[14]

2.4K 289 17
                                    

Seijuro melangkah beriringan dengan Aora. Aura gelap Seijuro begitu terasa. Aora sendiri heran bagaimana Tetsuya bisa bertahan dengan iblis seperti Seijuro. Ketika mereka sampai pada gerbang istana, Seijuro menghentikan langkahnya. Dia mengangkat tangannya menyuruh para pengawal untuk berpencar. Aora menautkan alisnya. Bagaimana bisa pengawal-pengawal ini begitu patuh padanya, bahkan tidak merasa khawatir sedikit pun.

"Sekarang, hanya tinggal kau dan aku," Seijuro memunggungi Aora.

Tapi, Aora bisa tahu hanya dari auranya, iblis di hadapannya ini tengah menyeringai. Aora mundur selangkah. Tubuhnya gemetar. Apa ini yang selalu dirasakan Tetsuya?

"Katakan, dimana Tetsuya," Seijuro berbalik.

Dia memandang tepat ke mata bulat Aora. Tubuh Aora menegang melihat mata Seijuro. Mata itu aneh dan baru pertama kali ia lihat selama hidupnya.

"Tidak!" Aora menepis rasa takutnya.

Ia menepis tangan Seijuro yang akan menyentuhnya. Seijuro memandang Aora rendah. Dia tersenyum melihat Aora yang begitu kukuh dengan pendiriannya.

"Katakan. Kau tahu aku tidak akan menyakitinya," ujar Seijuro.

"Tidak ada iblis yang mengaku. Aku tidak mungkin mengatakan 'silahkan bunuh Kakak kembar kesayanganku' begitu saja pada iblis!" seru Aora.

Perkataan gadis itu sepertinya berhasil menyulut api amarah Seijuro. Mata Seijuro berkilat dengan amarah yang terlihat. Sebuah lingkaran cahaya terlihat di mata red-gold miliknya. Tangannya menyentuh pundak Aora. Dalam satu kedipan mata, Aora jatuh berlutut di hadapan Seijuro. Aora membelalakkan matanya. Dia yakin sekali Seijuro tidak menekan pundaknya, tapi kenapa? Kenapa dia bisa berlutut? Terlebih, di hadapan orang seperti Seijuro?

"Ie. Boku no meirei wa, zettai da," ujar Seijuro dengan mata datarnya melirik ke bawah menatap Aora.

("Tidak. Perintahku adalah mutlak," ujar Seijuro dengan mata datarnya melirik ke bawah menatap Aora.)

(Semoga bisa bayangin hehe)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Semoga bisa bayangin hehe)

"A-apa...?" gumam Aora.

Entah bagaimana, mulutnya tiba-tiba terkunci. Tangan Seijuro merambat ke leher Aora. Dia menyentuh leher Aora membuat pemiliknya merinding. Tubuh Aora terasa kaku. Tidak bisa bergerak. Bahkan nafasnya seolah dikendalikan oleh Seijuro. Sebenarnya kemampuan apa yang dimiliki Seijuro? Dia selalu mendengar bahwa Seijuro pernah menjadi Duke Rakuzan yang selalu memimpin perang. Dia memenangkan perang dengan matanya. Kemampuan matanya dapat membuat lawannya tak berkutik, tapi bahkan Aora tidak pernah percaya dengan cerita itu. Satu-satunya keajaiban yang ia percaya adalah Kuroko Tetsuya.

"Katakan, dimana Tetsuya, zettai wa boku da," ujar Seijuro.

("Katakan, dimana Tetsuya, aku ini mutlak," ujar Seijuro.)

Dream [AkaKuro]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang