mengejar dan mengikuti kuntilanak itu.

"Tao Chi Koko. Bisa datang kesini? Aku butuh bantuanmu." Sebuah suara menghentikan langkah Buddha Hidup.

Chi Kung menggaruk kepala tanpa melepaskan topinya. "Waduh. Bagaimana sekarang? Dua-duanya mendesak..."

Setelah menimbang sesaat, Chi Kung pun menghilangkan wujudnya. "Maafkan saya, setan cilik. Urusan nyawa lebih penting. Kau kembalilah secepatnya!"

PLUPP!!

Chi Kung muncul di antara kerumunan beberapa manusia yang sedang panik melihat Gideon masih tak sadarkan diri itu. Chandra tampak duduk bersila di lantai. Di depannya tampak terbujur tak bergerak badan Gideon.

"Tao Chi Koko. Pinjamkan aku kekuatan-Mu." Chandra berkata kepadanya. "Teluh yang menghantamnya kuat sekali. Telat sedikit, nyawanya tak bisa ditolong."

Chi Kung mengangguk dan segera menghilang. Tak lama setelah itu, aura badan Chandra yang sedang duduk bersila itu semakin terpancar silau.

Elly memanggil beberapa pembantunya untuk membantu memegangi badan Gideon yang didudukkan sesuai permintaan Chandra. Setelah mengatur nafasnya, Chandra memulai proses ritualnya.

Kembali kepada Yulia...

"Cepat sekali dia!" Walau sudah mengerahkan tenaga gaibnya, Yulia tetap tertinggal beberapa meter di belakang sosok itu. Namun dia tahu kalau sosok itu menghilang ke dalam sebuah rumah mewah.

Tak mau gegabah, Yulia berhenti beberapa langkah di depan rumah itu untuk membaca situasi.

"Ada pagar gaib." Gumamnya. Mendadak saat itu di depan matanya terlintas lagi bayangan Gideon yang dilihatnya jatuh roboh dan muntah darah. Mengingat kesana, amarah Yulia meluap. Sepasang matanya membelalak lebar dan tangannya mengepal.

"Tak ada ampun bagi yang melukai Deo!" Tangan kanannya terangkat dan selarik sinar putih melesat.

CLARAAAPPP!!!

Sinar putih itu diarahkan ke arah rumah yang terbungkus pagar gaib itu.

BUUMMMM!!!!

Sebuah ledakan terjadi saat sinar putih itu menghantam pagar gaib. Ternyata tak semudah itu pagar gaib itu ditembus.

DIFFERENT WORLD (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang