soojin sedang mengobrak-abrik lemarinya. memilih baju terbaik yang ia punya. sudah hampir setengah jam ia memasang-masangkan pakaiannya, tapi selalu merasa kurang
ini sama ini cocok harusnya.
soojin menghela napasnya, ia harap ini adalah baju terakhir yang akan ia coba.
oke. seratus persen fix ia akan memakai ini. ia sudah terlalu lelah memilih baju. sweater beige off shoulder dan leather skirt hitam selutut, dan boots pendek. sempurna.
menurutnya, off shoulder adalah baju andalan untuk first date.
first date apanya..
soojin segera berpamitan dengan kedua orang tuanya, memesan taksi online dan segera menuju rumah taeyoung. sebenarnya akan lebih menyenangkan jika taeyoung menjemputnya dirumah, tapi ini taeyoung, bukan dilan, nathan, dan iqbal. itu daya tariknya.
setelah mengebel rumah taeyoung, dan dibukakan oleh bibi, ia langsung masuk.
"rapih amat dek, taeyoungnya aja masih tidur dek." ucap bibi sambil tertawa.
hah?! taeyoung masih tidur?
mumpung bertemu dengan bibinya, ia akan memanfaatkan kesempatan untuk bertanya-tanya tentang taeyoung, ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini begitu saja.
"bi, sebelumnya maaf lancang, saya boleh tanya tentang mamanya taeyoung nggak bi?" soojin meremas tali tas nya, ia merasa tidak enak menanyakan kehidupan privasi taeyoung, tapi untuk maju, ia harus tau soal ini.
"selagi bukan privasi, dan masih bisa saya jawab, ya saya jawab dek.."
soojin tersenyum dan mengangguk, "mamanya jarang pulang ya bi?" tanya soojin hati-hati.
"jarang banget non, palingan 3 tahun sekali, itupun kalau pulang, jarang ada waktu buat taeyoung, meskipun begitu, taeyoung nggak benci sama sekali sama mamanya dek, malah sayang banget."
soojin terdiam, ia semakin jatuh kedalam pesona taeyoung.
bibi tersenyum, "taeyoung emang begitu dek, dia sudah terkena sindrom dari kecil karena parentingnya yang salah, sebelumnya saya bukannya sok tau, tapi mamanya sendiri yang mengakui. beliau mengaku dan menyesal telah merawat dengan cara yang salah. taeyoung tumbuh dewasa dalam kesendiriannya. seumur hidup, dia nggak pernah punya temen karena selalu menutup diri."
"tapi, unggulnya dia, rasa perduli dan kasih sayang dia tuh tinggi banget dek. sama mama dan papanya aja dia sayang banget."
"bibi sering kagum sama dia, bisa ya ada orang se penyayang itu. pasti siapapun yang jadi istri nya kelak akan merasa sangat beruntung."
"makasih ya bi, makasih udah mau percaya sama soojin."
"nama kamu soojin? bibi baru tau namamu sekarang padahal kemaren udah ketemu." bibi tertawa.
"oiya soojin lupa ngasih tau bibi ya," soojin ikut tertawa.
"bi, soojin mau lihat taeyoung dulu ya.."
bibi hanya tersenyum. soojin segera pergi ke kamar taeyoung, lalu ia mengetuk pintu kamarnya, dan segera masuk karena ia tau taeyoung tidak akan berbicara apa-apa.
"loh? udah siap? kirain masih tidur.."
soojin jelas kaget, karena begitu ia masuk, pemandangan yang ia lihat adalah seorang kim taeyoung berdiri didepan kaca sedang merapihkan rambutnya.
"turun." ucap taeyoung, sedetik kemudian taeyoung mengambil tas nya dan turun kebawah. soojin tersenyum senang. ia tidak berharap apa-apa dari hari ini, tapi semoga hari pertamanya bersama taeyoung berjalan dengan mulus.
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝒕𝒂𝒆𝒚𝒐𝒖𝒏𝒈 𝒂𝒏𝒅 𝒉𝒊𝒔 𝒘𝒐𝒓𝒍𝒅 [discontinued]
Romancebagaimana rasanya menyukai seorang penderita sindrom? coba tanya kang soojin.