Seijuro mendudukkan dirinya di kursi yang disediakan. Dia memandang Hatora dengan tatapan sedih. Menunduk merasa bersalah atas tindakannya.
"Kita harus menemukan Tetsuya," ujar Hatora.
"Ya, akan kukerahkan pengawalku untuk mencarinya," jawab Masaomi.
Di sisi lain, Aora yang masih menunduk kemudian mengepalkan tangannya. Kenapa ini terjadi? Tidak mungkin Tetsuya melakukan hal yang dikatakan Seijuro.
"Nii-chan tidak pernah menolak pernikahan ini!" Aora tidak lagi tahan.
Ia memukul meja dengan kuat. Menatap Seijuro dengan mata berlinang air mata.
"Tetsu-nii tidak akan pernah kabur! Dia bukan pengecut!" jerit Aora.
Seijuro merusut. Tatapannya menyendu. Dia menunduk, namun Aora yakin dia melihat seringai tipis samar di wajah tampan itu. Tubuhnya menggigil. Apa ini? Daiki benar. Lelaki ini dipenuhi kutukan.
"Aora! Jaga ucapanmu!" Hatora berseru dingin.
Aora menggigit bibirnya. Tadi, ketika ia menemukan Seijuro tergeletak dengan Nigou yang mengerang kesakitan, dia bisa melihat sobekan kain yang senantiasa menutupi tubuh penuh luka Tetsuya. Tidak mungkin seorang kakak yang selalu melindunginya itu kabur dari masalah ini. Aora menghempaskan badannya duduk kembali.
"A-aku minta maaf... seharusnya aku tidak memaksanya menikahiku," ujar Seijuro dengan nada sedih.
Hatora menggeleng. Dia menghela nafasnya kemudian memijit pelipisnya.
"Dia tidak akan pergi jauh dengan tubuhnya yang lemah," ujar Hatora
Kemudian, Hatora menatap Aora dengan tatapan tajamnya.
"Beritahu, kemana Kakak kembarmu itu pergi," titah Hatora.
"Aku tidak tahu! Kemungkinan terbesarnya dia pasti ke Touou kan? Selama ini kau memisahkan kami!" teriak Aora marah.
Amarah yang selama ini terpendam dalam dirinya meluap begitu saja. Aora berbohong jika dia mengatakan tidak tahu kemana Tetsuya pergi. Di kota ini, satu-satunya tempat yang selalu Tetsuya kunjungi ketika dalam masalah adalah rumah Kagami Taiga. Tapi, Aora tidak akan memberitahunha. Hatora tersentak dengan tatapan Aora. Dia menyayangi anak-anaknya. Tapi, dia juga harus tegas. Dia menggelengkan kepalanya.
"Baiklah kalau tidak ingin memberitahu," Hatora memandang Seijuro, "Apa kau punya rencana?"
Seijuro yang ditatap hanya menunduk. Bayangan yang tercipta dari poninya menggelapkan matanya dan tidak bisa terlihat dengan jelas.
"Lebih baik kita cari saja di sekitar lebih dulu," ucap Masaomi.
Masaomi menepuk pundak Seijuro. Dia mengangguk mengerti apa yang dipikirkan putranya.
"Aku akan ikut mencarinya," ucap Seijuro.
Terlihat bahwa ia mengalirkan air mata. Namun, Aora percaya pada Daiki. Semua tentang lelaki merah ini adalah palsu.
"Kalau begitu aku ikut denganmu!" seru Aora.
Matanya memancarkan kebencian. Seijuro suka melihatnya. Mata yang sama dengan mata yang dilihatnya pada Tetsuya. Dia menyeringai senang. Rencananya berhasil. Aora mengepalkan tangannya kuat. Mengingat semua yang telah dilakukan Tetsuya untuknya. Jika ia membiarkan Seijuro menemukan Tetsuya sekarang, maka selamanya ia akan merasa bersalah. Bibir Seijuro bergerak tanpa suara. Namun, Aora berhasil menangkap perkataan dari iblis berjubah malaikat di depannya.
"Aku akan mendapatkannya. Kena kau gadis bodoh."
[夢を見る]
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream [AkaKuro]✅
Fanfiction[DISCLAIMER] KnB (Kuroko no Basket) character ©Tadatoshi Fujimaki Dream idea ©Vintashi401 [WARNING] Shounen-ai, yaoi, mpreg, homophobic get out! Setting waktu di masa tentang Kaisar tapi imajinasi sendiri, completed === Apakah arti dari sebuah mimpi...