Tetsuya mengaduk tehnya bosan. Kenapa perjamuan ini terasa begitu lama. Ini seperti dugaannya, dia akan merasa bosan hanya dalam waktu singkat hanya karena obrolan formal para bangsawan. Bahkan Aora yang sudah terbiasa pun sayup-sayup terlihat akan tertidur nyenyak dengan tangan menumpu wajahnya.
"Bagaimana dengan pernikahan putrimu? Kami tidak akan sabar menantinya," seorang lelaki bangsawan di sana membuka suaranya.
Setidaknya inilah pembicaraan mereka sejak tadi.
"Ah, pernikahan akan dilaksanakan dalam pekan depan," jawab Hatora sambil menampilkan senyum hangatnya.
Di sisi kanan meja dari Hatora, duduk Hikari dan di sisi Hikari duduklah Aora dan Tetsuya. Sementara itu, di hadapan Tetsuya duduk Seijuro dan Masaomi di sebelah Seijuro. Tetsuya melirik ke arah lelaki berambut hitam itu. Kasihan sekali, meski memiliki upah tinggi, bukankah menghadiri aula perjamuan yang memiliki aura mencekam ini tidak pantas untuknya? Jari Tetsuya bergerak mengaduk dan memainkan nasinya. Senda gurau dalam ruangan ini terkesan menyedihkan dan penuh kepalsuan. Tetsuya melirik Aora yang menguap di balik bajunya, berusaha agar bersikap sopan.
"Bagaimana persiapannya? Apakah semua sudah selesai?" Masaomi dengan elegan mengelap bibirnya yang dikotori oleh bumbu dari bebek panggang.
Hidangan di hadapan mereka memang sangat lezat, tapi bagi Tetsuya, pemandangan di luar lebih mengenyangkan.
"Kenapa kita tidak membahas hal lain saja?" Tetsuya berucap dengan malasnya.
Dia memandang kepada seluruh bangsawan yang hadir. Tatapan ayahnya terkesan tidak menyukai usulan itu, tapi Hikari berhasil menghentikan Hatora.
"Apa kau tidak menyukai topik ini?" tanya Seijuro.
Tetsuya menggeleng.
"Pernikahan pasti akan berjalan dengan lancar. Banyak hal lain yang harus dikhawatirkan. Bagaimana dengan masyarakat?" ucap Tetsuya.
Tetsuya melahap sesendok sup ayam yang disediakan oleh koki istana.
"Masyarakat? Kau benar putri, tapi bukankah kami di sini untuk merayakan pertunanganmu?" ujar salah satu wanita bangsawan dengan senyum hangatnya.
Tetsuya menghela nafasnya. Dia muak dengan semua kepura-puraan ini. Tatapannya kembali merasa bosan sementara Aora yang sudah mulai beradaptasi mulai banyak mengeluarkan suaranya. Tetsuya mengaduk-aduk sup dingin yang ada di mangkuknya. Entah sudah berapa lama ruangan ini dipenuhi pembicaraan para bangsawan. Hingga ketukan pintu membuat Tetsuya menegakkan tubuhnya. Tetsuya menoleh menatap orang yang baru saja diijinkan masuk.
"Satsuki?" gumamnya penasaran.
"Maafkan kelancangan hamba, Yang Mulia. Hamba membawa pesan dari pengawal bahwa ada yang bersikeras untuk menemui Tetsuya-sama," ujar Satsuki sambil membungkuk.
Hatora mengerutkan keningnya tanda tak suka. Dia menoleh memandang Tetsuya yang menggeleng tak tahu apapun.
"Pergilah. Dan cepat kembali. Kalau ini hanya akal-akalanmu untuk kabur, jangan harap esok kau bisa kabur lagi," ujar Hatora pelan pada Tetsuya.
Tetsuya menghela nafasnya.
"Baik Ayah," gumamnya.
Tetsuya berdiri dari duduknya. Dia membungkuk pamit pada para bangsawan untuk mengikuti Satsuki. Di sisi lain, Seijuro mengerutkan keningnya tidak suka.
"Maaf, bolehkah saya menyusulnya?" tanya Seijuro.
Perasaannya mengatakan ini ada hubungannya dengan Touou. Sialan. Ia menggertakkan giginya merasa tidak sabar menunggu jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream [AkaKuro]✅
Fanfic[DISCLAIMER] KnB (Kuroko no Basket) character ©Tadatoshi Fujimaki Dream idea ©Vintashi401 [WARNING] Shounen-ai, yaoi, mpreg, homophobic get out! Setting waktu di masa tentang Kaisar tapi imajinasi sendiri, completed === Apakah arti dari sebuah mimpi...