bagian duapuluh lima.

2.9K 259 21
                                    

Mimi datang ehehehhe...gimana ???gimana chap lalu...ehehehehhe

Jujur Mimi ragu loh mau up chap yang lalu...takut aneh jadinya...ehehhehe

Lanjut aja lagi ya...

******

Manik bambi itu menatap seorang yeoja yang masih terlelap dalam pelukannya. Senyum nya tak pernah luntur, saat manik bambinya terbuka.

Pelukan darinya semakin erat dan membuat si yeoja sedikit terganggu.

Perlahan tapi pasti, manik bulan sabit itu terbuka dengan sempurna.

"Pagi...jim" sapa si namja dengan lembut.

Blushhhm

"Pa-pagi..." Wajah yeoja yang disapa memerah, sangat terlihat kalau Jimin kini menahan malu. Dia masih ingat kejadian beberapa jam lalu. Karena malu, Jimin membalikkan tubuhnya dan membelakangi Jungkook.

"Jim.. ka-kau tak menyesalkan???" Jungkook ketakutan saat ini, karena Jimin hanya memilih diam dan tak menatap dirinya.

"Jimin.. maafkan aku...akumph-" Jimin mengecup bibir Jungkook.

"Kau berisik, kook..." Ujar Jimin setelah sebelumnya berbalik dan mengecup bibir suami cerewet nya.

"Kenapa sih, apa-apa minta maaf, apa-apa minta maaf...salah oun gak ada minta maaf.." ujar Jimin dengan wajah terlihat kesal.

"Aku hanya takut kau menyesal jim..aku"

"Ssshhhhttt sedikit pun aku gak ada menyesal kook, sedikitpun..jadi jangan berpikir aneh-aneh oke..aku hanya...hanya....emm..hanya...malu" ujar Jimin lirih di akhir.

Senyum Jungkook kembali terlihat.

"Ehehhe...jujur, aku juga malu..aku selalu berpikir kalau aku hanya mimpi..."

"Hah...satu sama dong.."

Jungkook terkekeh, lalu dengan berani menarik pinggang Jimin dan kembali memeluk sang istri. Btw, mereka enggak naked ya..mereka udah pake baju, jangan berpikir yang aneh-aneh. Tepatnya Jungkook yang memakaikan pakaian, karena Jimin sudah jatuh tertidur.

"Kook...kok eommonim dan abeoji gak sampe-sampe juga?? Apa pekerjaan abeoji sangat banyak ya???" Jimin ingat dengan mertuanya tersebut

"Sebenarnya sejak awal mereka tak mau ikut. Kata lisa saat kita sudah di pesawat, itu hanya akal-akalan mereka saja...mereka gak akan datang" jelas Jungkook

"Hah??? Jadi..."

"Em..cuma ide eomma yang ingin kita berdua saja..aku tak tau maksud eomma tuh apa" ujar Jungkook lagi.

"Kok aku kesel ya...mereka bohong gitu??"

"Maafkan eomma, jim. Mungkin dia marah karena aku tak juga mengatakan padamu" ,, Jungkook tak ingin ibunya di benci Jimin.

"Hah..aku paham kok, mungkin eomma juga kesal padaku. Karena memilih diam dari pada bergerak walau sedikit.." Jimin menatap wajah sang suami lekat.

"Yang ada.. kita.. sama-sama bodoh, menyembunyikan yang sebenarnya kita saling cinta.." ujar Jungkook

"Aku takut saat itu aku mencintaimu sepihak, dan aku mengutuk kenapa kau harus jadi adik Taehyung..jalan aku buntu padahal aku ingin mengenalmu karena suara mu saat itu"

"Aku malah marah pada diriku sendiri, kenapa bukan aku yang dijodohkan denganmu. Kenapa aku menolak saat eomma menawarkan padaku. Kenapa harus tae hyung..."

Jimin kembali menatap Jungkook.

"Tapi, kalau kita tanya dengan kenapa, kenapa, kenapa, kita hanya manusia jim. Kita hanya bisa berencana..tapi Tuhan yang menentukan.."

love in silenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang