[4]

3.5K 421 2
                                    

Tetsuya jatuh terduduk dengan Seijuro yang ada di hadapannya. Matanya bergetar dengan rasa takut. Apa ini? Apa maksudnya?

"Ka-kau..." Tetsuya bisa merasakan tubuhnya bergetar.

Hakama sederhana yang ia gunakan menggesek tanah hingga kotor. Tubuhnya bergetar. Dia ingin lari. Ingin membuang semua ini. Tapi tunggu, bukankah jika Seijuro tahu akan hal ini dia akan membatalkan pernikahannya?

"Hanya karena aku mengetahuinya, jangan berharap pernikahan ini batal," Seijuro berucap seolah dapat membaca pikiran Tetsuya.

Dia berjongkok di hadapan Tetsuya. Menarik dagu pemuda biru itu dan menyeringai lebar.

"Ke-kenapa? Kau tahu tapi bertindak seolah tidak tahu," ujar Tetsuya.

Tetsuya, entah mendapat kekuatan dan keberanian darimana, menepis kasar tangan Seijuro. Dia berusaha berdiri meski tubuhnya bergetar. Rambut keduanya terhembus oleh angin sehingga bergoyang lembut. Seijuro menoleh melihat sawah yang luas dan dipenuhi dengan petani.

"Kau akan berguna," gumam Seijuro.

Tetsuya bisa mendengarnya. Tetsuya terdiam. Apa...

"Aku hanya alat...?" lirihnya.

Seijuro memandang Tetsuya. Menaikkan alisnya merasa Tetsuya tidak berbicara padanya.

"Aku kemari untuk menemuimu secara pribadi," ujar Seijuro.

Seijuro mendekati Tetsuya selangkah. Tetsuya mundur selangkah mempertahankan jarak mereka. Kepala si surai biru tertunduk berusaha menahan tangisnya yang akan pecah. Apa semua orang selain Aora, Daiki, dan ibunya hanya memandangnya sebagai alat?

"Aku tahu kau seorang lelaki," Seijuro menarik tangan Tetsuya.

Ia memaksa Tetsuya menatapnya. Tangan Tetsuya segera bertumpu pada dada Seijuro. Mendangak dengan mata basah hampir menumpahkan air matanya. Di balik keceriaan, senyuman, atau wajah datarnya tersimpan air mata yang sudah ia tampung selama bertahun-tahun. Seijuro mencengkram erat tangan Tetsuya, tidak peduli pemiliknya meringis kesakitan.

"Tapi, tetaplah bertindak seolah aku tidak mengetahui apapun. Biarkan Ayahmu percaya bahwa dia berhasil menipuku, seorang Akashi Seijuro," ujar Seijuro sambil menatap tajam mata Tetsuya.

Jantung Tetsuya seolah berhenti berdetak. Kepalanya berputar dan ia tidak mengingat apapun selain wajah khawatir Seijuro sebelum matanya terpejam dan seluruhnya tertelan kegelapan.

[夢を見る]

Mata Tetsuya perlahan terbuka. Kepalanya terasa sakit dan berputar. Matanya buram dan semua terasa seperti mimpi buruk ketika ia terbangun.

"Tetsu-chan kau sudah bangun," suara itu membuat tubuh Tetsuya menggigil.

Dia menyentuh kepalanya dan tak merasakan rambut panjang di kepalanya. Matanya membulat dan memandang Seijuro yang tengah berbicara dengan pelayan. Seijuro berbalik membawakan segelas teh hangat di tangannya.

"Kau memotong rambutmu?" Seijuro tersenyum hangat.

Tetsuya terkejut melihat senyum itu. Dia melihat ke sekeliling dan menyadari tak ada seorang pun selain dirinya dan Seijuro di ruangan itu. Apa itu tadi sebuah mimpi? Tapi, itu terasa sangat nyata. Mata Seijuro...

"Warna matamu berbeda," ucap Tetsuya dengan wajah bingungnya.

"Apa maksudmu? Warna mataku selalu merah," kekeh Seijuro.

Dia mendudukkan dirinya di tepi kasur. Menyerahkan gelas teh itu pada Tetsuya. Tetsuya segera menerimanya dan mengucapkan terimakasih.

Dream [AkaKuro]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang