Wattpad Original
Ada 10 bab gratis lagi

Chapter 1

72.8K 6.2K 545
                                    

Tiga bulan yang lalu....

Pintu ruangan diketuk berulang kali. Pangeran pelakunya. Dia mengetuk ruang kerja ayahnya di rumah. Sang ayah menyuruhnya masuk setelah menyahuti ketukannya dari dalam. Tanpa mau berlama-lama, Pangeran melangkah ke dalam dan menemukan ayahnya tengah sibuk di depan laptop.

"Ada apa, Dan?" tanya Hendrawan Tanujaya, ayahnya Pangeran.

"Ada hal penting yang ingin saya bicarakan, Pa. Apa Papa ada waktu? Atau, mungkin masih sibuk?" jawab Pangeran.

Hendrawan menutup layar laptop dan menunjuk bangku di depannya. "Papa bisa luangin waktu untuk kamu. Ada apa?"

"Saya nggak akan basa-basi. Tolong jodohkan saya dengan Miawly, Pa."

Hendrawan mengernyit bingung. "Miawly mana? Anak tetangga sebelah?"

Pangeran mengangguk.

"Kamu mau dijodohkan sama Miawly? Ini beneran?" tanya Hendrawan masih tak percaya.

"Iya, Pa. Saya ingin dijodohkan dengan Miawly. Sejujurnya saya tertarik, tapi kalau saya mengungkapkan sendiri, Miawly nggak akan percaya. Yang saya tahu Miawly selalu menuruti permintaan orang tuanya jadi dia nggak akan menolak perjodohan ini seandainya Papa atur dengan orang tua Miawly," jawab Pangeran panjang lebar.

Hendrawan menarik senyum. "Papa pikir kamu mau menikah nanti, bukan sekarang."

"Saya mau nikah sekarang, Pa. Asalkan dengan Miawly. Jadi saya minta bantuan Papa untuk menjodohkan saya dengan Miawly. Tolong bujuk Tante Saras dan Om Virza."

"Oke. Besok Papa sama Mama datang ke sana." Hendrawan menarik senyum. "Kamu nggak coba mengajak Miawly menikah secara langsung?"

Pangeran menggeleng. "Pasti ditolak. Saya bukan tipenya Miawly."

Hendrawan tertawa kecil. "Kamu tau dari mana kalau bukan tipenya?"

Pangeran berdeham pelan. Tentu saja dia tahu setelah melihat kebanyakan mantan-mantan Miawly. Tipikal wajah-wajah badboy, sementara wajahnya kalem. Miawly tidak akan menyukainya. Apalagi mantan-mantannya Miawly sangat tenar di SMA dulu. Apalah daya dirinya yang hanya bagaikan remahan dari mantan-mantannya Miawly.

"Kamu tertarik sama Miawly udah dari lama? Jangan-jangan nolak daftar ke Harvard karena nggak mau jauh-jauh dari Miawly?" tebak Hendrawan asal. Putranya mengangguk. Dia terkejut dan tidak menduga hal itu. "Wah ... ini di luar dugaan. Kalau begitu Papa akan usahakan untuk merencanakan perjodohan ini."

Wajah Pangeran langsung secerah mentari. "Makasih banyak, Pa." Dia bangun dari tempat duduknya, kemudian menunduk sebentar sebagai tanda pamitnya. "Uhm ... seandainya berhasil, saya mau undang Kak Ratu. Boleh, kan, Pa?"

Hendrawan diam cukup lama. Kemudian, anggukan kepala mulai terlihat setelahnya. Pangeran tersenyum semakin lebar dan mengatakan terima kasih berulang kali kepada ayahnya.

Setelah itu Pangeran keluar dari kamar ayahnya. Diam-diam Pangeran menggoyangkan tubuhnya seperti gerakan bebek yang bolak-balik sambil tersenyum senang. Begitu pintu ruangan ayahnya terbuka, Pangeran buru-buru berdeham dan melangkah dengan cepat menuju kamarnya.

******

Miawly baru saja pulang ke rumah. Dia tidak sendirian melainkan bersama Kissy Kisanti Salim, sahabat seperjuangan selama kuliah dulu. Selain Kissy, ada pula Zent Belvani Russell, mantan terlama Miawly. Mantannya itu biasa disapa Belva. Mereka bertiga akrab karena pernah satu kampus.

Di ruang tamu, Miawly menemukan ibunya sedang duduk membaca majalah. Hal ini memaksa Miawly berhenti dan menyapa ibunya lebih dahulu. Kissy bahkan lebih dahulu berlari mendekati ibunya.

Hello, My Prince!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang