Seijuro memandang pemandangan yang dihiasi sinar matahari. Keadaannya telah membaik hari ini, tentu saja terimakasih pada Tetsuya. Seijuro menggigit bibirnya keras. Ia menyentuh kepalanya yang tiba-tiba terasa pening.
"Aku tidak bisa jatuh cinta padanya," desis Seijuro.
Mata merahnya melirik tangannya. Ketika ia melihat tanda api biru di tangannya kian menghilang, matanya melebar. Bagaimana bisa? Tanda ini seharusnya tidak bisa menghilang.
"Arara? Sei-kun sudah bangun?" Tetsuya yang baru masuk segera berlari kecil ke arah Seijuro.
Dia meletakkan nampan yang ia bawa dan membungkukkan badannya untuk melihat Seijuro.
"Apa kepalamu terasa sakit? Berbaring saja lagi," ucap Tetsuya.
Seijuro menggeleng sedikit. Dia menarik Tetsuya dan menyibak poni Tetsuya sehingga Tetsuya terkejut bukan main.
"Sei-kun apa yang kau lakukan?" seru Tetsuya kaget.
Fakta mengejutkan lainnya, tanda Tetsuya juga semakin memudar. Seijuro menghela nafasnya.
"Tidak, tidak ada," ujar Seijuro.
Tetsuya mengusap keningnya. Dia memberengut bingung.
"Ayo makan dulu," ucap Tetsuya.
"Menu hari ini kau buatkan apa?" tanya Seijuro.
Oh lihat, bukankah sekarang mereka telah terlihat seperti sepasang suami istri? Tetsuya membuka penutup makanannya. Aroma lezat dari sup miso dan nasi berlauk yakiniku membuat perut Seijuro berbunyi. Seijuro mendengus. Kenapa perutnya tidak pernah setuju untuk menjaga harga diri?
"Mungkin sifat tsundere Paman Shin beralih padamu," Tetsuya bergumam dan mengedikkan bahunya tak peduli.
Seijuro menukikkan alisnya tajam.
"Aku bukan tsundere," bantah Seijuro.
"Kalau begitu kau yandere," dan sebelum Seijuro menjawab, Tetsuya sudah memasukkan sesendok nasi dan sup itu ke mulut Seijuro hingga Seijuro tersedak.
"Panas! Tetsuya itu panas!!" jerit Seijuro dengan mulut penuh.
"Sei-kun jorok, nasimu mengenai wajahku," omel Tetsuya sambil mengusap wajahnya yang terkena nasi semburan Seijuro.
Seijuro kembali akan menjawab, namun melihat Tetsuya sudah kembali bersiap memasukkan sendok ke dalam mulutnya seperti akan memasukkan bola basket, dia segera menutup mulutnya. Seijuro membukanya sebagai tanda agar Tetsuya bisa kembali menyuapinya. Dan itulah yang Tetsuya lakukan. Selama beberapa saat, mereka hanya saling diam hingga Seijuro berhasil menghabiskan makanannya.
"Waktunya obat!" seru Tetsuya dengan mata berbinar.
"Kau suka melihatku tersiksa ketika minum obat itu ya?" tuduh Seijuro.
Tetsuya terkesiap dan segera memalingkan wajahnya.
"Tidak," jawab Tetsuya.
Seijuro menunjuk Tetsuya dengan kesal dan melebarkan matanya.
"Bohong!" seru Seijuro.
"Urusai Sei-kun!!!" omel Tetsuya dan segera memasukkan obat itu ke dalam mulut Seijuro.
Seijuro tersedak karenanya.
"Pahit..." ujat Seijuro suram.
"Ini," Tetsuya menyodorkan segelas teh yang wangi.
Seijuro menyambarnya dan segera meminumnya. Matanya memandang lurus ke arah Tetsuya. Untuk sekilas, Tetsuya bisa melihat senyum tulus itu lagi dari bibir Seijuro.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream [AkaKuro]✅
Fanfiction[DISCLAIMER] KnB (Kuroko no Basket) character ©Tadatoshi Fujimaki Dream idea ©Vintashi401 [WARNING] Shounen-ai, yaoi, mpreg, homophobic get out! Setting waktu di masa tentang Kaisar tapi imajinasi sendiri, completed === Apakah arti dari sebuah mimpi...