[8]

2.9K 314 18
                                    

Cahaya pagi memasuki kamar Tetsuya. Matanya perlahan terbuka. Kepalanya pening dengan ingatan memburam. Dia menghela nafasnya. Sepertinya dia terlalu lama berada di luar.

"Tetsu-kun, kau sudah bangun?" Satsuki tiba-tiba saja berada di depan Tetsuya dengan nampan di tangannya.

Tetsuya menghirup aroma lezat ayam panggang dan sup jagung kesukaannya. Dia memandang Satsuki dengan tatapan bertanya-tanya.

"Kaisar hanya ingin kau berada di kamarmu sampai hari pernikahan," ujar Satsuki seolah tahu yang dipikirkan oleh Tetsuya.

Satsuki meletakkan nampan itu di meja kecil di sebelah kasur Tetsuya yang biasa digunakan Tetsuya untuk menyambut tamu di kamarnya. Tetsuya berdiri. Kakinya terasa lemas. Ini aneh. Tapi, tak ambil pusing ia segera duduk bertumpu lutut di hadapan Satsuki.

"Kaisar sangat mengkhawatirkanmu tahu," ujar Satsuki.

Tetsuya hampir menyemburkan air yang ada di mulutnya ketika Satsuki mengatakan hal imajiner itu. Mana mungkin ayahnya mengkhawatirkannya?

"Semalam Seijuro-sama menemukanmu tertidur dengan pakaian tipis di gazebo. Apa kau sudah gila?" tanya Satsuki kesal.

"Aku tidak ingat pernah tertidur di sana," ujar Tetsuya dengan tatapan bingung.

Satsuki menghela nafasnya.

"Bagaimana kau bisa ingat kalau kau saja tidak sadar, baka!" seru Satsuki kesal kemudian menggembungkan pipinya.

Tetsuya meringis. Dia mulai memakan dalam diam. Seketika itu mengingatkannya akan sesuatu.

"Kemana Sei-kun?" tanya Tetsuya.

"Seijuro-sama sudah kembali ke Rakuzan. Dia menitipkan pesan kalau akan kembali dalam dua hari lagi dan menginap di sini semalam. Lalu kau akan tinggal di Rakuzan hingga sebelum pernikahan," ucap Satsuki.

Satsuki melihat perubahan wajah Tetsuya. Bukan perubahan menjadi senang yang ia lihat. Ia hanya melihat kesedihan di wajah Tetsuya.

"Tetsu-kun, jangan berpikiran untuk keluar," ucap Satsuki sambil mengupas apel.

Bahkan para pelayan yang ada di sana pasti akan menganggap Tetsuya dan Satsuki memiliki hubungan spesial jika bukan karena pertunangan dengan seorang Akashi. Tetsuya mengedikkan bahunya. Dia memandang ke jendela. Mengukir senyum tipis karena memikirkan rencana agar bisa keluar.

"Perhatian! Aora-sama telah tiba!" suara itu menyentak Tetsuya.

Dia menatap Satsuki debgan tatapan tajam sekaligus kesal.

"Apa? Bukan aku yang menaruh pengawal di depan pintu kamarmu," protes Satsuki.

Begitu pintu terbuka, seorang gadis berpakaian sederhana masuk.

(Anggap aja matanya biru ^^)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap aja matanya biru ^^)

"Ao-chan ada apa?" tanya Tetsuya kemudian berdiri.

Dream [AkaKuro]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang