chapter 10

51 21 0
                                    

Don't matter what you do
Don't matter what you say
but baby i just can't stay mad at you

" "

Cahaya matahari terik di siang hari ini menerangi kediaman keluarga Barren. Sosok gadis dengan tatanan rambut acak-acakan terlihat baru saja menutup pintu kamar bercat putih. Gadis itu merutuki dirinya sendiri karna selalu terbangun di siang hari, walau yang ia rasakan sebenarnya adalah ada rasa lega karna tubuhnya terasa bugar kembali.

Freya menengoki ruang makan dari lantai atas, hal itu ia lakukan karna langkahnya terasa berat hanya untuk berpijak pada anak tangga yang berjumlah puluhan. Lagi dan lagi ia mendapati keadaan meja makan dalam keadaan kosong, pertanda jika keluarganya telah menyelesaikan sarapan tanpa dirinya. Freya pun melangkahkan kaki kembali, mengarah kepada pintu bercat putih yang berada disebrang kamarnya yang juga memiliki pintu berwarna sama.

Tok tok tok

Kali ini ia tak ingin mendapati Della yang mengamuk hanya karna dirinya masuk tanpa seizin dari si nyonya kamar, maka dari itu dengan penuh kesabaran Freya menunggu pintu bercat putih itu terbuka.

"KAK DELLA!!" Teriak Freya disertai gendoran pada pintu yang menggembu-gembu karna setelah sepuluh menit lamanya ia menunggu, pintu itu tak kunjung terbuka. Bukankah Della membutuhkan Freya, namun mengapa jadi Freya yang terlihat seolah-olah membutuhkan Della.

Merasa kesal, Freya pun mengarahkan pegangan pada knop pintu. Dengan persiapan penuh Freya berhitung didalam hati untuk menarik pintu kamar Della. Namun ditengah-tengah hitungan tiba-tiba tubuhnya tertarik kedalam.

Pintu kamar bercat putih itu akhirnya terbuka namun yang membukanya bukanlah Freya, melainkan adalah sosok pria berwajah tampan yang telah menarik ganggang pintu hingga membuat Freya terhuyung kedalam sebuah dada bidang. Freya meneguk ludah kasar. Tangannya yang bergetar berusaha mengeratkan bathrobe pelindung tubuhnya yang hanya memakai pakaian dalam. Perlahan Freya mendongakkan kepala hingga pandangan mereka bertemu dalam jarak yang sangat dekat.

"Freya!"

Seperkian detik setelah mendengar sebuah teriakan melengking yang sudah tak asing lagi, Freya segera mendorong dada bidang tersebut hingga menciptakan jarak diantara mereka.

"Mamah! Ma-mamah salah lihat! Tadi__

Freya mencoba untuk berpikir berusaha mencari sebuah alasan, namun sayang Ines terlebih dahulu menangkap raut Freya yang terlihat seperti meragukan.

"Apa yang sudah kamu perbuat kepada kakakmu? Buat apa kamu berkeliaran hanya menggunakan bathrobe? Baju kurang bahan kamu kemana hah? Tak sopan sekali!" Tekan Ines melewati Freya dan tak lupa mendaratkan sebuah cubitan maut pada bokong Freya.

Freya meringis tertahan memandangi Ines yaitu sang ibu menghampiri Darrell yang berwajah datar.

"Kau tak papa nak?" Tanya Ines lembut disertai husapan pada lengan Darrell yang menundukkan badan hormat.

"Saya tidak apa-apa." Darrell memberikan sebuah senyuman kepada Ines.

"Freya! Cepat minta maaf kepada kakakmu!" Ines berbalik menatap tajam kearah Freya, lalu berbalik kembali manatap Darrell dengan wajah ramahnya.

"Kakaku siapa lagi Mah?" Freya menatap bingung kearah Ines yang melototkan mata.

"Siapa lagi kalau bukan Darrell! Darrell sebentar lagi akan menjadi suami Della!" Tekan Ines sekali lagi membuat Daniel yang berdiri diambang pintu menggeleng-gelengkan kepala.

Freya menghembuskan nafas kasar menerbangkan pony yang tiba-tiba menjadi layu. Tanpa mereka sadari dibalik tembok membentang terdapat Della yang tengah menahan tawa akibat menyaksikan pertengkaran ibu dan anak.

Married FreyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang