Pagi ini Miawly cemberut sambil meringis karena perutnya seperti melilit. Ini hari pertama dia datang bulan jadi rasanya sangat menyiksa. Dia sampai membaluri perutnya dengan minyak kayu putih.
Pangeran yang kebetulan ingin mengajak Miawly sarapan pagi di bawah dapat melihat hal itu mengingat pintu kamar Miawly sedikit terbuka.
"Kenapa sama perut kamu? Sakit?" tanya Pangeran seraya menerobos masuk tanpa permisi.
"Ketuk dulu, kek. Nggak sopan banget. Kalau gue lagi telanjang gimana?" dengkus Miawly agak sewot.
"Berarti itu hadiah untuk saya."
Miawly mendelik tajam. Sementara itu, Pangeran sudah duduk di pinggir tempat tidur.
"Perut kamu sakit?"
"Nggak," jawab Miawly. Singkat dan padat.
"Betul?"
Miawly berniat mengusir Pangeran karena perutnya sedang tidak bersahabat tapi karena laki-laki itu tak berhenti bertanya maka Miawly menyerahkan minyak kayu putih kepada Pangeran dan menaikkan baju piama hingga perut ratanya terlihat.
"Iya, perut gue sakit. Tolong usapin," pinta Miawly.
Pangeran tidak berkata apa-apa dan mulai mengusap perut istrinya dengan minyak kayu putih yang dituang di atas telapak tangan. Beberapa kali Pangeran melihat Miawly menahan sakitnya.
"Kamu lagi datang bulan?" tanya Pangeran, yang segera disahuti dengan anggukan kepala istrinya. "Nggak mau minum obat?"
Miawly menggeleng. "Diusap gini aja nanti ilang sendiri sakitnya."
Pangeran mengusap perut Miawly dengan pelan dan lembut. Miawly tak berhenti memperhatikan Pangeran yang terlihat serius mengurusnya. Entah perasaannya saja atau memang sentuhan tangan Pangeran berhasil membuat rasa sakitnya hilang perlahan.
Saat dirinya menikmati usapan Pangeran tiba-tiba ponselnya berdering. Pangeran lebih dulu melihat layar ponsel Miawly yang berada di atas nakas.
"Hyun Bin? Siapa?"
Miawly spontan bangun dari posisinya, dan mengambil ponsel sebelum Pangeran melakukannya. Dia tidak menyangka Bawika menghubunginya pagi-pagi begini. Padahal mereka baru saja bertukar pesan semalaman. Sebelum diinterogasi lebih jauh oleh Pangeran, dia segera menghindar dan meninggalkan kamar.
Pangeran berpikir sejenak. Hyun Bin? Kenapa namanya familier? Karena merasa aneh Pangeran merogoh ponselnya dari dalam saku celana kemudian mengetik nama Hyun Bin dalam pencarian Google. Seperti dugaannya dia memang pernah mendengar nama itu yang tak lain adalah aktor asal Korea Selatan. Kenapa Miawly harus menulis namanya Hyun Bin? Apa laki-laki itu spesial? Belum sempat semua pertanyaannya terjawab tiba-tiba Miawly masuk ke kamar dengan wajah secerah mentari—berbeda dengan sebelumnya yang muram.
"Gue mau pergi, ya. Makasih udah usap perut tadi," ucap Miawly seraya masuk ke walk in closet yang ada di kamarnya. "Hari ini gue mau sarapan di luar jadi nggak bisa nemenin lo makan."
Pangeran bangun dari tempat tidur, berjalan menghampiri Miawly yang terlihat sibuk memilah pakaian yang akan dipakai.
"Siapa yang telepon tadi?"
"Teman."
"Teman?" ulang Pangeran. "Saya ragu itu teman karena kamu kelihatan senang habis terima telepon dari orang itu."
"Kenapa, sih, rewel banget? Emang teman, kok."
"Laki-laki?"
"Banci."
"Saya serius, Miawly."
"Kalau perempuan kenapa dan kalau laki-laki kenapa?"
Pangeran memasuki walk in closet lebih dalam sampai akhirnya berdiri di samping Miawly. Dia membalik badan Miawly agar menghadap padanya. Tidak peduli perempuan itu sedang sibuk atau tidak karena dia mulai kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, My Prince!
RomanceMiawly yang lelah karena terus terjebak dalam hubungan yang tidak pasti, akhirnya setuju ketika akan dijodohkan pada Pangeran, laki-laki super kaku dan irit bicara, yang berseberangan dengan dirinya. *** Miawly Ann Adibroto, setuju dijodohkan de...
Wattpad Original
Ada 3 bab gratis lagi