The more I see the past
The more my heart is erratic
But a ray of light in my soul
When I see your smile~" "
Setelah sarapan pagi bersama keluarga berjalan dengan lancar, karna pada saat di meja makan resto hotel Freya tidak banyak berbicara. Dan disini, pada taman hotel yang asri mereka tengah menikmati secangkir coffee. Sembari menyeruput coffee di pagi hari ini, mereka terlihat sangat menikmati semilir angin yang begitu menyejukkan pikiran. Terkecuali Freya yang memilih menikmati semilir angin dengan berjalan kesana kemari memandangi bunga-bunga berwarna menarik.
"Bagaimana dengan Della?" Dean, Ayah Darrell menatap Daniel dengan penuh tanya. Darrell yang berada disamping Ines hanya dapat mendengar saja, karna pria itu tengah sibuk mengawasi istri kecilnya dari kejauhan.
"Aku akan mengkerahkan seluruh bodyguard untuk mencarinya." Jawab Daniel membuat Dean menggelengkan kepala tak setuju.
"Aku tak yakin jika cara itu akan dapat menemukan Della. Putri kau pintar, dia akan dengan mudah melacak semua bodyguard kau. Aku menyarankan kepadamu, biarkanlah, beri Della waktu. Akan ada saatnya Della pasti akan menemui kalian dan menjelaskan semuanya."
Setelah mempikirkannya sebaik mungkin, Daniel akhirnya menyetujui perkataan Dean. Karna keegoisanya kepada Della yang harus belajar setiap waktu, Della yaitu putri sulungnya lebih memilih menyelesaikan permasalahannya seorang diri membuat Daniel merasa sangat bersalah.
Darrell yang memilih tempat duduk disamping Ines terlihat sangat sibuk memantau Freya yang berlari kesana kemari.
Ines tersenyum diam-diam mendapati Darrell yang tengah memberikan perhatian kecil kepada putri bungsunya. "Mamah yakin hubungan kalian akan berjalan dengan lancar, walau sifat kalian sangat bertolak belakang." Ines mengikuti arah pandang Darrell.
"Mamah harap kamu dapat menerima Freya walau kalian menikah karna perjodohan.." Ines tersenyum melambaikan tangan kearah Freya yang tersenyum dari kejauhan.
"Kamu mau tahu kenapa Freya sangat manja seperti anak berumur lima tahun?"
Darrell beralih memandangi Ines yang mulai sekarang telah menjadi sosok ibunya setelah statusnya berubah sejak kemarin.
"Awalnya Mamah mengira akan memiliki putri hanya satu. Ternyata, setelah Della berumur sembilan tahun Mamah hamil lagi. Perbedaan umur Della dengan Freya memang jauh, hal itu membuat Della selalu memperhatikan Freya."
"Apa kamu masih mengingatnya waktu kalian berumur 12 tahun dan Freya berumur tiga tahun?"
Darrell tersenyum tipis menanggapi perkataan Ines. Darrell tentu saja masih sangat mengingatnya. Dahulu ibunda Darrell sering mengunjungi mansion Barren untuk bertemu Ines yang merupakan sahabat beliau sejak menikah dengan Dean yang terlebih dahulu bersahabat dengan Daniel. Kemana sang Ibunda pergi, Darrell akan selalu ikut membuat Darrell dekat dengan Della.
"Freya manja karna Della sangat memanjakkannya. Apa kamu masih mengingatnya saat Freya demam? Freya menangis karna melihat kalian menyantap ice cream. Dan pada saat itu juga Mamah marah karna Della malah memberi Freya ice cream..."
Ines tertawa menimbulkan kerutan pada ujung mata. Kenangan dahulu memang sangat indah dan mereka sangat tak menyangka bahwa Darrell akan berakhir bersama Freya.
"Mamah yakin Freya tak mengingatmu, karna kamu juga ikut membuatnya demam waktu itu. Ice cream milik Della habis dan kamu memberikan sisa ice cream kamu kepada Freya..."
Ines kembali tertawa memandangi kembali Freya yang tengah melambaikan tangan dari kejauhan, lalu pembicaraan pun selesai kala sosok yang tengah dibicarakan berjalan kearah mereka.
"Nak, hari ini kamu akan pindah ke mansion?" Tanya Dean menatap putra satu-satunya tengah memandangi Freya yang berjalan kearah mereka.
Darrell menganggukkan kepala menyetujui pertanyaan Dean. Hari ini ia harus membawa semua barang-barangnya menuju mansion pribadinya, karna selama ini ia lebih memilih tinggal di apartment seorang diri. Mansion itu adalah hasil usaha Darrell yang membangunnya dari awal tanpa bantuan Dean sedikit pun.
"Apa, Mansion!? Tidak! Aku tidak setuju! Aku tak ingin tinggal di mansion lagi!" Tolak Freya keras menatap Darrell yang mengernyitkan dahi.
Tentu saja Freya tak ingin tinggal di mansion, karna sedari kecil ia hanya tinggal dirumah besar milik Daniel. Ia ingin merasakan hal baru dengan tinggal di apartment tanpa pantauan orangtua, karna memang sedari dulu Freya selalu dilarang oleh orangtuanya untuk tinggal seorang diri.
"AKU TIDAK MAU DARRELL!" Tekan Freya dengan wajah imutnya yang kesal, mengabaikan para orangtua yang tertawa geli melihat interaksi pasangan baru dihadapan mereka.
Freya tidak merasa takut seperti kebanyakan remaja yang berakhir menikah secara terpaksa. Biasanya mereka akan menjaga sikap sebaik mungkin dan kasar dibelakang. Freya sangat lah tak menyukai hal yang seperti itu. Ia akan bersikap seperti biasa tanpa harus dibuat-buat terlebih dahulu ketika akan bertemu orangtua. Saat kesal Freya akan tidak segan-segan berteriak kepada Darrell walau dihadapannya terdapat para orangtua, seperti saat ini.
Darrell menghembuskan nafas melihat kelakuan Freya yang sangat labil. Darrell tentu saja tidak menyetujui permintaan Freya yang menginginkan tinggal di apartment. Karna mansion tersebut merupakan hasil usahanya sendiri yang kelak akan ditempati oleh dirinya ketika sudah menikah.
"Saya tidak setu___"
"Saya juga tidak setuju!" Tekan Freya membalas Darrell hingga pria itu tak dapat berbicara lagi.
"Mereka sangat serasi." Bisik Dean kepada Daniel yang menatap Freya, putri kecilnya yang telah berani memetong perkataan Darrell.
Melihat Darrell yang hanya diam saja membuat Freya berspekulasi jika pria dingin dihadapannya ini menyetujui keinginannya.
"Mah aku ingin Tiger bersamaku."
Ines menganggukan kepala menuruti keinginan putri bungsunya."Tiger?" Darrell menatap Freya yang berdiri dihadapannya tengah melipat tangan diatas dada.
"Hm kucing kesayanganku."
"Apartment saya melarang adanya binatang." Balas Darrell yang tiba-tiba kembali berbicara menggunakan 'saya'.
Freya menatap menyelidik kepada Darrell. "Jangan-jangan kau tak berani dengan kucing?"
"Kalau begitu semua kucingku akan kubawa ke apartment!" Tambah Freya menatap Darrell yang berwajah datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Freya
RomanceJika aku tidak menggantikan posisi kak Della, mungkin aku telah menjadi model papan atas. ~ FREYA BERREN LEE Semenjak dia hadir dikehidupanku hari-hariku yang damai berganti menjadi hari yang penuh kekesalan. ~ DARRELL DAMITRI __________ Berkat dia...