hari ini gue mau ngambil langkah supaya bisa lebih deket sama taeyoung. gue tau konsekuensi dari langkah yang akan gue ambil, tapi gue udah mempersiapkan diri.
"soo, boleh nggak, gue mulai sekarang duduk sama taeyoung?"
sooya mengangkat alisnya bingung.
"ngga, gue gamau lo salah paham. gue dari kemaren dah ngamatin taeyoung dan gue cuman pengen ngubah dia aja soo, beneran. gaada maksud lain. please gue mohon lo pengertian kali ini, soo."
lumayan deg-degan. bukannya gue tunduk sama temen atau apa. gue cuman gamau kalau kata-kata gue ternyata malah nyinggung sooya.
sooya malah tertawa, tapi jujur itu bikin gue lega. "lo demen ya sama taeyoung?" dia naik-turunin alisnya gatau biar apa.
"emang kelihatannya gimana?"
bukannya gue sombong, atau sok cantik. tapi gue bikin tipikel orang yang bisa segampang itu untuk jatuh cinta sama cowok. gue tau cinta itu masalah hati, dan tentang hati lo gak boleh main-main.
bahkan dari gue masih sd gue udah punya prinsip tentang cowok. gue mau nya menikah sama cinta pertama gue. prinsip itu bahkan bertahan sampai gue sma sekarang.
dan sampai detik ini pun, gue gaakan melepas gitu aja prinsip gue.
"gimana ya jin, cinta gaada yang tau." sooya malah ketawa. ngeledek banget.
soojin memutar bola matanya malas. "engga soo, gue ga cinta sama dia."
sooya tampak berpikir keras, "terus kenapa lo ngebet banget pengen ngerubah dia?"
jujur, gue sendiri nggak paham sama alasan kenapa gue pengen ngerubah dia.
"gue nggak tau juga."
sooya tersenyum simpul, "yaudah sono,"
"loh? gapapa?"
"ya gapapa lah jin, niat lo baik kok. sono, ntar biar gue bisa bucin juga sama allen kalo lo ga disini haha."
dasar bucin. iya, berbanding terbalik dengan gue. sooya ini orangya penuh cinta kasih. ah enggak, nggak gitu bahasanya. gimana ya, dia cepet punya pacar, cepet pulih dari sakit hati. kalau kata dia, dia butuh banyak pengalaman supaya nanti gak tersesat kalau udah di jenjang yang serius.
gue dengan segera mengepak seluruh barang-barang gue, dan langsung ke meja taeyoung.
"taeyoungiee!"
lagi-lagi dia enggan untuk noleh kearah gue, sedih amat sih gue.
kali ini dia sibuk nulis sesuatu dibuku nya. buku yang sama kayak kemaren dia gambar pelangi.
"wahh lo lagi nulis apaan?? gue liat boleh nggak?"
taeyoung tidak menjawab atau menoleh. ia sepenuhnya menghiraukan pertanyaan soojin.
walaupun tidak dapat persetujuan untuk melihat buku taeyoung, soojin tetap akan melihatnya. toh, taeyoung sendiri tidak menolak. dengan ini, ia yakin ia akan dapat sedikit clue.
wouldn't it be fun if humans don't have to talk too much?
hah? apa ini? soojin pusing setengah mampus mikirinnya. ia hanya menulis satu kalimat itu, lalu menggambar kertasnya dengan bintang-bintang dan awan-awan.
"bintangnya bagus ya.."
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝒕𝒂𝒆𝒚𝒐𝒖𝒏𝒈 𝒂𝒏𝒅 𝒉𝒊𝒔 𝒘𝒐𝒓𝒍𝒅 [discontinued]
Romancebagaimana rasanya menyukai seorang penderita sindrom? coba tanya kang soojin.