Seorang perempuan berambut panjang sepunggung mengambil napas dalam-dalam begitu membawa koper miliknya masuk ke rumah mewah bertingkat tiga yang diberikan padanya sebagai hadiah─ralat─rumah ini bukan hadiah untuknya saja, tapi suaminya yang sudah lebih dulu masuk sendirian tanpa membantunya membawa koper berisi barang-barang. Dia—Miawly Ann ingin mengutuk suaminya jadi patung.
"Heh! Pangeran nggak beradab! Bantuin istri lo, kek. Dasar nggak berperasaan!" teriak Miawly akhirnya mulai tak tahan.
Laki-laki itu menoleh ke belakang, menunjukkan tatapan dingin, lalu kembali melangkah tanpa menanggapi teriakan Miawly.
"Dasar freezer!"
Miawly terpaksa menarik kopernya sendiri sambil menahan kekesalan yang sudah mencapai ubun-ubun. Ya, Tuhan! Tolong bantu dirinya sabar menghadapi tingkah laku suaminya yang tidak berperasaan itu. Tolong tahan dirinya supaya tidak langsung membunuh sang suami nanti malam.
"Lo bener-bener ngeselin!"
Laki-laki itu menoleh lagi ke belakang, lalu berjalan mendekat. Setelah berada di depan Miawly, dia segera mengangkat kopernya. "Berhenti teriak karena kamu mulai mirip orang gila."
"What?!" Miawly merebut kopernya. Ia hendak mengambil sesuatu dari dalam sana. Namun, setelah kopernya terbuka lebar yang terlihat hanyalah kumpulan bra dan celana dalam miliknya. Dia buru-buru menutup koper kembali.
"Sialan! Salah koper!"
"Ukuran 32B?"
"Bukan. Ini ukuran 34D!"
"Oh, ya? Nggak kelihatan segede itu."
Miawly melotot mendengar ucapan laki-laki itu. Tangannya spontan menyilang di depan dada. "Dasar otak kotor! Lo pasti sering lihatin dada gue, ya?"
"Lebih baik saya lihatin fotonya Mia Khalifa di Instagram. Lebih menggiurkan juga," balasnya santai.
Miawly kehabisan kata-kata. Ya, Tuhan ... tolong bunuh dirinya sekarang juga. Dia tidak bisa hidup dengan manusia itu. "Dengar, ya. Lo tuh harus—eh, kok, malah pergi, sih? Pangeran! Heh! Pangeran sialan!"
Miawly kehabisan kesabaran. Dia mengambil salah satu branya, lalu melempar benda itu ke arah suaminya. "Dasar Pangeran gelo! Nggak cocok nama lo Pangeran!"
Tepat saat Miawly melempar bra, ternyata Pangeran berhenti dan menoleh ke belakang. Mengingat jarak mereka cukup jauh, bra yang dilempar tidak sampai mengenai Pangeran. Tanpa basa-basi Pangeran memungut bra berenda hitam itu, lalu menaikkannya ke udara.
"Makasih, ya, hadiahnya," ucap Pangeran santai.
Belum sempat Miawly membalas, Pangeran sudah kembali melangkah. Tidak peduli seberapa banyak Miawly berteriak, Pangeran tak lagi menoleh apalagi berhenti.
"Berhubung lo masih dokter umum, lo nanti nggak usah ambil spesialis bedah kayak teman-teman lo, deh. Soalnya lo nggak pantes jadi dokter bedah, cocoknya jadi dokter gila! Dasar ngeselin!" teriak Miawly sekeras mungkin. Tidak peduli kaca jendela bisa bergetar karena teriakan nyaringnya karena dia sudah benar-benar muak dengan Pangeran.
Boleh tidak, sih, dia memutar ulang kejadian tiga bulan lalu? Kalau boleh, dia ingin menolak perjodohan atas dasar desakan orang tuanya menikahi Pangeran Dan Tanujaya. Iya, mendengar namanya saja sudah memuakkan. Bisa-bisa dia mendadak punya darah tinggi tinggal bersama manusia dingin itu.
"Lihat aja nanti gue aduin emak gue!" teriak Miawly lagi tambah kencang.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, My Prince!
RomanceMiawly yang lelah karena terus terjebak dalam hubungan yang tidak pasti, akhirnya setuju ketika akan dijodohkan pada Pangeran, laki-laki super kaku dan irit bicara, yang berseberangan dengan dirinya. *** Miawly Ann Adibroto, setuju dijodohkan de...
Wattpad Original
Ada 11 bab gratis lagi