[16]

2.5K 292 47
                                    

Seijuro membuka pintu ganda yang besar itu. Ketika pintu terbuka, dia bisa melihat punggung kecil Tetsuya. Perlahan, ia mendekati Tetsuya. Dia naik ke kasur yang sama dengan Tetsuya. Mengusap surai biru itu lembut namun penuh ancaman.

"Apa yang kau mau?" Tetsuya mengeratkan selimutnya.

Tubuhnya telanjang dan dia tidak ingin kejadian semalam kembali terulang. Seijuro mengecup pelipis Tetsuya. Memaksa tubuh mungil itu berbalik menghadapnya.

"Mayuzumi bilang, kau tidak mau makan," ujar Seijuro.

Seijuro mengusapkan jarinya ke bibir tipis Tetsuya. Perlahan, jari Seijuro masuk ke mulut Tetsuya. Tetsuya tidak melawan. Seijuro menekan lidah Tetsuya. Tangan lainnya membelai pipi temabam Tetsuya dan memandangnya tajam.

"Katakan Tetsuya, kenapa kau tidai ingin makan?" perintah Seijuro.

Tubuh Tetsuya seketika menegang. Seijuro melepaskan jarinya dari mulut Tetsuya. Membiarkan jarinya yang basah menelusuri tubuh Tetsuya yang belum sepenuhnya sembuh.

"Lebih baik aku mati daripada harus berada di sini," ujar Tetsuya dengan suara parau.

Tangannya yang gemetar itu menepis tangan Seijuro yang hampir bermain di titik sensitif dadanya. Mata Seijuro berkilat entah karena amarah atau puas. Ditariknya dagu Tetsuya. Memaksa Tetsuya memandang mata Seijuro.

"Jika mati adalah pilihan terbaikmu, maka lebih baik kau berada di sini sayang," ujar Seijuro.

Jarinya bergerak membenarkan surai biru Tetsuya. Mata Tetsuya terlihat berkilat. Ia meremas selimut yang menutupi tubuhnya dengan kuat hingga buku-buku jarinya memutih.

"Ini hanya masalah waktu. Apakah kau cukup kuat untuk menjagaku? Ataukah aku yang lebih kuat untuk merusakmu?" Seijuro menyibak poni Tetsuya.

Dia bisa melihat lambang dua sayap putih kecil di dahi Tetsuya seperti yang ia perkirakan. Matanya bertemu dengan mata Tetsuya. Tetsuya menunduk.

"Sekarang, makanlah atau kau akan mengalami hal yang lebih buruk dari kejadian semalam," Seijuro melepaskan Tetsuya.

Dia berdiri dan akan beranjak pergi ketika Tetsuya menarik tangannya. Seijuro berbalik. Dia mengangkat sebelah alisnya dan menampilkan seringai miliknya. Tetsuya meneguk ludahnya kasar. Sebenarnya, dia tidak tahu atau pun mengerti arti ucapan Seijuro. Tapi, baginya itu adalah tantangan.

"Jangan meremehkanku," bisik Tetsuya.

Kepala yang awalnya tertunduk itu ia angkat. Memandang lurus ke mata Seijuro. Untuk sesaat, Seijuro terkejut melihat mata itu bersinar. Hanya sesaat karena setelah itu, Seijuro yakin sinarnya lenyap. Seijuro berbalik. Dia mengelus bibir Tetsuya.

"Burung kecil yang telah terperangkap bisa apa?" tanya Seijuro.

Seijuro memandang Tetsuya. Dia tersenyum kecil melihat pipi Tetsuya yang memerah. Ditangkupnya pipi kecil itu lalu ia mengecup sekilas bibir Tetsuya.

"Kau tidak akan bisa melakukan apa pun. Kau milikku sekarang," Seijuro berbisik di telinga Tetsuya.

Mata Tetsuya melebar. Bibirnya terbuka akan mengatakan sesuatu namun kembali tertutup ketika Seijuro kembali menutup mata biru itu.

"Kau milikku, mikik Akashi Seijuro. Kau tidak lebih dari keturunan malaikat yang telah rusak," bisik Seijuro.

Tetsuya menggenggam jemari Seijuro. Dia memejamkan matanya. Menyingkirkan jemari Seijuro lalu menatap Seijuro dengan tatapan serius.

"Aku akan mengalahkanmu. Aku berjanji!"

[夢を見る]

Tetsuya melahap satu sendok terakhir dari makanannya. Dia memandang ke arah lelaki bermata kelabu itu dengan tatapan datarnya.

Dream [AkaKuro]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang